HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Krisis Identitas di Kalangan Generasi Muda: Pentingnya Materi Aqidah di Sekolah

Adinda Hasna Sheleisya, Mahasiswi Semester 1 S2 IPAI FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Lentera24.com - Dalam beberapa dekade terakhir,...

Adinda Hasna Sheleisya, Mahasiswi Semester 1 S2 IPAI FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia


Lentera24.com - Dalam beberapa dekade terakhir, krisis identitas di kalangan generasi muda semakin menjadi perhatian serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Kemajuan teknologi, globalisasi, dan berbagai perubahan sosial telah memengaruhi cara generasi muda memahami diri mereka, lingkungan, serta peran mereka di dalamnya. Dalam konteks ini, hilangnya pegangan nilai-nilai keagamaan yang kokoh, terutama dalam hal aqidah (keyakinan), menjadi salah satu faktor penyebab kebingungan identitas yang dialami oleh banyak anak muda.


Krisis Identitas dan Pengaruh Lingkungan

Generasi muda saat ini sering terjebak dalam perdebatan internal mengenai siapa diri mereka dan di mana posisi mereka dalam masyarakat. Identitas mereka menjadi goyah akibat pengaruh eksternal, seperti media sosial, lingkungan pertemanan, dan tren global. Tekanan untuk mengikuti standar kecantikan, gaya hidup, dan kesuksesan yang diproyeksikan oleh media sosial seringkali membawa mereka jauh dari nilai-nilai fundamental yang seharusnya menjadi pedoman hidup. Hal ini menyebabkan munculnya masalah sosial seperti kecemasan, depresi, dan perilaku destruktif yang dapat merusak masa depan mereka.

Dalam konteks krisis identitas ini, agama memiliki peran penting sebagai pedoman hidup yang memberikan fondasi kuat bagi pemahaman diri. Islam, melalui ajaran aqidah yang kokoh, mengajarkan keyakinan tentang hubungan antara manusia dengan Allah, penciptaan, dan tujuan hidup. Aqidah tidak hanya membentuk keyakinan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menyediakan kerangka untuk berpikir kritis dan memahami peran seseorang di dunia. Oleh karena itu, pendidikan aqidah di sekolah sangat penting untuk membangun karakter dan nilai moral generasi muda. Sayangnya, kurikulum sekolah sering kali kurang menekankan materi aqidah yang dapat membantu siswa memahami identitas mereka sebagai Muslim.

Pendidikan aqidah seharusnya tidak hanya mengajarkan aspek teologis, tetapi juga memperkuat pondasi moral dan etika yang menjadi pijakan dalam menjalani kehidupan. Aqidah yang kuat dapat menjadi penuntun bagi generasi muda untuk tetap teguh dalam keyakinan mereka meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Dengan memahami dan meyakini konsep dasar dalam Islam, generasi muda dapat membangun kepercayaan diri yang lebih kokoh dan memiliki arah hidup yang jelas.

Riset terbaru oleh McKinsey berjudul "A Spiritual Health Exploration" menunjukkan bahwa seseorang dengan spiritualitas yang baik cenderung memiliki performa kerja yang baik dan merasa bahagia dalam hidupnya. Penelitian ini juga menyatakan bahwa keimanan yang kuat membuat seseorang lebih tangguh dan tidak mudah stres saat menghadapi masalah. Ini menunjukkan bahwa menjadi orang beriman dan dekat dengan spiritualitas, khususnya dalam konteks aqidah Islam, tidak hanya membantu individu mematuhi ajaran agama, tetapi juga mendorong pertumbuhan kebaikan dari dalam diri mereka. Dengan demikian, pendidikan aqidah di sekolah bukan hanya penting untuk membentuk individu yang beriman, tetapi juga untuk menciptakan manusia yang optimal dalam segala aspek kehidupan.


Aqidah sebagai Jawaban atas Kebingungan Identitas

Materi aqidah yang diajarkan di sekolah tidak hanya memberikan pengetahuan agama, tetapi juga membantu membangun kepercayaan diri dan ketenangan jiwa pada siswa. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, keyakinan pada Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta memberikan kepastian dan rasa aman yang tidak dapat ditemukan dari dunia materialistik. 

Dengan memahami tujuan hidup yang sejati, yaitu beribadah kepada Allah dan menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi, generasi muda akan lebih mampu mengarahkan potensi diri mereka ke jalan yang benar. Mereka tidak akan lagi mudah terombang-ambing oleh tren sementara atau pengaruh luar yang bisa merusak, karena mereka memiliki pegangan yang jelas.


Peran Guru dan Sekolah dalam Mendidik Aqidah

Guru agama memiliki peran sentral dalam mengajarkan aqidah kepada siswa. Mereka tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual yang membantu siswa memahami nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, sekolah harus memperkuat peran guru agama dengan menyediakan kurikulum yang komprehensif dan relevan, serta metode pengajaran yang menarik agar siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai aqidah dengan baik.

Selain itu, integrasi pendidikan aqidah dengan berbagai aspek kehidupan siswa, seperti melalui pembiasaan ibadah, diskusi tentang nilai-nilai moral, serta pemahaman tentang peran Muslim dalam masyarakat modern, dapat memperkuat keyakinan dan identitas keagamaan mereka. Pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik dalam kehidupan sehari-hari, akan menghasilkan generasi muda yang lebih tangguh secara mental dan spiritual.

Krisis identitas yang dihadapi oleh generasi muda saat ini menuntut perhatian lebih dari berbagai pihak, terutama dalam konteks pendidikan. Materi aqidah yang diajarkan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa menemukan jati diri mereka sebagai Muslim dan membentuk karakter yang kuat. Dengan aqidah yang kokoh, generasi muda tidak hanya akan memiliki keyakinan yang teguh, tetapi juga mampu menghadapi tantangan zaman dengan percaya diri dan sikap yang benar.

Sekolah dan guru agama harus bekerja sama untuk mengembangkan metode pendidikan aqidah yang relevan, menarik, dan efektif, sehingga siswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan demikian, generasi muda akan mampu menghadapi krisis identitas dengan tegar dan menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang hakiki.***