HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Harapan Generasi Muda Dalam Bidang Pendidikan Pada Kepemimpinan Presiden Baru Di Indonesia

Diva Rizqi Widya Putri  Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Tidar Lentera24.com Sistem pendidikan yang efektif mempengaruhi sumber daya...

Diva Rizqi Widya Putri 
Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

Lentera24.com Sistem pendidikan yang efektif mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) di suatu negara, Sumber daya manusia yang unggul akan menciptakan negara maju dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif dan memperkuat pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Kemajuan suatu negara dalam pendidikan menjadi kunci utama untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik. Dengan sistem pendidikan yang efektif dapat berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan sosial karena adanya pembekalan keterampilan dan pengetahuan.

Generasi muda meyakini bahwa kualitas hidup di masa depan akan semakin meningkat seiring dengan tingginya jenjang pendidikan yang berhasil ditempuh. Karena alasan tersebut, tidak hanya generasi muda, tetapi banyak orang lainnya juga berkeinginan untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Mereka berharap memperoleh gelar atau ijazah dari perguruan tinggi yang dapat membuka peluang untuk meraih posisi, pangkat, atau jabatan yang lebih baik dalam dunia kerja.

Salah satu harapan generasi muda dalam bidang pendidikan di Indonesia pada era kepemimpinan presiden yang baru adalah terlaksananya program makan siang gratis untuk semua peserta didik di seluruh Indonesia. Program ini merupakan janji yang disampaikan oleh presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto. Pemenuhan gizi yang baik untuk mendukung perkembangan otak merupakan hal yang sangat penting, karena berpengaruh pada cara berpikir generasi muda dan kesehatan mereka secara keseluruhan. Asupan gizi ini menjadi faktor utama dalam mendukung kecerdasan generasi penerus bangsa selama menempuh pendidikan di sekolah. Program ini memiliki manfaat penting, yaitu agar siswa mendapatkan setidaknya satu kali makanan bergizi setiap hari. Selain itu, program ini juga berkontribusi dalam mengurangi tingkat kelaparan dan mencegah risiko kekurangan gizi, seperti stunting pada anak-anak.

Terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia yaitu mengenai pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan di Indonesia menjadi salah satu tantangan yang dihadapi untuk memajukan sistem pendidikan, hal tersebut menjadi ketimpangan pendidikan di Indonesia. Di wilayah perkotaan, ketersediaan fasilitas pendidikan lebih memadai, didukung oleh tenaga pengajar yang kompeten dan akses teknologi yang baik. Sebaliknya, kondisi di pedesaan masih dibatasi oleh kurangnya infrastruktur, minimnya tenaga pendidik berkualitas, serta keterbatasan fasilitas pendidikan dan akses jalan yang sulit untuk mencapai sekolah. Dalam tantangan yang terjadi pada ketimpangan pendidikan, generasi muda berharap pada kepemimpinan Presiden baru, dapat mengatasi pemerataan pendidikan di Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan pendidikan seperti yang dialami saat ini.

Program bantuan pendidikan pemerintah Indonesia atau yang disebut Program KIP-K juga mengalami tantangan karena program ini seharusnya ditujukan untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu justru sering kali salah sasaran, salah satunya diberikan kepada mahasiswi yang kerap memamerkan gaya hidup mewah di media sosialnya. Gaya hidup tersebut terlihat dari unggahan foto barang bermerek miliknya, pembelian gadget terbaru setiap kali diluncurkan, hingga aktivitas di tempat hiburan malam. Kasus salah sasaran KIP-K ini bukanlah hal baru, tetapi sudah sering terjadi. Salah satu contohnya terungkap melalui sebuah unggahan di platform X (Twitter) yang mengungkap adanya mahasiswa di salah satu universitas di Semarang, Jawa Tengah, yang tergolong mampu secara finansial tetapi tetap menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah. Dari kasus tersebut , terdapat kasus serupa di berbagai universitas di Indonesia mulai terungkap, menunjukkan banyaknya pihak yang memanipulasi data demi mendapatkan bantuan KIP-K meskipun berasal dari keluarga yang mapan secara ekonomi. Hal ini menuai kritikan generasi muda untuk mendorong pemerintah agar menepatkan sasaran terhadap program bantuan pendidikan tersebut dengan mencari tahu lebih dalam mengenai latar belakang siswa yang berhak untuk mendapatkan program tersebut. ***