Wagub Aceh, Fadhlullah foto bersama dengan peserta dan tamu undangan acara Simposium Ekonomi: Kolaborasi PWI-BSI Mendukung UMKM Aceh di Lant...
Lentera24.com | BANDA ACEH - Kolaborasi antara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh dan Bank Syariah Indonesia (BSI) menghadirkan energi baru bagi pengembangan UMKM di Aceh.
Dalam Simposium Ekonomi yang digelar di Aula Lantai 8 Gedung Landmark BSI, Kamis 24 April 2025, sebanyak 50 wartawan dari berbagai media termasuk Ketua dan Sekretaris PWI se-Aceh berkumpul untuk membahas peran media dalam mendukung penguatan ekonomi daerah.
Acara ini turut dihadiri para pejabat penting di Aceh, di antaranya Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, Regional CEO BSI Aceh Wachjono, serta para kepala dinas dan pimpinan lembaga terkait.
Hadir juga mitra kerja PWI seperti Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal, Kadis Kominsa Aceh Marwan Nusuf, Dirut PT PEMA Mawardi Nur, Kadis Koperasi dan UMKM Aceh Azhari yang sekaligus menjadi narasumber dalam acara simposium.
Hadir juga perwakilan Kadin Aceh, perwakilan DPMPTSP Aceh, perwakilan Wali Kota Banda Aceh dan perwakilan Bupati Aceh Besar. Kehadiran mereka menandai pentingnya sinergitas antara media, pemerintah, dan sektor perbankan serta swasta dalam mendorong pertumbuhan UMKM Aceh.
Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran oleh Qari Internasional asal Aceh, Ustaz Takdir Feriza, yang kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne Aceh.
Pengawasan Media
Ketua PWI Aceh Nasir Nurdin dalam laporannya menekankan pentingnya pengawasan media terhadap alokasi dana pembiayaan UMKM, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh.
“Kami para wartawan dari seluruh kabupaten/kota ini akan menjadi mata dan telinga masyarakat. UMKM harus tumbuh, tapi dana yang besar itu juga harus tepat sasaran,” kata Nasir Nurdin.
Ia juga menyatakan bahwa PWI siap menjadi mitra strategis BSI untuk menyukseskan program UMKM, sekaligus menyerahkan barisan wartawan Aceh sebagai garda terdepan pemberitaan ekonomi yang akurat dan edukatif.
Itu sebabnya, Ketua PWI Aceh berharap nantinya akan terbentuk satu grup wartawan yang punya kemampuan menulis berita-berita ekonomi, agar setiap kebijakan dari perbankan tidak menimbulkan kepanikan bagi masyarakat.
"Kami menyerahkan kawan-kawan kami dari lintas media untuk menjadi mitra strategis BSI khususnya untuk memantau perkembangan UMKM di Aceh. Kami juga mohon dukungan dari Pak Wagub," kata Nasir.
Penyaluran KUR
Sementara itu, Regional CEO BSI Aceh Wachjono, dalam presentasinya menyampaikan bahwa BSI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melampaui target pemerintah.
Dari penyaluran tersebut, sektor perdagangan menyerap 47%, terbanyak jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Diikuti oleh pertanian sebesar 27%, dengan Banda Aceh dan Aceh Besar sebagai penerima terbanyak.
Wachjono sangat berterima kasih atas berbagai pemberitaan media massa di Aceh selama ini, yang terus memberitakan berbagai informasi penting dari BSI kepada masyarakat Aceh.
Ia sangat mengapresiasi peran dari para wartawan yang terus mengedukasi masyarakat mengenai berbagai kebijakan perbankan demi pengembangan ekonomi.
“Mudah-mudahan acara ini membawa keberkahan bagi kita semua,” ucap Wachjono.
Wagub apresiasi PWI dan BSI
Sedangkan Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Fadhlullah, yang hadir mewakili Gubernur Aceh Muzakir Manaf, pada kesempatan itu juga memberikan apresiasi tinggi kepada BSI dan PWI.
Wagub Fadhlullah menegaskan bahwa peran wartawan menjadi kunci arah pembangunan dan ekonomi Aceh ke depan. Menurutnya, saat ini Aceh sedang menapaki jalur strategis menuju kemandirian ekonomi.
“UMKM ini tercantum dalam visi misi kami. Ke depan, seluruh perusahaan yang beroperasi di Aceh juga harus membuka rekening di Aceh. Ini bagian dari strategi kedaulatan ekonomi daerah,” ujar Fadhlullah dalam pidatonya.
Di hadapan Ketua dan Sekretaris PWI se-Aceh dan puluhan wartawan lintas media, Wagub menjelaskan bahwa kekayaan letak geografis Aceh yang sangat strategis, ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal.
"Padahal, semua jalur penerbangan dan kapal harus melewati Aceh. Dari segi letak geografis, seharusnya kita tidak boleh miskin,” kata Dek Fadh --sapaan akrab Wagub Aceh.
Dek Fadh juga mengkritisi pola ekonomi lama yang terus merugikan Aceh, terutama dalam industri kelapa sawit.
“Ada 70 perusahaan PKS di Aceh, tapi CPO-nya selalu dibawa ke Medan. Setiap hari truk-truk itu merusak jalan kita. Kita rugi, semua masih ditentukan oleh Medan,” ungkapnya.
Namun, kini mulai muncul harapan di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf-Fadhlullah (Mualem-Dek Fadh).
“InsyaAllah dalam waktu dekat, kita akan putus ranting ketergantungan itu. Kita ingin Aceh ekspor langsung dari tanahnya sendiri,” lanjut Dek Fadh, penuh optimisme!
Selain penguatan infrastruktur ekonomi, Fadhlullah juga menyinggung rencana investasi besar dari Mubadala, perusahaan asal Uni Emirat Arab. Ia menyebut investasi ini akan membuka babak baru bagi pembangunan industri dan lapangan kerja di Aceh.
“Dengan kehadiran Mubadala, kita berharap insyaallah nantinya akan lahir investasi yang benar-benar menguntungkan rakyat Aceh,” harapnya.
Wagub Aceh berharap simposium ini menjadi momen sinergitas antara PWI Aceh dan BSI, untuk menjadikan wartawan sebagai pengawas independen atas jalannya pembiayaan UMKM di seluruh Aceh.
Dengan semangat kolaboratif dan visi kemandirian ekonomi yang semakin terang, Aceh kini melangkah menuju babak baru pembangunan ekonomi yang lebih berdaulat dan berkeadilan.[]L24.Sai