Kepentingan transparansi dalam laporan keuangan telah semakin muncul sebagai topik penting dalam lingkup bisnis dan akuntansi saat ini. Di t...
Kepentingan transparansi dalam laporan keuangan telah semakin muncul sebagai topik penting dalam lingkup bisnis dan akuntansi saat ini. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, kepercayaan investor menjadi sangat berharga bagi perusahaan. Salah satu kunci untuk mempertahankan kepercayaan adalah dengan menyusun laporan keuangan yang jujur, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Namun, seringkali masih ditemukan praktik manipulasi akuntansi dan akuntansi kreatif yang tidak sesuai, yang pada akhirnya mengganggu kepercayaan para pihak yang terlibat.Laporan keuangan yang transparan bukan hanya sebagai kewajiban hukum, tetapi juga sebagai dasar yang kokoh bagi tata kelola perusahaan yang solid (good corporate governance). Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam teori keagenan, transparansi membantu mengurangi konflik antara manajemen (agen) dan pemilik modal (prinsipal).
Ketepatan informasi keuangan memungkinkan para investor untuk memahami situasi keuangan perusahaan dengan lebih baik, termasuk potensi peluang dan risikonya. Saat informasi dalam laporan keuangan sesuai dengan realita, investor bisa menggunakan data yang akurat untuk mengambil keputusan. Sebaliknya, jika informasi ini disalahgunakan, akan terjadi peningkatan risiko keuangan bagi investor serta reputasi perusahaan akan terancam.
Mengapa perlu memperhatikan transparansi dalam laporan keuangan?
Dalam dunia bisnis, laporan keuangan merupakan sarana komunikasi utama antara perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak investor, kreditur, regulator, bahkan para karyawan turut memanfaatkan informasi ini dalam menilai kinerja perusahaan. Karena itulah, kejelasan laporan keuangan sangat penting untuk mempertahankan hubungan yang baik antara perusahaan dan pihak yang berkepentingan. Berdasarkan penelitian oleh Ball, Robin, dan Wu (2003), terungkap bahwa tingkat transparansi dalam pelaporan keuangan di pasar-pasar berkembang cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju.
Hal ini kemudian berdampak pada kurangnya kepercayaan yang dimiliki oleh para investor. Penelitian ini fokus pada pentingnya mengharmonisasikan praktik akuntansi dengan standar internasional guna meningkatkan tingkat kepercayaan.
1. Meningkatkan tingkat kepercayaan dengan menyajikan laporan keuangan yang akurat dan jujur secara konsisten, membuat para investor merasa lebih yakin dalam menanamkan modal mereka. Hal ini dapat meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan investasi baru dan menguatkan hubungan jangka panjang dengan para pemegang saham (Healy and Palepu, 2001).
2. Mematuhi ketentuan: Perusahaan harus mengikuti standar akuntansi internasional yang telah ditetapkan, contohnya International Financial Reporting Standards (IFRS). Pelanggaran terhadap standar ini berpotensi mengakibatkan sanksi hukum yang serius, termasuk denda signifikan dan pencabutan lisensi operasional (Barth, Landsman, dan Lang, 2008).
3. Manajemen Risiko: Kejelasan informasi yang komprehensif membantu manajemen perusahaan untuk mengenali potensi masalah dengan lebih cepat, sehingga memungkinan upaya pencegahan sebelum masalah mencapai tahap kritis (Bushman dan Smith, 2001).
Potensi risiko dalam memanipulasi akuntansi
Meskipun sangat diperlukan, kejelasan laporan keuangan kerap menjadi perjuangan karena adanya dorongan untuk mengubah angka demi keuntungan cepat. Adanya berbagai cara yang dapat digunakan untuk melakukan manipulasi akuntansi. Penyelesaian Pendapatan: Perusahaan mencatat pendapatan lebih awal dari yang seharusnya guna meningkatkan laporan laba.
Penundaan Pengeluaran: Pengeluaran yang seharusnya dicatat pada periode tertentu ditunda demi memperbaiki keuntungan sementara. Mengungkapkan Aset yang Tidak Akurat: Perusahaan secara sengaja memberikan nilai yang terlalu tinggi pada aset untuk menampilkan gambaran keuangan yang lebih baik daripada kenyataannya. Kasus Enron pada awal tahun 2000-an adalah sebuah ilustrasi nyata tentang praktik manipulasi laporan keuangan.
Menurut pandangan Healy dan Palepu (2003), situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya pengawasan dan regulasi agar perusahaan besar tidak mengalami kebangkrutan. Enron telah menggunakan entitas khusus untuk menyamarkan utang mereka dan menampilkan neraca keuangannya dalam kondisi yang lebih baik secara visual. Dampaknya adalah ribuan karyawan menjadi kehilangan pekerjaan, serta investor mengalami kerugian dalam jumlah miliaran dolar.
Cara yang dapat diambil untuk meningkatkan tingkat transparansi
Agar tidak terulang kasus serupa dengan Enron, diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terlibat, seperti perusahaan, regulator, dan auditor. Beberapa solusi yang umumnya telah didukung dalam literatur adalah:
1. Pemanfaatan Teknologi Digital. Penerapan teknologi seperti blockchain dapat membantu dalam mencatat transaksi dengan lebih cepat serta mengurangi potensi risiko manipulasi. Menurut Tapscott dan Tapscott (2016), teknologi blockchain memfasilitasi pencatatan yang aman, transparan, dan tidak dapat diubah, sehingga dapat meningkatkan akurasi dan kepercayaan terhadap laporan keuangan.
2. Pengawasan yang Teliti: Dalam pandangan Dewing dan Russell (2004), regulator disarankan untuk mengintensifkan pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan dengan cara meningkatkan frekuensi audit dan memberlakukan sanksi yang lebih tegas bagi perusahaan yang melanggar regulasi.
3. Pendidikan mengenai Etika dalam Akuntansi: Menurut Jones (2011), penekanan pada pendidikan etika akuntansi sepatutnya diprioritaskan dalam proses pelatihan profesional. Hal ini akan membantu akuntan serta manajer keuangan untuk memahami betapa pentingnya integritas profesional dalam pelaporan keuangan.
4. Meningkatkan Standar Akuntansi. Menurut penelitian Barth, Landsman, dan Lang (2008), harmonisasi standar akuntansi internasional, misalnya IFRS, dapat meningkatkan transparansi dan memudahkan perbandingan laporan keuangan antar negara.
5. Melibatkan para pemangku kepentingan: Beasley dkk. Disarankan pada tahun 2000 agar perusahaan melibatkan audit komite yang independen dan beragam guna meningkatkan pengawasan terhadap pelaporan keuangan.
Keuntungan jangka panjang dari transparansi
Transparansi tak hanya tentang ketaatan pada hukum, melainkan juga memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Studi yang dilakukan oleh Gompers, Ishii, dan Metrick (2003) menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan tata kelola yang baik, seperti transparansi, cenderung menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik dan lebih menarik bagi investor. Misalnya, perusahaan seperti Apple dan Microsoft terkenal dengan laporan keuangan yang jelas dan konsisten. Ini memberikan keyakinan kepada investor bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dikelola dengan baik dan memiliki prospek yang cerah.
Hambatan yang dihadapi di zaman sekarang
Walau telah tercapai banyak kemajuan dalam meningkatkan transparansi, era modern membawa tantangan yang baru. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah semakin kompleksnya model bisnis saat ini. Perusahaan global sering mengalami tantangan dalam mengikuti regulasi akuntansi yang berbeda di setiap negara (Ball, 2006).Selain itu, pertumbuhan tuntutan terhadap pelaporan keberlanjutan juga menambah beban bagi perusahaan.
Penulisan tersebut ditulis oleh Eccles dan rekan-rekannya. Pada tahun 2012, dicatat bahwa perusahaan menghadapi hambatan dalam melakukan pengukuran dampak lingkungan dan sosial dari operasi mereka dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
Kesimpulan
Ketulusan laporan keuangan sangatlah vital dalam mempertahankan keyakinan para investor dan kelangsungan usaha. Di tengah kompleksitas dunia saat ini, penting bagi perusahaan untuk memberikan komitmen dalam menyajikan informasi keuangan yang jujur dan akurat. Mempraktikkan manipulasi akuntansi bisa memberikan keuntungan cepat, namun akan berdampak buruk pada reputasi dan kelangsungan perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.Dengan menerapkan teknologi, melakukan pengawasan yang ketat, memberikan pendidikan etika, serta melibatkan pemangku kepentingan, transparansi laporan keuangan bisa lebih ditingkatkan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Bushman dan Smith (2001), transparansi merupakan faktor utama dalam membentuk pasar yang berjalan dengan efisien dan adil. Pada akhirnya, perusahaan yang mengedepankan transparansi akan mendapatkan kepercayaan investor dan menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.[]
Penulis :
M. Lutfi Ridho Kubangga, mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung