HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Mewujudkan Indonesia Bebas Penganiayaan: Menuju Masyarakat yang Lebih Beradab

Ufit Fitria Oktaviyanti Mahasiswi Semester 1 Fakultas Ilmu Hukum Universitas Pamulang  Lentera24.com  -  Penganiayaan, bagaikan luka mengang...

Ufit Fitria Oktaviyanti Mahasiswi Semester 1 Fakultas Ilmu Hukum Universitas Pamulang 

Lentera24.com - Penganiayaan, bagaikan luka menganga di tubuh bangsa, menjadi pengingat kelam bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dalam mewujudkan Indonesia yang beradab. Kasus demi kasus penganiayaan, dari kekerasan fisik hingga verbal, terus menghiasi berita, meninggalkan trauma mendalam bagi korban dan keprihatinan bagi masyarakat.

Di balik maraknya penganiayaan, terdapat benang merah yang menghubungkannya: kurangnya penghormatan terhadap sesama manusia. Sikap egois, mudah marah, dan tidak mampu mengendalikan emosi menjadi pemicu utama tindakan tercela ini, ditambah lagi, budaya patriarki dan norma-norma yang salah kaprah, seperti "hak istimewa" laki-laki untuk mendisiplinkan perempuan dan anak, turut memperparah situasi.

Ironisnya, penganiayaan tak hanya terjadi di ranah privat, seperti rumah tangga, tetapi juga merambah ke ruang publik, seperti sekolah, tempat ibadah, dan bahkan institusi penegak hukum. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit penganiayaan telah menggerogoti berbagai sendi kehidupan masyarakat.

Menanggulangi penganiayaan membutuhkan upaya komprehensif dan berkelanjutan. Penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku penganiayaan adalah langkah awal yang krusial. Di sisi lain, edukasi dan sosialisasi tentang nilai-nilai kemanusiaan, anti-kekerasan, dan kesetaraan gender harus digencarkan sejak dini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pentingnya membangun budaya saling menghormati dan menghargai perbedaan harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan karakter di sekolah dan keluarga. Peran aktif media massa dalam menyebarkan pesan perdamaian dan anti-kekerasan juga tak kalah penting.

Penganiayaan bukanlah bagian dari budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sudah saatnya kita bersatu padu untuk memerangi segala bentuk penganiayaan dan mewujudkan Indonesia yang lebih beradab, di mana setiap individu merasa aman, dihargai, dan terlindungi.

Bersama, kita ciptakan Indonesia yang bebas dari penganiayaan, di mana kasih sayang dan toleransi menjadi landasan kehidupan bersama.

Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk membangun Indonesia yang lebih damai dan bermartabat.

Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan:

Dukung korban penganiayaan: Laporkan kasus penganiayaan kepada pihak berwenang, berikan pendampingan psikologis bagi korban, dan bantu mereka dalam proses pemulihan.

Galang kampanye anti-kekerasan: Gunakan media sosial, komunitas, dan platform lainnya untuk menyebarkan pesan perdamaian dan anti-kekerasan.

Dukung organisasi yang bergerak di bidang anti-kekerasan: Donasi, menjadi relawan, atau ikuti kegiatan yang mereka adakan.

Ajarkan nilai-nilai anti-kekerasan kepada anak-anak: Tanamkan rasa empati, menghormati orang lain, dan menyelesaikan masalah dengan cara damai.

Introspeksi diri: Hindari segala bentuk tindakan yang mengarah pada penganiayaan, baik secara fisik maupun verbal.

Dengan tekad dan usaha bersama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang bebas dari penganiayaan dan penuh dengan kasih sayang.***