HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

DI BALIK DUKA: DAMPAK PSIKOLOGIS YANG TAK TERLIHAT DARI TRAGEDI PENERBANGAN

Nesa Ariska Mahasiswi Semester 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Lentera24.com - Di balik deretan ang...

Nesa Ariska Mahasiswi Semester 1
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Lentera24.com - Di balik deretan angka korban jiwa dalam tragedi kecelakaan pesawat, tersimpan duka mendalam yang tak terukur. Setiap nyawa yang hilang adalah kehilangan yang tak tergantikan bagi keluarga dan orang-orang terdekat. Di balik puing-puing pesawat yang hancur, tersimpan luka batin yang jauh lebih dalam dan kompleks. Kecelakaan pesawat bukan hanya sekadar peristiwa tragis yang merenggut nyawa, namun juga meninggalkan trauma mendalam yang sulit disembuhkan. Terdapat duka mendalam yang dialami oleh keluarga korban kecelakaan pesawat. Kehilangan anggota keluarga secara mendadak dan tragis merupakan pukulan emosional yang sangat berat. Kehilangan ini tidak hanya menyisakan kesedihan semata, namun juga memicu berbagai reaksi psikologis.

Salah satu dampak psikologis yang paling umum adalah duka cita yang mendalam. Kehilangan orang yang dicintai, terutama dalam situasi yang tak terduga dan penuh kepedihan, dapat menyebabkan perasaan kehilangan yang sangat mendalam dan berkepanjangan. DUKA CITA ini seringkali disertai dengan perasaan sedih, marah, bersalah, dan hampa yang sangat intens.

Selain duka cita, keluarga korban juga berisiko mengalami trauma. Trauma yang dialami dapat berupa gangguan stres pasca-trauma (PTSD). PTSD dapat muncul akibat menyaksikan kejadian traumatis, seperti kecelakaan pesawat, atau akibat kehilangan orang yang dicintai dalam peristiwa tersebut. Trauma akibat kehilangan orang yang dicintai dalam kecelakaan pesawat dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan keluarga korban. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, gangguan konsentrasi, dan perubahan pola tidur. 

Trauma psikologis tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Seperti yang diteliti oleh WHO, individu yang mengalami trauma kronis memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai penyakit fisik, termasuk penyakit jantung dan gangguan pencernaan. Penting untuk diingat bahwa setiap individu bereaksi terhadap trauma dengan cara yang berbeda. Beberapa orang mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih dibandingkan dengan yang lainnya. Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga profesional sangat penting untuk membantu mereka mengatasi trauma dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari.

Sebagai masyarakat, kita perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan mental keluarga korban. Dengan memberikan dukungan psikologis yang memadai, kita dapat membantu mereka melalui masa-masa sulit ini dan mencegah terjadinya komplikasi psikologis yang lebih serius di kemudian hari. Kecelakaan pesawat adalah pengingat akan kerapuhan hidup. Kejadian ini mendorong kita untuk lebih menghargai setiap momen yang kita miliki bersama orang-orang terkasih. Mari kita belajar dari peristiwa ini dan menjadikan tragedi ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan penerbangan serta memberikan dukungan kepada mereka yang terdampak.***