HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dilema Para Perempuan Yang Harus Mengambil Peran Ganda

Zabrina Aulia Farand  Semester 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sumber foto: hbr.org Lentera24.com -...

Zabrina Aulia Farand 
Semester 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sumber foto: hbr.org

Lentera24.com - Dilema untuk meninggalkan anak sendirian di rumah, sering dialami oleh para orang tua. Di zaman modern ini, banyak perempuan yang sudah berkeluarga namun tetap melanjutkan karirnya demi memenuhi kebutuhan keluarga maupun sebagai bentuk aktualisasi diri. Hal ini memunculkan tantangan besar bagi para ibu. Khususnya peran ganda yang diambil , kerap menimbulkan dilema. Mereka harus tetap professional dalam bekerja meski kebutuhan anak harus tertunda untuk dipenuhi. Akibatnya, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga menjadi rumit.

Peran ganda merupakan perempuan yang mempunyai dua pekerjaan yang dilakukan dengn satu waktu yaitu bekerja di rumah dan bekerja di luar. Para perempuan yang mengambil peran ganda, sering mengalami tekanan antara fokus bekerja sekaligus memberi perhatian dan kasih sayang pada anak. Ditambah dengan stereotype masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak, tidak perlu bekerja. 

Konsep peran ganda perempuan seringkali menimbulkan kebingungan karna stereotype-streotype negatif dari masyarakat, juga menghambat peran perempuan yang bekerja di luar. Banyak perempuan yang berhenti bekerja agar lebih fokus untuk mengurus anak. Cukup laki-laki saja yang berperan sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah utama. Hal ini menekankan perempuan untuk mengubur cita-citanya. Dengan stereotype tersebut, justru dapat berdampak pada keuangan suatu keluarga yang pemasukan keuangannya kurang. Hal ini menunjukkan bahwa peran ganda adalah hal yang tak mudah untuk dilakukan, perempuan-perempuan harus pandai mengatur waktu serta menjalankan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Setiap ingin bekerja, tentu saja harus mendahulukan urusan rumah tangga dan kebutuhan anggota keluarga agar mereka bisa fokus bekerja di luar tanpa memusingkan hal lain. 

Walau begitu, tidak semua orang menerapkan stereotype tersebut, khususnya di wilayah perkotaan. Zaman semakin maju, perempuan dan laki-laki bisa bekerja dalam satu tempat tanpa diskriminasi gender. Di wilayah perkotaan, banyak yang sudah menerapkan kesetaraan gender. Apalagi perempuan yang sudah berkeluarga bisa ikut berkarir seperti yang dilakukan oleh laki-laki. Para ibu bisa bekerja sambil mengurus anaknya dengan menitipkan di daycare.

Namun, tak banyak daycare yang bisa dipercaya. Daycare yang sudah ada di zaman modern, tidak menjamin keamanan dan keselamatan anak serta biaya yang ramah di kantong. Banyak usaha daycare tak berizin disinyalir beroperasi di kota. Sehingga para ibu kurang percaya terhadap daycare untuk menitipkan anak mereka, sehingga mau tak mau harus mengurus pekerjaan dan anak sekaligus. Keresahan tentang “daycare abal-abal” semakin melunjak di perkotaan. 

Dengan melakukan dua peran sekaligus, membuat para ibu mengorbankan kesehatan pribadinya. Dini hari mereka harus bangun lebih awal untuk mengurus keluarga. Lalu, setelah urusan keluarga sudah terpenuhi, mereka langsung berangkat bekerja hingga waktu yang tak tentu. Kemudian mengurus keluarga lagi setelah para ibu bekerja. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik sang ibu. 

Meski perempuan harus berkarir demi memenuhi kebutuhan keluarga, selama mereka mampu dan berkomitmen serta diberi dukungan, tentu akan menyejahterakan perempuan-perempuan yang mengambil peran ganda. Contohnya dengan mengizinkan membawa anak saat bekerja atau dibangun daycare di tempat bekerja agar sang ibu tidak gelisah saat sedang sibuk bekerja. Demi kelancaran perempuan dalam mengambil peran ganda, perlu untuk menghilangkan stigma negatif dari masyarakat agar masyarakat dapat memahami peran ganda para perempuan. ***