HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Inventarisasi Aset Pada SD 6 Muhammadyah Malang

Lentera24.com - Pendampingan dalam pengelolaan aset pada lembaga pendidikan dasar memiliki peran penting untuk mendukung keberlanjutan oper...


Lentera24.com - Pendampingan dalam pengelolaan aset pada lembaga pendidikan dasar memiliki peran penting untuk mendukung keberlanjutan operasional dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang dilaksanakan oleh Kelompok 34 Universitas Muhammadiyah Malang. Anggota kelompok tersebut terdiri dari Adinda Fitri Rachmawati, Dela Pramudita dan Hertya Dwi Handayani, yang berasal dari Prodi Akuntansi serta Andrio Ade dan Rahmat Baihaqi dari Prodi meknik mesin Universitas Muhammadiyah Malang serta dibimbing oleh Bapak Tri Wahyu Oktavendi, SE., MSA., selaku Dosen Pembimbing  Lapangan (DPL). 


Adapun tujuannya adalah membantu SD Muhammadiyah 6 Malang dalam melakukan inventarisasi aset serta mendukung penguatan pendidikan karakter Islami. Kegiatan ini dilakukan selama satu bulan, dengan metode deskriptif-partisipatif untuk mendokumentasikan proses pelaksanaan dan hasil dari program kerja. Hasil program meliputi pencatatan aset yang terintegrasi dan pelaksanaan program sosialisasi edukatif yang efektif. Namun, terdapat tantangan berupa keterbatasan fasilitas dan sumber daya yang memerlukan tindak lanjut. Artikel ini bertujuan untuk pengembangan fasilitas serta kolaborasi dengan komunitas lokal untuk memperkuat pendidikan berbasis karakter.

Manajemen aset yang efektif di lembaga pendidikan dasar merupakan elemen krusial untuk menjamin keberlanjutan operasional sekolah. Inventarisasi aset yang baik tidak hanya memastikan pengelolaan yang efisien tetapi juga membantu lembaga pendidikan dalam memenuhi kebutuhan siswa dan guru secara optimal. SD Muhammadiyah 6 Malang, yang terletak di kawasan Mergosono, menghadapi tantangan berupa keterbatasan dalam pengelolaan aset serta fasilitas yang belum memadai. Selain itu, sebagai bagian dari komunitas pendidikan berbasis agama, penguatan pendidikan karakter Islami menjadi salah satu fokus utama dalam pembelajaran.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) merupakan program yang bertujuan mengintegrasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama perkuliahan ke dalam praktik nyata untuk mendukung masyarakat. Dalam konteks ini, Kelompok 34 PMM Universitas Muhammadiyah Malang mengimplementasikan program pendampingan di SD Muhammadiyah 6 Malang dengan dua fokus utama, yakni (1) inventarisasi aset sekolah untuk mendukung pengelolaan fasilitas dan (2) pelaksanaan program pendidikan karakter Islami melalui sosialisasi menabung, cita-cita, dan kerja bakti.

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah deskriptif-partisipatif, melibatkan tim mahasiswa, guru, dan siswa. Metode ini memungkinkan proses pendampingan berjalan dengan baik melalui interaksi langsung antara tim PMM dan komunitas sekolah.

Tahapan kegiatan meliputi:

Survei Awal: Dilakukan pada 2 September 2024 untuk memahami kondisi awal SD Muhammadiyah 6 Malang, termasuk fasilitas, aset yang dimiliki, dan kebutuhan sekolah.

Wawancara: Dialog dengan kepala sekolah, guru, dan staf tata usaha untuk mendapatkan data terkait aset dan tantangan yang dihadapi.

Inventarisasi Aset: Meliputi pencatatan, pengklasifikasian, dan analisis depresiasi aset menggunakan metode manual.

Sosialisasi Edukatif: Kegiatan sosialisasi kepada siswa meliputi topik menabung, cita-cita, dan pentingnya kerja sama melalui pendekatan interaktif.

Evaluasi dan Dokumentasi: Penyusunan laporan hasil kegiatan untuk disampaikan kepada pihak sekolah sebagai referensi pengembangan.

Hasil dan Pembahasan yang kami lakukan 


1.     Inventarisasi Aset Sekolah

Kegiatan inventarisasi aset mencatat total aset yang dimiliki SD Muhammadiyah 6 Malang. Data mencakup jenis aset, tahun perolehan, kondisi, dan nilai depresiasi. Proses ini mempermudah sekolah dalam memahami posisi asetnya dan merencanakan pengadaan atau perawatan di masa depan. Misalnya, beberapa aset seperti komputer di ruang guru dan perpustakaan perlu diperbarui untuk mendukung proses pembelajaran berbasis teknologi.

2.     Sosialisasi Pendidikan Karakter

Kegiatan sosialisasi mendapat respons positif dari siswa dan guru.

Sosialisasi Menabung: Dilaksanakan untuk siswa kelas 2 dan 3, memperkenalkan konsep menabung melalui media visual dan hadiah. Siswa diajak menulis tujuan tabungan mereka, sehingga terinspirasi untuk mulai menabung.

Motivasi Cita-Cita: Melalui kegiatan menggambar dan mewarnai profesi, siswa kelas 1 dan 2 memahami pentingnya memiliki cita-cita. Kegiatan ini juga melibatkan penilaian hasil karya, dengan memberikan penghargaan bagi siswa yang menunjukkan kreativitas tinggi.

Kerja Bakti dan Olahraga: Dilakukan bersama siswa kelas 4, 5, dan 6 untuk memperkenalkan nilai gotong royong dan menjaga kebersihan.

3. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas

Program ini tidak hanya melibatkan siswa tetapi juga orang tua melalui kegiatan pendukung. Orang tua berkontribusi dalam memberikan masukan terkait program sekolah dan turut serta dalam beberapa aktivitas seperti Jumat Bersih. Dukungan dari komunitas lokal, termasuk guru dan staf sekolah, memperkuat kolaborasi yang mendukung keberhasilan kegiatan.

4. Kendala yang Dihadapi

Meskipun secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar, terdapat kendala berupa keterbatasan fasilitas seperti ruang laboratorium komputer yang belum memadai dan perlunya peningkatan alat bantu pembelajaran. Selain itu, keterbatasan waktu menjadi tantangan untuk melaksanakan semua program secara mendalam.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Kelompok 34 PMM Universitas Muhammadiyah Malang di SD Muhammadiyah 6 Malang menunjukkan keberhasilan dalam dua aspek utama, yakni inventarisasi aset dan penguatan pendidikan karakter. 

Proses inventarisasi mempermudah pengelolaan aset sekolah, sedangkan program sosialisasi mendukung penguatan karakter Islami siswa. Dengan melibatkan komunitas sekolah, kegiatan ini berhasil membangun kolaborasi yang baik antara siswa, guru, dan orang tua.

Pengembangan Fasilitas:

Sekolah disarankan untuk mengajukan proposal pengadaan laboratorium komputer dan peralatan pembelajaran modern kepada pemerintah atau pihak swasta melalui program CSR.

Mengoptimalkan fasilitas yang ada dengan memanfaatkan ruang secara multifungsi.

Peningkatan Kompetensi Guru:

Memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengintegrasikan teknologi dan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran.

Kolaborasi dengan Komunitas:

Menggandeng alumni sekolah, komunitas lokal, dan organisasi keagamaan untuk mendukung program-program sekolah, baik dalam bentuk pendanaan maupun pelibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler.[]L24.Red