HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Evolusi Dinamika penggunaan ChatGPT : bagaimana seharusnya respons kita?

Sigit Novriyanto Semester 1 Fakultas Teknik  Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com Sebagai mahasiswa teknik informatika, menurut sa...

Sigit Novriyanto
Semester 1 Fakultas Teknik 
Universitas Muhammadiyah Malang


Lentera24.com Sebagai mahasiswa teknik informatika, menurut saya saat ini perkembangan internet tidak dapat dihindari dan terus membawa inovasi baru. Beberapa inovasi di bidang internet menjadi salah satu aspek yang banyak muncul, salah satunya adalah kemunculan ChatGPT.

ChatGPT, singkatan dari Generative Pre-trained Transformer, adalah chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset asal Amerika yang bergerak di bidang AI. ChatGPT berbeda dengan search engine seperti Google, Bing, dan Yahoo! yang muncul di tahun 1996–2000-an. ChatGPT lebih kompleks, menggabungkan Big Data dengan algoritma yang terus belajar dari kesalahan sebelumnya.

Selain itu, ChatGPT juga menjadi inovasi yang mendukung sektor pendidikan dan penelitian. Dalam dunia pendidikan, ChatGPT dapat digunakan untuk memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh pelajar mengenai topik-topik tertentu, membantu mereka menyusun tugas, hingga memberikan simulasi soal dan jawaban untuk melatih pemahaman. Dalam penelitian, ChatGPT mampu membantu peneliti dalam menganalisis data, menyusun abstrak, dan bahkan memberikan masukan awal untuk penyusunan proposal penelitian. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk menghemat waktu dalam mencari informasi yang relevan, sehingga mereka dapat fokus pada proses analisis dan pengambilan keputusan.

Namun, di balik kelebihan tersebut, terdapat tantangan besar yang perlu diatasi. Salah satunya adalah masalah bias data. ChatGPT mempelajari data dari berbagai sumber di internet, termasuk informasi yang mungkin mengandung bias atau tidak akurat. Hal ini berisiko menghasilkan jawaban yang dapat memperkuat stereotip atau misi informasi. Oleh karena itu, pengguna harus tetap kritis dan melakukan verifikasi terhadap informasi yang diberikan oleh ChatGPT.

Kemunculan ChatGPT juga menimbulkan pertanyaan etis tentang pengaruhnya terhadap dunia kerja. Di satu sisi, teknologi ini dapat menggantikan pekerjaan yang bersifat repetitif, seperti layanan pelanggan atau penulisan konten dasar. Di sisi lain, hal ini juga memicu kekhawatiran akan pengurangan lapangan kerja di sektor-sektor tertentu. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengantisipasi dampak teknologi ini dengan meningkatkan keterampilan sumber daya manusia agar dapat bersaing di era digital.

Dengan adanya perkembangan yang pesat ini, ChatGPT menjadi contoh nyata bagaimana AI terus berkembang dan berintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, adaptasi yang bijak tetap diperlukan agar manfaat teknologi ini dapat dirasakan secara optimal tanpa mengabaikan potensi dampak negatif yang mungkin muncul.

Walaupun ChatGPT akan selalu berkembang, teknologi ini akan selalu memiliki perbedaan pendapat di masyarakat. Beberapa kelebihan (pro) dan kekurangan (kontra) akan dijelaskan berikut ini.

Kelebihan dari ChatGPT meliputi kemampuannya memberikan jawaban yang simple dan sederhana, penggunaan bahasa yang hampir menyerupai bahasa manusia, dan jawaban yang telah disortir berdasarkan sumber Big Data. Selain itu, kemudahan mencari informasi menjadi aspek yang paling ditonjolkan oleh teknologi ini. ChatGPT juga mampu menyelesaikan beberapa rumus matematika logika kompleks, penyajian rumus Excel, dan pemaparan makalah atau paper, yang menjadi daya tarik utama bagi banyak pengguna.

ChatGPT juga memiliki kekurangan. Teknologi ini dapat membuat kalangan akademisi terbiasa dengan jawaban instan, yang berpotensi menurunkan kemampuan analisis dan berpikir kritis. Selain itu, retorika dalam penyusunan makalah atau skripsi sering disalahgunakan dengan menggunakan ChatGPT, sehingga menimbulkan kekhawatiran terkait etika akademik.

Etika dalam pertanyaan dan jawaban sering kali hanya berbasis pada hasil ChatGPT, tanpa mempertimbangkan proses berpikir yang mendalam. Potensi ketergantungan pada teknologi juga menjadi isu serius, karena pengguna dapat kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.

Sebagai kesimpulan, teknologi berbasis AI seperti ChatGPT memiliki kelebihan dan kekurangan yang tergantung pada penggunanya. Pengguna yang bijak dapat memanfaatkan teknologi ini sebagai alat bantu yang efektif, tetapi harus tetap mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan tidak terlalu bergantung pada teknologi.***