Hendi Tri Sayekti Semester 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Lentera24.com - Penataan tempat du...
Berdasarkan KBBI kebutuhan adalah yang dibutuhkan sedangkan belajar memiliki arti berusaha mendapatkan kepandaian atau ilmu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan belajar merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu.Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan." Berdasarkan pasal tersebut disebutkan bahwa setiap manusia dan warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan secara merata tanpa membedakan status sosial atau yang lainnya. Setiap manusia intinya tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan secara jasmani dan rohani. Pemenuhan kebutuhan tadi artinya syarat mutlak bagi insan untuk melangsungkan kehidupannya pada dunia. Ketergantungan manusia terhadap sumber-asal kebutuhan menggambarkan bahwa kebutuhan akan selalu terdapat sepanjang manusia hayati di global. Tanpa terpenuhinya kebutuhan maka manusia tidak bisa menjalani kegiatan atau kegiatannya sehari-hari salah satu kebutuhan fundamental insan yg absolut harus terpenuhi adalah pendidikan. Setiap orang tua selalu berharap dan menginginkan anak- anaknya bisa mencapai tingkat pendidikan setinggi-tingginya, seluruh itu menjadi bekal bagi anak-anak mereka supaya dapat hidup layak di masa yg akan tiba. tetapi, bepergian hayati seseorang tidak selalu berlangsung menggunakan aman dan lancar. Terdapat kendala serta tantangan yang harus dihadapi menggunakan bekal kemampuan diri.
Empat pilar pendidikan ada dalam Delors Report atau 4 pilar pendidikan menurut UNESCO:
1. Learning to Know
Adalah belajar mengetahui adalah aktivitas untuk memperoleh, memperdalam serta memanfaatkan materi pengetahuan, dominasi materi ialah salah satu hal krusial bagi siswa di abad ke-21. peserta didik jua harus memiliki kemauan buat belajar sepanjang hayat.
2. Learning to Do
Mampu beradaptasi dan beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu belajar berkarya. peserta didik maupun orang dewasa sama- sama memerlukan pengetahuan akademik dan terapan, dapat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, kreatif serta adaptif, serta mampu mentransformasikan seluruh aspek tadi ke pada keterampilan yang berharga.
3. Learning to Be
Keterampilan akademik serta kognitif memang keterampilan yang krusial bagi seorang siswa,namun bukan merupakan satu-satunya keterampilan yang diharapkan. siswa agar sebagai sukses. peserta didik yang memiliki kompetensi kognitif yang fundamental artinya eksklusif berkualitas dan beridentitas.
4. Learning to Live Together
Berbagai bukti memberikan bahwa peserta didik yang bekerja secara kooperatif bisa mencapai level kemampuan yang lebih tinggi Bila ditinjau asal hasil pemikiran serta kemampuan buat menyimpan berita dalam jangka ketika yang panjang dari di peserta didik yg bekerja secara individu (Hermansyah & Muslim, 2020).Kebutuhan belajar siswa pada dasarnya merupakan kebutuhan dari siswa dalam memperoleh pengetahuan dan ilmu. Hal utama yang harus kita bangun dalam membangun kebutuhan belajar siswa dengan cara membangun karakter siswa bahwa belajar itu merupakan hal yang harus kita lakukan. Seperti halnya kebutuhan manusia akan makanan dan minuman, ketika kesadaran siswa sudah terbangun seperti keinginan atas kebutuhan makanan dan minuman maka siswa tersebut sudah paham akan pentingnya belajar.
Berdasarkan Hasil Penelitian dan Analisis Pengaruh tempat duduk Posisi depan terhadap peningkatan Prestasi didik
1. Rata-rata nilai prestasi belajar peserta didik yang duduk di posisi depan meningkat sebesar 25% setelah perlakuan.
2. Peserta didik yang duduk di posisi depan memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi (85%) dibandingkan dengan peserta didik yang duduk di posisi lain (60%).
3. Aktivitas belajar peserta didik yang duduk di posisi depan lebih tinggi (80%) dibandingkan dengan peserta didik yang duduk di posisi lain (50%).
Tempat duduk posisi depan mempengaruhi konsentrasi dan perhatian peserta didik, sehingga meningkatkan prestasi belajar. Motivasi belajar yang lebih tinggi pada peserta didik yang duduk di posisi depan disebabkan oleh peran guru yang efektif dan interaksi sosial yang lebih baik. Aktivitas belajar yang lebih tinggi pada peserta didik yang duduk di posisi depan disebabkan oleh kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi yang lebih banyak.
Penataan tempat duduk memiliki peran yang mendukung bagi keberlangsungan belajar siswa. Dengan demikian, proses belajar menjadi lebih menarik, tidak monoton, dan melibatkan siswa hal ini disesuaikan pula dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Maka dari itu guru harus mempersiapkan dengan baik, siswa juga bisa diajak dalam pengaturan ini agar siswa merasa memiliki kelas yang akan digunakan untuk belajar.Tempat duduk artinya pada sekolah formal biasanya berupa fasilitas, benda atau barang yang dapat digunakan siswa sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Penataan tempat duduk disesuaikan dengan kondisi siswa baik berbentuk Panjang, pendek, rendah ataupun tinggi, sehingga siswa dapat merasa nyaman dalam menggunakannya ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengelolaanya di kelas penataan tempat duduk sebaiknya diubah dan berganti sesuai dengan tujuan dan metode pembelajaran berlangsung, hal ini akan menambah motivasi belajar siswa dan siswa pun akan merasa nyaman dan tenang dalam belajar. Winataputra Menyebutkan bahwa pengaturan yang besar dalam proses belajar siswa. Loisell (dalam Winataputra, 2003) Mengemukakan 7 bentuk pengelolaan tempat duduk dalam kelas yaitu:
Formasi Huruf U
Adalah susunan dimana tempat duduk siswa membentuk huruf U menghadap ke guru yang berada di tengah sehingga jarak interaksi semua siswa pada guru adalah sama. Keuntungannya adalah: perhatian semua siswa sama, guru dapat memonitor semua siswa dengan baik, komunikasi antar siswa menjadi lebih baik. Sementara kelemahannya adalah: lebih banyak peluang untuk munculnya kegaduhan, pada belajar individual lebih banyak kemungkinan adanya gangguan dari teman sebelah, dan sulit untuk bekerja dalam kelompok kecil.
Kelas Tradisional
Adalah susunan dimana siswa duduk satu-satu dalam beberapa baris menghadap guru dan papan tulis atau layar. Pesan utama susunan ini adalah otoritas guru sebagai pemberi pelajaran. Keuntungannya adalah: guru mudah bergerak ke masing-masing tempat duduk siswa, siswa mudah melihat guru, masing-masing siswa tidak saling mengganggu dan guru mudah memantau siswa memperhatikan atau tidak. Adapun kelemahan susunan ini adalah: siswa sulit belajar dalam bentuk kelompok, siswa tidak saling melihat dalam diskusi, siswa di bagian belakang sering berkurang perhatiannya.
Formasi Corak Tim
Adalah susun dimana kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang sama rata, dimana siswa duduk melingkar di dalam masing-masing kelompok. Susunan ini menunjukkan bahwa keutamaan kelas adalah berdiskusi membangun pengetahuan bersama. Keuntungan susunan ini adalah: guru dapat mudah berinteraksi dengan kelompok atau personal, siswa lebih mudah belajar dalam kelompok, para siswa dapat saling melihat dan berdiskusi. Adapun kelemahannya adalah: meminta perhatian semua siswa pada guru agak sulit karena ada siswa yang tidak menghadap guru, guru agak sulit memonitor pemahaman keseluruhan siswa.
Meja Konferensi
Penataan tempat duduk bergaya konferensi dilakukan dengan menempatkan. meja persegi panjang yang dikelilingi kursi. Pengaturan ini ideal diterapkan pada kegiatan pembelajaran yang membutuhkan diskusi mendalam secara umum di kelas. Pada penataan tempat duduk ini interaksi siswa akan berjalan dengan baik, namun memiliki kelemahan kurang baik jika kondisi belajar dalam presentasi secara langsung.
Lingkaran
Kemungkinan interaksi dapat terjalin dengan baik dalam model lingkaran ini dan memudahkan siswa agar bisa duduk saling berhadapan.
Susunan Chevron
Bentuk chevron ini membuat proses belajar dengan sudut pandang baru, sehingga proses belajar bisa fokus dan menyenangkan. Serta mengurangi jarak antara siswa lainnya dengan guru.
Auditorium.
Bentuk auditorium ini hubungan antara guru dan siswa lebih erat dalam praktik belajarnya, sehingga dapat mengurangi rasa bosan bagi siswa.
Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa program penataan posisi tempat duduk yang dilakukan dengan cara penunjukkan secara langsung dapat digunakan dalam penelitian ini. Hasil pelaksanaan program penataan posisi tempat duduk yang ditunjuk secara langsung ini dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik yang diteliti, namun perubahan tersebut belum bersifat signifikan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik yang sering berjalan-jalan dikelas saat proses pembelajaran berlangsung.***