Lentera24.com | ACEH TIMUR - Suhu politik di Kabupaten Aceh Timur memanas menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang akan mencap...
Lentera24.com | ACEH TIMUR - Suhu politik di Kabupaten Aceh Timur memanas menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang akan mencapai titik puncaknya pada 27 November mendatang.
Kejadian terbakarnya mobil relawan pendukung Calon Bupati-Wakil Bupati Aceh Timur Nomor Urut 1, H. Sulaiman Tole-Abdul Hamid, membuat suasana menjadi sedikit kurang kondusif.
Hal ini sesuai dengan pemetaan yang dilakukan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) yang memasukkan Aceh, termasuk tingkat kabupaten/kota sebagai daerah kategori rawan konflik di Pilkada serentak 2024.
Diberitakan sebelumnya, mobil Daihatsu Sigra milik Muhammad Nazir (38) diduga dibakar Orang Tak Dikenal (OTK) pada Selasa (19/11) sekitar pukul 04.00 dinihari WIB di Desa Seunebok Buloh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur.
Barisan pendukung Cabup-Cawabup Aceh Timur Nomor Urut 1 yang tergabung dalam Garda Sulaiman-Abdul Hamid (SAH), menyebut bahwa kejadian yang menimpa pendukung mereka itu diyakni merupakan perbuatan yang disengaja, buntut dari Pilkada Aceh Timur.
"Padahal beliau Ketua Jaringan Aneuk Syuhada Daerah III Idi Wilayah Aceh Timur, anak pejuang yang juga korban konflik. Kami mengecam aksi teror serta pembakaran mobil yang dilakukan karena perbedaan pandangan dan pilihan dalam berpolitik," kata Ketua Garda SAH, Mirza Zulhadi dalam keterangannya, Kamis (21 November 2024).
Lebih lanjut, Mirza juga menyayangkan aksi-aksi premanisme yang tumbuh subur di Aceh Timur, setelah sebelumnya sejumlah baliho milik Sulaiman-Abdul Hamid juga dirusak di beberapa daerah.
"Sebelumnya perusakan baliho, sekarang pendukungnya diteror sampai mobilnya dibakar. Beruntung api tidak menjalar ke rumah, bagaimana jika sampai ada korban jiwa?," tanya dia.
Selain meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut, Mirza juga meminta penambahan personil keamanan menjelang hari pemungutan suara, 27 November nanti.
Karena jika kondisi ini tidak disikapi dengan serius, Mirza khawatir ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi saat ini untuk menganggu perdamaian Aceh.
"Kami meminta agar Kapolri melakukan penambahan pasukan ke Aceh Timur. Suasana sekarang sudah tidak lagi kondusif, potensi keributan dan intimidasi harus diminimalisir. Jika keamanan tidak diperketat, maka ditakutkan tindakan-tindakan anarkis akan sampai ke TPS di setiap desa nanti," jelasnya. []L24.Zal