Azizah Tunirrahma Semester 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Keluarga adalah pondasi...
Lentera24.com - Keluarga adalah pondasi utama seorang individu yang dimana manusia pertama kali belajar tentang cinta, empati dan nilai-nilai moral. Namun, tidak semua keluarga menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seseorang. Kekerasan fisik, verbal maupun emosional sering terjadi belakangan ini. Kekerasan dalam rumah tangga seringkali menjadi masalah utama dalam berumah tangga, data menunjukkan bahwa perempuan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan ini. Kekerasan tidak hanya berdampak kepada korban tetapi juga keseimbangan seluruh anggota keluarga. Dalam konteks keluarga, seharusnya rumah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anggota keluarganya. Namun, realitas menunjukkan tidak sedikit perempuan yang justru merasa terancam di tempat seharusnya menjadi pelindung utamanya. Pencegahan KDRT tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga masyarakat dan negara melalui Lembaga penegak hukum. Dengan pendekatan yang komprehensif, keluarga harmonis tanpa kekerasan dapat terwujud.
Pentingnya Komunikasi yang Sehat
Komunikasi adalah kunci utama dalam membangun keluarga yang harmonis. Dalam banyak kasus, kekerasan terjadi karena kurangnya kemampuan anggota keluarga menyampaikan perasaan mereka dengan cara yang tepat. Ketika komunikasi tidak berjalan dengan baik, kesalahpahaman akan terjadi dan memicu terjadinya konflik dan kerenggangan anggota keluarga.
Komunikasi yang sehat memungkinkan setiap anggota keluarga untuk menyampaikan perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau di salahkan. Untuk mencapai sebuah keseimbangan dalam keluarga, anggota keluarga harus mampu menerapkan keterampilan mendengarkan dan membangun suasana di mana setiap anggota keluarga merasa didengar dan dirangkul dengan baik. Dengan komunikasi yang baik, hubungan keluarga menjadi lebih kuat dan serasi, serta risiko kekerasan dapat diminimalkan.
Pendidikan Pranikah Sebagai Fondasi Rumah Tangga Harmonis
Pendidikan pranikah adalah suatu langkah preventif yang sangat penting dalam membangun keluarga yang serasi dan tanpa adanya kekerasan. Sayangnya, banyak sekali pasangan menikah tanpa pemahaman yang cukup mengenai kehidupan rumah tangga seperti suka duka dalam membangun rumah tangga, lika liku dalam rumah tangga dan tantangan dalam berumah tangga. Dalam Pendidikan pranikah, pasangan diberikan pemahaman tentang pengelolaan emosi, komunikasi yang baik, pengelolaan konflik, mempersiapkan calon pengantin secara mental dan fisik, pengelolaan finansial, persiapan umur yang layak untuk menikah serta tanggung jawab sebagai suami dan sebagai istri. Program Pendidikan pranikah juga dapat menjadi kesempatan bagi calon pasangan untuk mendiskusikan tentang nilai dasar yang akan menjadi pedoman dalam keluarga mereka.
Pendidikan pranikah dapat membantu menanamkan pentingnya kesetaraan gender, seperti laki-laki bukanlah yang berkuasa di dalam rumah tangga tetapi mereka adalah kepala keluarga yang artinya tidak bisa bertindak semaunya. Begitupun dengan perempuan, perempuan bukanlah pembantu yang kerjanya terus mengurusi cucian, bersih-bersih dan masak di dapur. Perempuan di dalam rumah tangga berstatus istri bukan pembantu yang artinya mereka bukan hanya bekerja mengurusi rumah, pekerjaan istri bisa di bantu oleh suami dan seterusnya melengkapi, saling menghormati antara pasangan dan saling empati antar pasangan.
Peran Lembaga Penegak Hukum dan Orangtua dalam Pencegahan KDRT
Lembaga penegak hukum memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan dan penanganan KDRT. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia menjadi pelindung hukum utama untuk melindungi korban dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Selain melindungi para korban, Lembaga ini harus memberikan efek jera bagi pelaku agar hal seperti ini tidak terjadi lagi dan memberikan pelajaran bagi pelaku untuk tidak melakukan hal yang sama lagi. Selain pelaku, hal ini juga memberikan efek takut dan jera bagi laki-laki yang melakukan kekerasan sehingga mereka takut untuk melakukan hal yang melanggar hak asasi seseorang. Hal lain yang bisa dilakukan selain hukuman adalah memberikan edukasi dan pencegahan melalui kampanye edukasi tentang hukum terkait KDRT dan memberikan Pendidikan mengenai hukum terkait kasus kekerasan di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Peran orang tua juga tidak kalah besar dalam hal ini karena orang tua adalah pemegang kunci terbesar dalam membangun fondasi keluarga yang harmonis. Edukasi yang diberikan oleh orang tua sangat berguna dan diterapkan oleh anak-anaknya kelak ketidak sudah menikah. Orang tua sepatutnya memberikan teladan yang baik bagi anaknya, karena anak-anak cenderung meniru prilaku orang tua mereka. Mengajarkan nilai-nilai kesetaraan kepada anak-anak bahwa laki-laki dan perempuan itu sama derajatnya, tidak ada yang berbeda di antaranya, hanya gender yang berbeda namun di mata hukum, negara dan agama mereka itu semua sama dan harus saling toleransi.
Membangun rumah tanpa kekerasan adalah tanggung jawab Bersama yang memerlukan komitmen dari setiap anggota keluarga. Dengan menciptakan komunikasi yang sehat, menumbuhkan empati dan rasa hormat, serta meningkatkan kesadaran melalui Pendidikan, keluarga dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua anggota keluarganya, Sebuah keluarga yang harmonis tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi anggota keluarganya, tetapi juga berkontribusi pada terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan penuh kedamaian. Oleh sebab itu mari kita mulai perubahan ini dari rumah kita dan orang lain.***