HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kearifan Lokal Dalam Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan

Lentera24.com Oleh: Anita Dewi Masitoh   Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta  Dosen:Dr. Sarwadi M.Pd. 

Lentera24.com

Oleh: Anita Dewi Masitoh  
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta 
Dosen:Dr. Sarwadi M.Pd. 

Lentera24.comAnies Baswedan, seorang tokoh publik yang dikenal luas di Indonesia, tidak hanya sebagai Akademisi dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga sebagai Gubernur DKI Jakarta yang menjabat pada periode 2017–2022. Lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969.

Anies Baswedan merupakan cucu dari Pejuang Kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Ia percaya akan gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi Rektor Termuda di Indonesia pada tahun 2007 di Universitas Paramadina saat berusia 38 tahun. Sering kali, gaya kepemimpinan Anies yang dipimpinnya saat ia menjalankan tugas-tugasnya, terutama bagaimana ia memasukkan kecerdasan lokal dalam kepemimpinan dan strategi kepemimpinannya.  Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang kecerdasan lokal yang tercermin dalam gaya kepemimpinan Anies Baswedan.


Pengetahuan, tradisi, dan prinsip-prinsip yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat atau komunitas tertentu disebut kearifan lokal. Sebagai seorang pemimpin, Anies Baswedan menyadari betapa pentingnya kearifan lokal untuk menciptakan karakter dan ciri khas suatu kelompok masyarakat. Saya percaya bahwa pembangunan anak-anak lebih berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas jika kecerdasan lokal dipertahankan dan diterapkan.


Mengadakan Dialog dan Musyawarah

Salah satu kearifan lokal yang diterapkan Anies Baswedan adalah prinsip dialog dan musyawarah. Meskipun ada perbedaan pandangan atau latar belakang, ia selalu berusaha untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak dalam setiap pengambilan keputusan. Anies berupaya keras pada berbagai pertemuan mufakat dalam upaya mereka untuk membuat kebijakan yang inklusif dan dapat diterima oleh semua pihak.

Misalnya, Anies Baswedan menyampaikan diskusi terbuka dengan pemangku kepentingan, masyarakat, dan pakar di bidang tertentu tentang kebijakan penataan kota dan ruang publik. Untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar memenuhi kebutuhan dan kepentingan warga Jakarta, ia menyampaikan saran dan kebutuhan masyarakat.


Menghormati Menerima Keberagaman

Jakarta adalah kota yang Homogen memiliki banyak kelompok suku, budaya, agama, dan golongan yang berbeda. Anies Baswedan menghargai keberagaman ini dan berusaha untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Anies Baswedan kerap menekankan pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan antar kelompok masyarakat di berbagai tingkatan. Sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas dan kebanggaan warga Jakarta, ia juga mendorong inisiatif yang mengangkat seni dan budaya lokal.


Kebijakan Berdasarkan Kearifan Lokal

Komitmen Anies Baswedan untuk mendukung transparansi lokal dalam berbagai kesempatan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, misalnya, program Penataan Kawasan hanya membantu menghidupkan kembali kampung-kampung dengan mempertahankan nilai-nilai sosial dan budaya yang sudah ada. 

Program " Kampung Akuarium " adalah salah satu contoh penerapannya yang sesuai dengan budaya lokal dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, Anies menggabungkan ide-ide pembangunan kota kontemporer dengan mempertahankan unsur-unsur sosial dan budaya penduduk lokal yang telah lama tinggal di sana.  Identitas warga suatu tempat serta meningkatkan kualitas hidup mereka.



Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Salah satu fokus utama kepemimpinan Anies Baswedan adalah Pemberdayaan Masyarakat. Ia berpendapat bahwa pemangku kepentingan lokal adalah penggerak perubahan yang sangat efisien untuk membangun wilayah mereka sendiri. Dengan demikian, Anies secara aktif melakukan pelatihan, seminar, dan program peningkatan kapasitas yang memberdayakan masyarakat lokal. Dalam program pembangunan ekonominya, Anies mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) lokal untuk berpartisipasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya

Mengenai barang lokal, seperti program "Jakpreneur" yang membantu dan mendidik pengusaha kecil di Jakarta. ***