HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Yayasan Geutanyoe Rayakan HAN Bersama Anak Pengungsi Rohingya

Lentera24.com | LHOKSEUMAWE - Hari Anak Nasional (HAN) yang diselenggarakan setiap tanggal 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden No. 44 ...


Lentera24.com | LHOKSEUMAWE
- Hari Anak Nasional (HAN) yang diselenggarakan setiap tanggal 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden No. 44 Tahun 1984, merupakan sebuah peringatan dan juga momentum bagi segenap elemen bangsa dalam mewujudkan dan memenuhi hak-hak anak. 


Hari Anak Nasional diperingati sebagai wadah untuk kampanye tentang pemenuhan hak anak atas hidup, tumbuh kembang, dan berpartisipasi secara wajar dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 

Menurut UNHCR, Pengungsi Rohingya terus mencari keselamatan dengan menempuh perjalanan kapal yang berbahaya di laut meskipun telah mengetahui resikonya. 

Tahun lalu, 2022, adalah salah satu tahun paling mematikan dalam sejarah pergerakan maritim pengungsi Rohingya di Asia Tenggara, dengan 348 orang secara tragis dipastikan tewas atau hilang, termasuk anak-anak. Pengungsi Rohingya tidak hanya mencari keselamatan di Indonesia. 

Mayoritas pengungsi Rohingya telah melarikan diri dan diberi status pengungsi di Bangladesh (>960.000), Malaysia (>107.000), dan India (>22.000).

Lebih dari 70% pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia selama sebulan terakhir adalah perempuan dan anak-anak.

"Di tempat penampungan sementara pengungsi di kantor Ex Imigrasi Kota Lhokseumawe, adalah hak anak-anak yang paling nyata tidak terpenuhi adalah hak atas pendidikan dan hak untuk bermain bagi anak-anak yang berada dalam di penampungan," Ujar Hanum A. Rahman Officer Yayasan Geutanyoe.

Untuk memenuhi salah satu hak anak yaitu hak tumbuh kembang, pada Hari Anak Nasional tahun 2024, Yayasan Geutanyoe melaksanakan beberapa kegiatan yang melibatkan 227 Anak pengungsi, semua kegiatan ini didanai oleh CLFI – Canada, kegiatan tersebut antara lain: lomba makan kerupuk, lomba bawa bola pakai sendok, lomba melempar bola.

Selain kegiatan lomba-lomba diatas, dalam keseharian anak-anak pengungsi juga diajarkan literasi seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, sehingga mereka bisa merasakan pendidikan walaupun bukan Pendidikan formal, kegiatan literasi ini dilaksanakan oleh Yayasan Geutanyoe, adalah sebagai bentuk pemenuhan hak anak untuk bisa menerima pendidikan dan tumbuh kembang.

Untuk mendukung hak anak sehat Yayasan Geutanyoe juga menginisiasi dokter spesialis untuk melakukan kunjungan ke pengungsian secara mandiri setiap sebulan nya dan pengungsi bisa mengakses melalui klinik yang tersedia di tempat penampungan.

Dengan total jumlah pengungsi di Ex-Imigrasi – Lhokseumawe 407 orang dan kapasitas penampungan yang tidak mencukupi ditambah perlakukan yang pernah didapat dari pengungsian di Cox Bazar membuat mereka butuh perlindungan dan ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang dari anak-anak pengungsi, untuk mengetahui lebih tentang Yayasan Geutanyoe, kunjungi www.geutanyoe.id [] L24.Zal