HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dampak Migrasi terhadap Struktur Sosial di Suatu Daerah

Anisa Nur Rohmah Mahasiwi Semester 1  Fakultas Ilmu sosial dan politik, Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Migrasi, baik yang ...

Anisa Nur Rohmah Mahasiwi Semester 1 
Fakultas Ilmu sosial dan politik, Universitas Muhammadiyah Malang


Lentera24.com - Migrasi, baik yang berskala internal maupun internasional, merupakan fenomena sosial yang telah berlangsung sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika pembangunan masyarakat. Perpindahan individu atau kelompok dari satu wilayah ke wilayah lain tidak hanya melibatkan aspek fisik, tetapi juga membawa perubahan signifikan pada berbagai dimensi kehidupan masyarakat, termasuk struktur sosial, ekonomi, dan budaya. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pencarian peluang ekonomi yang lebih baik, pendidikan, konflik, perubahan iklim, dan kebijakan pemerintah.

Dalam konteks internal, migrasi di Indonesia kerap terjadi dari desa ke kota, atau dari daerah terpencil menuju pusat-pusat ekonomi. Sementara itu, migrasi internasional, seperti tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, turut memengaruhi struktur sosial di tingkat lokal maupun nasional. Migrasi semacam ini tidak hanya berdampak pada daerah tujuan tetapi juga meninggalkan dampak mendalam pada daerah asal, baik berupa penguatan ekonomi keluarga melalui remitansi maupun perubahan struktur demografi.

Migrasi juga memengaruhi cara masyarakat berinteraksi, berproduksi, dan berkembang. Di daerah tujuan, kehadiran migran menciptakan keragaman baru yang memperkaya budaya lokal, tetapi juga dapat menimbulkan konflik sosial jika perbedaan nilai dan norma tidak dikelola dengan baik. Di sisi lain, daerah asal kerap menghadapi tantangan akibat kehilangan sumber daya manusia, terutama tenaga kerja usia produktif, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan lokal. Di bawah ini adalah pembahasan mendalam tentang berbagai dampak migrasi terhadap struktur sosial.

1.Perubahan Demografi

Migrasi secara langsung mengubah komposisi penduduk di suatu daerah, baik dari segi jumlah maupun karakteristik sosial.

Pertumbuhan Penduduk: Kedatangan migran dapat menyebabkan lonjakan jumlah penduduk di daerah tujuan, khususnya di perkotaan. Sebagai contoh, Jakarta, sebagai pusat migrasi internal di Indonesia, mengalami pertumbuhan pesat penduduk karena arus migrasi dari daerah pedesaan. Hal ini mempercepat urbanisasi, tetapi juga meningkatkan kepadatan penduduk yang berimplikasi pada tata kota dan perencanaan infrastruktur.

Keragaman Sosial: Migrasi juga memperkaya keragaman sosial di daerah tujuan. Migran membawa identitas budaya, agama, dan bahasa mereka yang berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sebagai contoh, keberadaan komunitas Minang, Bugis, atau Batak di kota-kota besar menunjukkan bagaimana migrasi memperluas spektrum sosial suatu daerah.

Di daerah asal, migrasi dapat menyebabkan depopulasi, terutama jika sebagian besar penduduk usia produktif bermigrasi. Kondisi ini berpengaruh terhadap struktur usia masyarakat dan ketersediaan tenaga kerja lokal. Studi oleh Hugo (2014) menunjukkan bahwa depopulasi di daerah pedesaan Indonesia mengakibatkan menurunnya produktivitas pertanian dan perubahan peran dalam rumah tangga.

2.Dinamika Ekonomi

Dampak ekonomi migrasi terlihat di daerah tujuan dan asal, baik dalam bentuk peningkatan maupun tantangan.

Di Daerah Tujuan 

Migrasi sering kali memperkuat sektor informal di perkotaan. Migran biasanya bekerja di sektor dengan upah rendah seperti konstruksi, perdagangan kecil, atau jasa. Penelitian oleh Suryadarma dan Purnamasari (2020) menunjukkan bahwa sektor informal di kota-kota besar Indonesia banyak didukung oleh pekerja migran dari daerah pedesaan.

Di sisi lain, kehadiran migran menciptakan persaingan dalam pasar kerja, yang dapat menekan upah pekerja lokal, khususnya di sektor yang tidak memerlukan keahlian tinggi.

Di Daerah Asal

Migrasi meningkatkan aliran remitansi (pengiriman uang). Uang yang dikirimkan oleh migran kepada keluarga di kampung halaman sering kali digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan investasi kecil seperti perbaikan rumah atau usaha kecil. Studi Tambunan (2018) mencatat bahwa remitansi berperan penting dalam mengurangi kemiskinan di daerah asal migran di Indonesia.

Namun, ada juga efek negatif berupa berkurangnya tenaga kerja produktif yang dapat memperlambat pembangunan ekonomi di daerah asal.

3.Interaksi dan Konflik Budaya

Migrasi menciptakan ruang untuk pertemuan budaya yang dapat membawa perubahan positif maupun tantangan.

Proses Akulturasi: Dalam banyak kasus, migrasi memunculkan perpaduan budaya yang memperkaya tradisi lokal. Misalnya, makanan khas dari daerah asal migran, seperti sate Padang atau coto Makassar, menjadi bagian dari budaya kuliner kota-kota besar.

Konflik Budaya: Namun, perbedaan budaya juga dapat memicu ketegangan, terutama jika norma dan nilai yang dibawa migran dianggap bertentangan dengan tradisi lokal. Penelitian Subandi (2018) menemukan bahwa migrasi antar pulau di Indonesia sering kali memunculkan konflik, terutama di daerah dengan perbedaan agama atau adat istiadat yang signifikan.

Selain itu, migrasi dapat memunculkan stereotip negatif terhadap migran, seperti anggapan bahwa mereka “mengambil” pekerjaan atau menciptakan tekanan pada fasilitas publik. Kondisi ini mempertegas perlunya kebijakan integrasi sosial yang inklusif.

4.Akses terhadap Sumber Daya

Migrasi membawa tantangan besar terkait distribusi sumber daya di daerah tujuan.

Kesehatan: Kedatangan migran sering kali melebihi kapasitas layanan kesehatan yang tersedia. Di kota besar seperti Jakarta, fasilitas kesehatan menjadi kewalahan menangani pasien, terutama di kawasan dengan permukiman padat penduduk.

Pendidikan: Migrasi internal juga berdampak pada sistem pendidikan. Banyak sekolah di perkotaan mengalami kelebihan kapasitas, yang dapat menurunkan kualitas pembelajaran.

Perumahan: Peningkatan jumlah penduduk akibat migrasi mendorong tumbuhnya permukiman informal, seperti kampung kota atau kawasan kumuh. Kondisi ini sering kali memicu masalah sosial seperti kriminalitas dan kurangnya akses air bersih.

5.Pengaruh terhadap Struktur Keluarga

Migrasi mengubah pola struktur keluarga, baik di daerah asal maupun tujuan.

Di Daerah Asal

Banyak migran meninggalkan keluarga, seperti istri, anak, atau orang tua lanjut usia, untuk mencari penghidupan di kota. Hal ini menyebabkan perubahan peran gender, di mana perempuan sering kali mengambil alih tanggung jawab kepala keluarga.

Anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tua migran sering menghadapi tantangan psikologis dan sosial, seperti kurangnya pengawasan dan perhatian emosional.

Di Daerah Tujuan

Migran sering kali membentuk komunitas baru berdasarkan kesamaan daerah asal. Komunitas ini berfungsi sebagai jejaring sosial yang membantu migran dalam mencari pekerjaan, tempat tinggal, dan dukungan emosional.

6. Pengaruh terhadap Kohesi Sosial

Kehadiran migran sering kali memengaruhi tingkat kohesi sosial di daerah tujuan.

Integrasi Positif: Dalam beberapa kasus, migran berhasil beradaptasi dengan baik dan menjadi bagian dari masyarakat lokal. Ini terjadi ketika ada kebijakan inklusif yang mempromosikan keberagaman, seperti pendidikan multikultural atau program pelatihan bahasa.

Ketegangan Sosial: Namun, ketidakseimbangan dalam distribusi sumber daya atau persepsi negatif terhadap migran dapat menciptakan konflik horizontal.

Kesimpulan

Migrasi adalah fenomena sosial yang kompleks dengan dampak yang beragam terhadap struktur sosial, ekonomi, dan budaya. Sementara migrasi dapat membawa manfaat seperti keragaman budaya dan peningkatan ekonomi, tantangan seperti konflik budaya, tekanan pada infrastruktur, dan perubahan struktur keluarga memerlukan perhatian khusus. Kebijakan pemerintah yang inklusif dan berbasis data menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat migrasi dan memitigasi dampaknya.***

Daftar Pustaka

Hugo, G. J. (2014). “Migration and Development in Indonesia.” Asian Population Studies, 10(1). 

Mulyadi, E., Wibowo, T., & Arifin, Z. (2019). “Dampak Migrasi Internal terhadap Komposisi Sosial di Daerah Perkotaan Jawa.” Populasi, 27(1).

Subandi, S. (2018). “Pengaruh Migrasi Antar Pulau terhadap Dinamika Sosial-Budaya.” Humaniora, 30(2).

Suryadarma, D., & Purnamasari, R. (2020). “Interprovincial Migration and Economic Development in Indonesia.” Economic Development and Cultural Change, 68(3)

Tambunan, T. (2018). “Remittance and Its Impact on Rural Development in Indonesia.” International Journal of Economics and Management Studies.

Wahyuni, T. (2021). “Peningkatan Tekanan Infrastruktur Akibat Migrasi di Sumatera Utara.” Regional Development Planning.