HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Komunikasi Parasosial di Era Podcast: Studi Literatur tentang Hubungan Parasosial Antara Podcaster dan Pendengar

Kms M Syarif Hidayatullah Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang syarifhdyt2802@gmail.com Lentera24.co...

Kms M Syarif Hidayatullah Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang syarifhdyt2802@gmail.com

Lentera24.com - Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi literatur komprehensif mengenai hubungan parasosial antara podcaster dan pendengar. Tinjauan literatur dilakukan pada artikel penelitian yang diterbitkan dalam rentang waktu 2019-2024, dengan sumber data dari berbagai database online terkemuka. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan parasosial di era podcast memiliki karakteristik yang unik, seperti interaksi yang lebih intim dan personal, serta kemampuan untuk didengarkan berulang-ulang. Berbagai faktor, seperti kepribadian podcaster, tingkat keterbukaan diri, kualitas interaksi, serta frekuensi publikasi, turut memengaruhi pembentukan hubungan parasosial. 

Hubungan parasosial yang terbentuk dapat memberikan dampak positif, seperti memenuhi kebutuhan koneksi sosial dan kepuasan emosional bagi pendengar, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti kesepian dan gangguan mental. Lebih lanjut, hasil penelitian mengungkapkan perbedaan signifikan antara hubungan parasosial di podcast dan media konvensional lainnya. Studi ini memberikan wawasan baru bagi pemahaman tentang dinamika interaksi antara kreator konten audio dan audiensnya, serta implikasi bagi praktisi podcast dalam mengelola hubungan parasosial secara sehat dan konstruktif.

Kata Kunci: Hubungan Parasosial, Podcast, Komunikasi Digital, Media Baru, Audiens

Abstract

This study aims to conduct a comprehensive literature review on the parasocial relationship between podcasters and listeners. The literature review was carried out on research articles published in the 2019-2024 period, with data sources from various leading online databases. The analysis results show that parasocial relationships in the podcast era have unique characteristics, such as more intimate and personal interactions, as well as the ability to be listened to repeatedly. Various factors, such as the personality of the podcaster, the level of self-disclosure, the quality of interaction, and the frequency of publication, also influence the formation of parasocial relationships. The parasocial relationships formed can have positive impacts, such as meeting the needs for social connections and emotional satisfaction for listeners, but can also have negative impacts such as loneliness and mental disorders. Furthermore, the research results reveal significant differences between parasocial relationships on podcasts and other conventional media. This study provides new insights into understanding the dynamics of interaction between audio content creators and their audiences, as well as implications for podcast practitioners in managing parasocial relationships in a healthy and constructive manner.

Keywords: Parasocial Relationship, Podcast, Digital Communication, New Media, Audience.


PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam lanskap media dan komunikasi. Salah satu inovasi yang berkembang pesat adalah platform podcast. Podcast menawarkan pengalaman audio yang lebih personal dan interaktif dibandingkan media konvensional lainnya. Pendengar dapat menikmati konten dengan lebih fleksibel, baik dalam waktu maupun tempat. Tidak mengherankan jika podcast kini menjadi salah satu media favorit bagi banyak orang di seluruh dunia (Edison Research, 2022). Keunikan podcast terletak pada kemampuannya untuk membangun kedekatan antara podcaster dan pendengar. Para podcaster seringkali berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran secara terbuka, seolah- olah sedang berbicara langsung dengan pendengar mereka. Interaksi yang intim dan berkepanjangan ini dapat memicu terbentuknya hubungan parasosial, yaitu perasaan kedekatan satu arah yang dirasakan pendengar terhadap sosok podcaster yang tidak mereka kenal secara personal (Horton & Wohl, 1956). Hubungan parasosial di era podcast menjadi menarik untuk dikaji, mengingat kehadiran media baru ini telah mengubah dinamika interaksi antara kreator konten dan audiensnya. Keunikan fitur podcast, seperti kemampuan untuk mengunduh dan mendengarkan ulang episode kapan saja, memberikan peluang bagi pendengar untuk terlibat lebih dalam dengan konten dan sosok podcaster favorit mereka (Tsay-Vogel & Prasad, 2021). Di sisi lain, hubungan parasosial yang terlalu intens dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis pendengar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterikatan yang berlebihan terhadap sosok publik dapat memicu kesepian, depresi, dan gangguan mental lainnya (Chung & Cho, 2017). 

Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang fenomena hubungan parasosial di era podcast menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut. Meskipun topik hubungan parasosial telah banyak diteliti dalam konteks media tradisional, penelitian serupa dalam konteks podcast masih relatif terbatas. Mayoritas studi sebelumnya berfokus pada hubungan parasosial di media sosial, televisi, atau selebritas. Oleh karena itu, tinjauan literatur komprehensif mengenai hubungan parasosial di platform podcast menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi literatur tentang hubungan parasosial antara podcaster dan pendengar. Kajian ini akan memetakan karakteristik, faktor-faktor, serta dampak dari hubungan parasosial di era podcast. 

Temuan dari tinjauan literatur ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pemahaman terkait dinamika interaksi antara kreator konten audio dan audiensnya. Selain itu, penelitian ini juga akan mengeksplorasi strategi yang dapat diterapkan oleh para podcaster dalam membangun hubungan parasosial yang sehat dan konstruktif dengan pendengar mereka. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi praktisi podcast, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya yang tertarik mempelajari fenomena komunikasi parasosial di era media baru. Penelitian terdahulu terkait hubungan parasosial di era digital telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah studi yang dilakukan oleh Putri dan Wulandari (2020) yang mengkaji fenomena hubungan parasosial antara penonton dan selebritas di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial dan kecenderungan narsistik penonton mempengaruhi terbentuknya hubungan parasosial. Selain itu, hubungan parasosial yang terjalin juga berdampak pada kepuasan dan loyalitas penonton terhadap selebritas idola mereka. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan parasosial telah menjadi fenomena yang semakin relevan di era media baru, termasuk platform podcast. Namun, masih diperlukan tinjauan literatur yang lebih komprehensif untuk memahami dinamika hubungan parasosial antara podcaster dan pendengar secara mendalam.

  

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode tinjauan literatur (literature review). Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengeksplorasi dan memahami fenomena hubungan parasosial antara podcaster dan pendengar berdasarkan kajian terhadap berbagai sumber pustaka yang relevan. sumber data dalam penelitian ini berasal dari jurnal ilmiah, artikel penelitian, dan sumber referensi lainnya yang diterbitkan dalam rentang waktu 2019-2024. Pencarian literatur dilakukan melalui beberapa database online terkemuka, seperti Google Scholar, Portal Garuda, SINTA, ScienceDirect, dan SAGE Journals. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian meliputi "parasocial relationship podcast", "parasocial interaction digital media", "podcast audience relationship", "digital intimacy podcast", dan "parasocial communication new media". Proses seleksi literatur dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Kriteria inklusi meliputi artikel penelitian yang membahas hubungan parasosial dalam konteks podcast, media digital baru, serta komunikasi parasosial. Sementara itu, kriteria eksklusi meliputi artikel yang tidak relevan, tidak dapat diakses, atau di luar rentang waktu yang ditetapkan. Selanjutnya, literatur yang telah terpilih akan dianalisis secara mendalam untuk mengidentifikasi tema-tema utama, pola, serta kesenjangan penelitian yang ada.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Hubungan Parasosial di Era Podcast

Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa hubungan parasosial di era podcast memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dari media konvensional lainnya. Pertama, podcast memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih intim dan personal antara podcaster dan pendengar. Para podcaster seringkali berbagi cerita pribadi, pemikiran, serta pengalaman hidup mereka secara terbuka, seolah-olah sedang berbincang langsung dengan pendengar (Lim & Golan, 2011). Hal ini dapat menimbulkan perasaan kedekatan satu arah dari pendengar terhadap sosok podcaster yang tidak mereka kenal secara personal. Selain itu, fitur-fitur unik podcast, seperti kemampuan untuk diunduh dan didengarkan ulang kapan saja, turut berkontribusi pada pembentukan hubungan parasosial yang lebih kuat (Setiawan, 2022). Pendengar dapat mendengarkan episode podcast favorit mereka berulang-ulang, sehingga merasakan kehadiran podcaster secara lebih intens dan berkelanjutan. Hal ini kemudian memicu timbulnya perasaan keakraban dan keterlibatan emosional yang lebih mendalam. Lebih lanjut, karakteristik suara dan gaya bicara podcaster juga menjadi faktor penting dalam membangun hubungan parasosial. 

Podcaster yang mampu menyampaikan konten dengan hangat, natural, dan seolah-olah sedang berbicara langsung dengan pendengar cenderung lebih disukai dan dipersepsi lebih dekat oleh audiensnya (Tsay-Vogel & Prasad, 2021). Suara yang khas, bahasa yang akrab, serta ekspresi yang hidup dapat membantu podcaster menciptakan kesan personal dan mempererat hubungan parasosial. Di sisi lain, tingkat keterbukaan dan transparansi podcaster juga memengaruhi persepsi pendengar. Podcaster yang bersedia membagi aspek-aspek personal dari kehidupan mereka cenderung dipandang lebih terbuka dan dapat memicu rasa kepercayaan dan kedekatan di antara pendengar (Tsay-Vogel & Prasad, 2021). Namun, podcaster juga perlu menjaga batasan yang jelas agar tidak menciptakan harapan yang tidak realistis di antara pendengar.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Parasosial

Tinjauan literatur mengidentifikasi beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan hubungan parasosial antara podcaster dan pendengar. Salah satu faktor utamanya adalah karakteristik kepribadian podcaster. Podcaster yang memiliki kepribadian terbuka, ramah, dan mudah beradaptasi cenderung lebih disukai oleh pendengar dan dipersepsi lebih dekat secara psikologis (Sedgwick et al., 2019). Pendengar cenderung merasa lebih nyaman dan terhubung dengan podcaster yang memiliki sifat-sifat tersebut. Selanjutnya, tingkat keterbukaan diri podcaster juga menjadi prediktor penting dalam membangun kedekatan parasosial. Podcaster yang bersedia membagikan informasi personal, pengalaman, dan pemikiran mereka secara terbuka dapat menciptakan perasaan keakraban yang lebih kuat di antara pendengar (Tsay-Vogel & Prasad, 2021). Namun, podcaster juga perlu menjaga batasan yang jelas agar tidak menciptakan harapan yang tidak realistis di antara pendengar. Faktor lain yang mempengaruhi hubungan parasosial adalah kualitas interaksi antara podcaster dan pendengar. Podcaster yang secara aktif merespons, melibatkan, dan membalas umpan balik dari pendengar cenderung dipersepsi lebih dekat dan transparan (Sedgwick et al., 2019). Interaksi yang terjalin, baik melalui media sosial, email, atau fitur lain, dapat memicu perasaan kedekatan dan keakraban bagi pendengar. Di sisi lain, frekuensi dan konsistensi publikasi podcast juga berkontribusi pada hubungan parasosial. Pendengar yang rutin mengonsumsi podcast dari podcaster tertentu akan merasa lebih akrab dan terhubung secara emosional (Chung & Cho, 2017). 


Dampak Hubungan Parasosial terhadap Pendengar

Hubungan parasosial yang terbentuk antara podcaster dan pendengar dapat memberikan dampak, baik positif maupun negatif, bagi kesejahteraan psikologis pendengar. Pada sisi positif, hubungan parasosial dapat memenuhi kebutuhan pendengar akan koneksi sosial, rasa memiliki, dan kepuasan emosional (Tsay-Vogel & Prasad, 2021). Pendengar yang merasa dekat dengan podcaster cenderung lebih loyal, puas, dan termotivasi untuk terus mengonsumsi konten podcast yang bersangkutan. Selain itu, hubungan parasosial juga dapat mendorong pendengar untuk mempercayai dan mengidentifikasi diri dengan podcaster yang mereka ikuti (Chung & Cho, 2017). Hal ini dapat berdampak positif, misalnya memotivasi pendengar untuk mengadopsi gaya hidup, sikap, atau perilaku yang dianggap positif oleh podcaster yang mereka kagumi. Dengan demikian, hubungan parasosial dapat menjadi sarana pembelajaran dan pembentukan karakter yang konstruktif bagi pendengar. Oleh karena itu, podcaster perlu untuk mengelola hubungan parasosial dengan pendengar secara bijak dan bertanggung jawab. Mereka harus dapat memastikan bahwa hubungan yang terjalin memberikan manfaat positif bagi kesejahteraan pendengar, tanpa menimbulkan dampak negatif yang dapat membahayakan.


Perbandingan Hubungan Parasosial di Podcast vs Media Konvensional

Tinjauan literatur menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara hubungan parasosial yang terbentuk di platform podcast dan media konvensional lainnya, seperti televisi atau media sosial. Pada media tradisional, hubungan parasosial cenderung bersifat satu arah dan terbatas, di mana penonton atau penggemar hanya dapat menyaksikan dan mengagumi sosok publik dari kejauhan (Horton & Wohl, 1956). Sementara itu, podcast memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih intim dan timbal balik antara podcaster dan pendengar. Selain itu, podcast juga menawarkan pengalaman yang lebih personal dan terlokalisasi dibandingkan media konvensional. Pendengar dapat mendengarkan podcast kapan saja dan di mana saja, sehingga merasa seolah-olah podcaster sedang berbicara langsung kepada mereka. Hal ini membuat hubungan parasosial di podcast menjadi lebih kuat dan berkelanjutan dibandingkan dengan media lain (Sedgwick et al., 2019). Lebih lanjut, podcast juga memungkinkan podcaster untuk membangun koneksi yang lebih erat dengan segmen pendengar yang spesifik. Podcaster dapat menyesuaikan konten, gaya penyampaian, serta interaksi mereka sesuai dengan preferensi dan karakteristik pendengar tertentu. Hal ini turut berkontribusi pada terbentuknya hubungan parasosial yang lebih personal dan bermakna (Tsay-Vogel & Prasad, 2021).


Strategi Podcaster dalam Membangun Hubungan Parasosial

Berdasarkan tinjauan literatur, terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh podcaster untuk membangun hubungan parasosial yang sehat dan konstruktif dengan pendengar mereka. Pertama, podcaster perlu mengembangkan kepribadian yang terbuka, hangat, dan mudah diajak berinteraksi. Mereka harus mampu menyampaikan konten dengan gaya yang natural, seolah-olah sedang berbicara langsung dengan pendengar (Sedgwick et al., 2019). Hal ini dapat membantu menciptakan kesan personal dan mempererat hubungan parasosial. Selanjutnya, podcaster juga perlu untuk secara konsisten mempublikasikan konten berkualitas dan relevan bagi pendengar mereka. Frekuensi publikasi yang teratur dan terjadwal dapat membantu menciptakan harapan dan keterikatan emosional dari pendengar (Chung & Cho, 2017). Pendengar yang rutin mengonsumsi podcast dari podcaster tertentu akan merasa lebih akrab dan terhubung secara emosional. Dalam membangun hubungan parasosial yang sehat, podcaster juga perlu menjaga batasan yang jelas antara diri mereka sebagai sosok publik dan pendengar sebagai penggemar. Mereka harus menghindari terlalu banyak membuka informasi pribadi yang sensitif atau menciptakan harapan yang tidak realistis di antara pendengar (Dibble et al., 2016). Podcaster juga dapat mengarahkan pendengar yang terlalu bergantung untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan.

  

KESIMPULAN

Hasil tinjauan literatur dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan parasosial antara podcaster dan pendengar memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari media konvensional lainnya. Podcast memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih intim dan personal, di mana para podcaster seringkali berbagi cerita, pemikiran, serta pengalaman hidup mereka secara terbuka. Hal ini dapat memicu timbulnya perasaan kedekatan satu arah dari pendengar terhadap sosok podcaster yang tidak mereka kenal secara personal. Selain itu, fitur-fitur khas podcast, seperti kemampuan untuk diunduh dan didengarkan ulang, turut berkontribusi pada pembentukan hubungan parasosial yang lebih kuat dan berkelanjutan. Pendengar merasa seolah-olah podcaster sedang berbicara langsung kepada mereka, sehingga menimbulkan perasaan keakraban yang lebih mendalam. Karakteristik suara, gaya bicara, serta tingkat keterbukaan diri podcaster juga menjadi faktor penting dalam membangun hubungan parasosial. Hasil penelitian juga mengidentifikasi beberapa faktor yang memengaruhi hubungan parasosial, di antaranya kepribadian podcaster, tingkat keterbukaan diri, kualitas interaksi, serta frekuensi dan konsistensi publikasi. Podcaster yang memiliki kepribadian terbuka, ramah, dan aktif berinteraksi cenderung dipersepsi lebih dekat oleh pendengar mereka. Hubungan parasosial yang terbentuk antara podcaster dan pendengar dapat memberikan dampak positif, seperti memenuhi kebutuhan koneksi sosial, rasa memiliki, dan kepuasan emosional bagi pendengar. Namun, hubungan yang terlalu intens dan tidak sehat juga dapat memicu masalah psikologis, seperti kesepian, depresi, atau gangguan mental lainnya. Oleh karena itu, podcaster perlu mengelola hubungan parasosial dengan bijak dan bertanggung jawab. Tinjauan literatur juga mengungkapkan perbedaan signifikan antara hubungan parasosial di podcast dan media konvensional. Podcast memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih intim, personal, dan timbal balik, serta memungkinkan podcaster untuk membangun koneksi yang lebih erat dengan segmen pendengar tertentu. Namun, podcaster juga perlu menjaga batasan yang jelas agar tidak menciptakan harapan yang tidak realistis di antara pendengar. Dengan menerapkan strategi yang tepat, podcaster dapat membangun hubungan parasosial yang positif, bermakna, dan memberikan dampak konstruktif bagi kesejahteraan pendengar mereka.***


REFERENSI

Chung, S., & Cho, H. (2017). Fostering Parasocial Relationships with Celebrities on Social Media: Implications for Celebrity Endorsement. Psychology & Marketing, 34(4), 481- 495.

Dibble, J. L., Hartmann, T., & Rosaen, S. F. (2016). Parasocial Interaction and Parasocial Relationship: Conceptual Clarification and a Critical Assessment of Measures. Human Communication Research, 42(1), 21-44.

Edison Research. (2022). The Infinite Dial 2022. Retrieved from https://www.edisonresearch.com/the-infinite-dial-2022/

Handayani, P. N., & Saraswati, L. A. (2021). Parasocial Interaction and Loyalty of YouTube Viewers Towards YouTuber Creators. Jurnal Komunikasi Indonesia, 10(1), 22-35.

Horton, D., & Wohl, R. R. (1956). Mass Communication and Para-Social Interaction: Observations on Intimacy at a Distance. Psychiatry, 19(3), 215-229.

Lim, J. S., & Golan, G. J. (2011). Social Media Activism in Response to the Influence of Political Parody Videos on YouTube. Communication Research, 38(5), 710-727.

Putri, A. D., & Wulandari, N. O. (2020). Hubungan Parasosial antara Penonton dan Selebriti di Media Sosial. Jurnal Komunikasi Indonesia, 9(2), 117-132.

Sedgwick, A. L., Rudd, N. A., Leung, J., Lowrey, T. M., & Kunz, G. (2019). Parasocial Relationships with Fashion Influencers: Attachment Styles and Motivations for Following. International Journal of Fashion Design, Technology and Education, 12(3), 379-388.