Engicyera Naura Anbarablesca Swastika Semester 1, Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang ...
Lentera24.com - Ketiadaan peran ayah atau yang sering disebut dengan fatherless menggambarkan situasi seorang anak yang tumbuh tanpa keterlibatan atau kehadiran seorang ayah. Ketiadaan peran ayah ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perceraian, perpisahan, kematian, atau ayah yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan emosional, psikologis, dan sosial anak. Tetapi dengan adanya figur lain yang menggantikan peran ayah, dapat membantu anak mengatasi kesulitan tersebut. Kejadian ini juga menekankan pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter anak.
Dalam era modern, peran ayah semakin kompleks. Selain mencari nafkah, ayah juga diharapkan aktif terlibat dalam pengasuhan anak. Keterlibatan ayah yang seimbang dalam kehidupan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Hubungan yang erat antara ayah dan anak merupakan investasi jangka panjang bagi keluarga. Ikatan emosional yang kuat antara keduanya mampu memberikan rasa aman dan bahagia bagi anak, serta menjadi fondasi bagi hubungan sosial yang sehat di masa depan.
Peran Ayah Berpengaruh dalam perkembangan anak
Peran ayah sangat berpengaruh untuk pertumbuhan anak mulai dari kecil hingga dewasa. Karena banyak yang menyebutkan bahwa ayah adalah cinta pertama seorang anak. Apabila seorang anak kekurangan atau bahkan kehilangan peran ayah, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi anak.
Kehilangan Dukungan Emosional
Ayah berperan penting dalam memberikan rasa aman dan nyaman pada anak. Kasih sayang dan perhatian dari ayah membuat anak merasa dicintai dan dihargai. Dukungan emosional yang konsisten dari ayah juga membantu anak untuk menjadi lebih percaya diri, dapat mengelola emosi secara baik, dan dapat tangguh dalam menghadapi tekanan dan kesulitan hidup.
Kesulitan Membentuk Identitas Diri
Hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak. Khususnya anak laki-laki, yang
cenderung meniru perilaku dan sikap ayahnya. Hal ini membuat ayah memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Karena jika tidak ada peran ayah akan menimbulkan kesulitan dalam mengekpresikan diri, kesulitan dalam memahami apa yang benar dan salah, serta mengembangkan disiplin diri. Terlebih ketika beranjak dewasa terkadang beberapa anak merasa kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain, karena kurangnya pengalaman dalam berinteraksi.
Kurangnya Bimbingan Sosial dan Nilai
Sosok ayah seringkali berperan sebagai pembimbing sosial bagi anak. Ia mengajarkan anak tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain, norma-norma sosial, serta nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan. Tanpa kehadiran ayah, anak dapat mengalami kesulitan dalam berinteraksi, lemah dalam mengambil keputusan, seorang anak dapat mengalami masalah seperti kecemasan, depresi, dan perilaku menyimpang. Selain itu anak akan kesulitan untuk berkata jujur, hilangnya rasa tanggung jawab dan empati.
Pengaruh Terhadap Prestasi Akademik
Ketiadaan sosok ayah atau kurangnya keterlibatan ayah dalam kehidupan anak dapat berdampak signifikan pada prestasi akademiknya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya sumber motivasi dan dorongan bagi anak untuk berprestasi. Tanpa dukungan ini, anak mungkin merasa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu, ayah dapat membantu anak menetapkan tujuan jangka panjang dan memberikan arahan untuk mencapainya. Ketiadaan sosok ayah dapat membuat anak merasa kurang memiliki arah dalam hidupnya, termasuk dalam hal pendidikan.
Kesulitan Menghadapi Tantangan Hidup
Tanpa sosok ayah sebagai panutan, anak mungkin merasa kesulitan dalam mengambil keputusan, terutama dalam situasi yang sulit. Harga diri yang rendah dapat berdampak pada kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan, sehingga sang anak cenderung menghindari risiko dan tantangan baru. Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi, terutama kemarahan, yang dapat berdampak pada hubungan sosial dan kehidupan sehari-hari dan dapat memicu perasaan cemas dan depresi.
Namun, ada berbagai solusi yang dapat diterapkan untuk meminimalisir dampak negatif dan membantu anak tumbuh sehat dan bahagia. Dengan cara, mencegah adanya perceraian, meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak, menciptakan lingkungan yang damai bagi pertumbuhan anak, memberi peran pengganti yang berperilaku baik, tidak terburu buru untuk menikah. Hal tersebut dapat membantu mencegah adanya fatherless.
Kehilangan peran seorang ayah merupakan suatu hal yang penuh tantangan, namun juga memberikan kesempatan untuk menemukan kekuatan baru dalam diri. Meskipun peran tersebut tak dapat digantikan, kenangan, ajaran, dan cinta yang ditinggalkan akan selalu menjadi bekal berharga untuk terus maju.***