HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kampus Hijau dan Peran Mahasiswa dalam Mendorong Ekosistem Berkelanjutan

Kanzul Athia Mahasiswi Semester 1 Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Le...

Kanzul Athia Mahasiswi Semester 1 Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Lentera24.com - Di era yang semakin terancam oleh perubahan iklim dan krisis lingkungan, upaya menjaga keberlanjutan bumi kini menjadi tanggung jawab semua kalangan, termasuk dunia pendidikan. Kampus-kampus di Indonesia, sebagai tempat berkumpulnya generasi muda yang penuh energi dan ide-ide segar, mulai mempelopori gerakan "kampus hijau." Ini bukan hanya soal penghijauan lingkungan fisik, tapi juga tentang membangun kesadaran ekologis di kalangan mahasiswa, dosen, dan staf kampus.


Sebagai aktor utama, mahasiswa memegang peran penting dalam mendorong ekosistem berkelanjutan di lingkungan pendidikan. Melalui aksi-aksi nyata, dari kegiatan daur ulang hingga kampanye hemat energi, mahasiswa memiliki kekuatan untuk membentuk budaya peduli lingkungan yang bisa menginspirasi sekitar. Namun, sejauh mana sebenarnya peran mereka dalam menciptakan perubahan ini? Dan langkah apa saja yang dapat diambil untuk menjadikan kampus lebih hijau dan berkelanjutan?

Konsep Kampus Hijau

Menurut Buana, Wimala, dan Evelina (2023) dalam jurnalnya Pengembangan Indikator Peran Serta Pihak Manajemen Perguruan Tinggi dalam Penerapan Konsep Green Campus, “Green campus didefinisikan sebagai kampus yang berwawasan lingkungan, yaitu yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan lingkungan ke dalam kebijakan, manajemen, dan kegiatan tridharma perguruan tinggi.”

Kampus Hijau atau Green Campus adalah sebuah konsep yang menerapkan prinsip berkelanjutan pada seluruh aspek kehidupan lingkungan kampus, termasuk kebijakan, pengelolaan, dan kegiatan ketiga undang-undang pendidikan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat). Prinsip-prinsip tersebut antara lain upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, serta menjaga dan memperluas ruang terbuka hijau di kawasan kampus. Kampus Hijau bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat kampus dan lingkungan sekitarnya.

Indonesia menetapkan peringkat kampus hijau dengan mengikuti metode yang digunakan oleh UI Green Metric World University Rangkings (UIGM), sebuah pemeringkatan yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia sejak tahun 2010. Menurut artikel yang diterbitkan oleh Telkom University (2023), pemeringkatan yang dilakukan oleh UI GreenMetric melibatkan enam kriteria utama, yaitu Setting & Infrastructure (SI) sebesar 15%, Energy & Climate Change (EC) sebesar 21%, Waste (WS) sebesar 18%, Water (WR) sebesar 10%, Transportation (TR) sebesar 18%, serta Education & Research (ED) sebesar 18%.

Beberapa kampus di Indonesia telah menerapkan konsep ramah lingkungan dalam pengelolaan dan pengembangan fasilitasnya. Universitas Indonesia (UI) terkenal dengan ruang hijau yang luas dan berbagai proyek ramah lingkungan, seperti penggunaan panel surya di beberapa gedung untuk mengurangi konsumsi listrik konvensional dan sistem pengelolaan sampah terpadu yang mengolah sampah organik menjadi kompos. Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan program Eco Campus yang fokus pada pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, termasuk penggunaan panel surya dan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda dan kendaraan listrik.

Universitas Gadjah Mada (UGM) juga berkontribusi melalui konsep zero-waste, mengembangkan kebijakan untuk mengurangi plastik sekali pakai dan mengelola taman konservasi untuk mendorong pembelajaran mahasiswa dan melindungi keanekaragaman hayati. Sementara itu, Universitas Cerberas Mallet (UNS) menerapkan inisiatif “Kampus Bebas Plastik” untuk mengurangi sampah plastik dan mendorong penggunaan wadah yang dapat digunakan kembali. Fasilitas kampus UNSW juga dilengkapi dengan panel surya dan sistem daur ulang yang memisahkan sampah organik dan anorganik.

Setiap kampus merupakan contoh nyata penerapan kampus hijau di Indonesia. Melalui langkah-langkah tersebut, mereka tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih sehat tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan mahasiswa dan seluruh civitas kampus.

Peran Mahasiswa

Mahasiswa berperan penting dalam membangun budaya ramah lingkungan dan mendorong terciptanya ekosistem kampus yang berkelanjutan. Mahasiswa dapat memanfaatkan semangat dan semangatnya untuk berkontribusi dalam berbagai bentuk, baik melalui organisasi, aksi individu, maupun gerakan lingkungan hidup.

Peran Organisasi Kemahasiswaan

Banyak kampus yang memiliki asosiasi atau komunitas yang fokus pada isu lingkungan, seperti Green Campus Communities, Eco-Youth, atau Nature Lovers Club. Organisasi-organisasi ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk merancang dan melaksanakan program lingkungan seperti promosi daur ulang, pelatihan pengelolaan sampah dan kegiatan konservasi alam. Dengan berpartisipasi dalam organisasi ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya keberlanjutan tetapi juga mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerja tim.

Peran Kesadaran Pribadi

Selain keterlibatan di organisasi, mahasiswa juga bisa berkontribusi melalui perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah sederhana seperti membawa tas belanja sendiri, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan memilih berjalan kaki atau bersepeda, hingga memilih produk ramah lingkungan bisa menjadi contoh kesadaran pribadi yang mendukung ekosistem berkelanjutan di kampus.

Peran Inisiatif dan Kampanye

Mahasiswa juga sering terlibat dalam berbagai inisiatif dan kampanye lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta mengajak seluruh civitas akademika untuk bertindak. Contoh inisiatif ini antara lain adalah kegiatan daur ulang kertas, kampanye hemat energi, aksi menanam pohon, atau sosialisasi mengenai pentingnya memisahkan sampah organik dan anorganik.

Dengan berbagai bentuk peran ini, mahasiswa menjadi motor penggerak dalam menciptakan perubahan nyata di lingkungan kampus. Tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, partisipasi mereka juga membangun generasi muda yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.

Untuk berkontribusi pada ekosistem berkelanjutan di kampus, mahasiswa dapat memulai dengan langkah-langkah sederhana namun berdampak besar, seperti membawa botol minum dan wadah makan sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti bersepeda atau berjalan kaki, serta memisahkan sampah untuk mendukung daur ulang. Selain itu, mahasiswa juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan kampus, seperti menanam pohon atau mengikuti kampanye hemat energi, serta mendukung kebijakan kampus yang ramah lingkungan.

Mewujudkan kampus hijau bukan sekedar mempercantik lingkungan alam, namun juga menciptakan budaya berkelanjutan yang melibatkan seluruh civitas akademika. Kampus hijau merupakan langkah nyata untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan krisis lingkungan hidup. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam kebijakan, administrasi, dan kegiatan dharma pendidikan tinggi, kampus tidak hanya berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan tetapi juga mendidik generasi muda yang peduli dan bertanggung jawab terhadap masa depan planet kita.

Oleh karena itu, pembangunan kampus yang berkelanjutan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja, namun merupakan upaya bersama semua pihak baik siswa, guru, dan staf kampus. Dengan solidaritas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, ramah dan berkelanjutan bagi diri kita sendiri dan generasi mendatang.

Mari kita bergandengan tangan untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan berkelanjutan. Mendukung kebijakan kampus yang mendukung ekosistem hijau dan menjadi bagian dari komunitas yang peduli terhadap masa depan planet kita. Ingat, perubahan besar dimulai dari tindakan kecil kita.

"Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, tetapi meminjamnya dari anak cucu kita." Mari kita pastikan bahwa kita meninggalkan bumi yang lebih baik untuk generasi yang akan datang.***