R Rahmadani Salindri Sugiono Mahasiswa Semester 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Ak...
R
Lentera24.com - Akhir-akhir ini sedang marak tren ‘childfree.’ Istilah childfree sendiri merupakan keputusan suatu individu untuk tidak memiliki anak entah itu anak kandung, adopsi, atau anak tiri. Keputusan ini biasanya banyak dipilih dari pihak perempuan yang sudah menikah karena banyak pertimbangan seperti ingin memiliki Pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya tapi karena sudah menikah jadi sedikit tertunda. Alasan lain mungkin karena merawat anak memerlukan biaya yang cukup banyak dan ditanggung seumur hidup ( mencakup Kesehatan jasmani dan rohani, Pendidikan yang layak, dan kebutuhan atau bahkan keinginan anak yang seiring berjalannya waktu akan semakin banyak). Dengan memilih childfree maka kestabilan keuangan yang mereka bangun sebelum maupun sesudah menikah akan lebih baik lagi, mereka bisa memfokuskan keuangan tersebut dengan investasi jangka Panjang yang bisa menjamin masa tua mereka.
Di Indonesia sejak bulan November kemarin di kabarkan sebanyak 70.000 wanita Indonesia memutuskan untuk tidak ingin memiliki anak. Tren childfree ini membuat Indonesia berisiko mengalami pengurangan populasi pada generasi yang akan datang. Selain itu, dikhawatirkan kesejahteraan perempuan (atau bahkan keluarga itu sendiri) berpotensi jadi tanggung jawab negara.
Jadi sebenarnya keputusan untuk memiliki anak tidak seburuk yang banyak orang zaman sekarang bayangkan. Dari perspektif sosial sendiri keputusan untuk memiliki anak justru dinilai sebagai pelengkap bagi masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat yang sampai sekarang masih menerapkan mindset ‘anak adalah ladang rezeki,’ memiliki anak dianggap malah bisa meneruskan generasi, menjaga keseimbangan antar generasi dan memang sudah bagian dari tradisi / kebudayaan dari masyarakat sekitar itu sendiri. Alasan lain adalah anak sebenarnya juga bisa jadi investasi emosional masa tua orang tuanya. Konteksnya disini adalah anak dianggap bisa bertanggung jawab untuk membantu orang tuanya di masa tua, entah dalam bentuk bantuan ekonomi atau dengan merawat kebutuhan fisik karena tidak selamanya orang tua perlu bantuan materi.
Selain alasan-alasan pendukung dari banyak perspektif social budaya ataupun personal, alasan lain agar wanita tidak meneruskan tren childfree ini adalah risiko penyakit reproduksi. Semua memang tergantung pada kondisi fisik, mental, dan gaya hidup individu itu sendiri, namun sebagian besar wanita yang memilih untuk childfree akan berisiko mengalami penyakit seperti kanker ovarium dan kanker payudara sebab tidak mengalami ‘jeda hormonal’ dari kehamilan dan menyusui atau bisa karena faktor lingkungan dan gaya hidup yang kurang sehat seperti pola makan yang kurang baik dan kurangnya aktivitas fisik.***