HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kesetaraan Ekonomi : Mimpi atau Kenyataan yang Bisa Dicapai?

Anggina Zahra Salsabilla, Semester 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan Lentera24.com - Dalam...

Anggina Zahra Salsabilla, Semester 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan


Lentera24.com - Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, kesetaraan ekonomi menjadi isu sentral yang patut diperhatikan. Di tengah kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, kesenjangan antara kaya dan miskin semakin lebar, menciptakan ketidakadilan yang mengganggu stabilitas sosial. Banyak negara berupaya menciptakan sistem ekonomi yang adil, namun tantangan yang dihadapi sangat kompleks. Sementara beberapa wilayah menikmati kemakmuran, banyak individu dan kelompok masih terpinggirkan, tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan mendalam: apakah kesetaraan ekonomi ini hanyalah mimpi yang sulit dicapai, ataukah ada kemungkinan nyata untuk mewujudkannya? Beberapa negara telah berhasil menerapkan kebijakan yang mendukung redistribusi kekayaan dan pengurangan kesenjangan, tetapi apakah langkah-langkah ini cukup? Dengan mengeksplorasi berbagai faktor yang memengaruhi distribusi kekayaan—seperti pendidikan, akses terhadap teknologi, dan kebijakan pemerintah—kita dapat memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi.

Di sisi lain, perubahan sosial dan ekonomi yang cepat menawarkan peluang untuk menciptakan struktur yang lebih inklusif. Inisiatif-inisiatif seperti program pelatihan keterampilan, kewirausahaan, dan investasi dalam infrastruktur sosial dapat menjadi kunci untuk mengatasi ketidaksetaraan ini. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk mengevaluasi apakah kesetaraan ekonomi adalah tujuan yang realistis, yang dapat dicapai melalui usaha bersama, atau sekadar harapan yang jauh dari kenyataan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, kita dapat membangun visi yang lebih jelas mengenai masa depan ekonomi yang lebih adil dan merata bagi semua.

Salah satu contoh nyata di Indonesia yang mencerminkan perdebatan mengenai kesetaraan ekonomi adalah program Keluarga Harapan (PKH). Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan sosial kepada keluarga kurang mampu, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup dan akses mereka terhadap pendidikan serta kesehatan. Meskipun PKH telah membantu jutaan keluarga, kesenjangan ekonomi masih tetap ada.

Di sisi lain, perkembangan ekonomi digital di Indonesia juga menunjukkan potensi untuk menciptakan kesetaraan. Banyak pelaku usaha mikro dan kecil mulai memanfaatkan platform online untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka yang sebelumnya terpinggirkan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik. Namun, akses terhadap teknologi dan pendidikan digital masih menjadi hambatan bagi banyak orang, terutama di daerah terpencil.

Dari dua contoh ini, kita dapat melihat bahwa meskipun ada upaya nyata untuk menciptakan kesetaraan ekonomi, tantangan yang dihadapi masih besar. Kesetaraan ekonomi di Indonesia bisa menjadi kenyataan, tetapi memerlukan kebijakan yang lebih efektif dan dukungan untuk kelompok yang terpinggirkan. ***