Dwi Ayu Sulistyaningrum Semester 1 Mahasiswa Magister Manajemen UPN Veteran Yogyakarta Lentera24.com - Loyalitas memiliki peran penting dal...
Lentera24.com - Loyalitas memiliki peran penting dalam suatu bisnis. Keberhasilan bisnis sering kali diukur dari jumlah konsumen yang loyal terhadap produk yang dihasilkan. Tingginya loyalitas konsumen membawa banyak keuntungan bagi pengusaha, karena konsumen yang loyal cenderung tetap memilih produk tersebut meskipun ada produk lain dengan manfaat serupa. Selain itu, konsumen yang loyal juga berpotensi merekomendasikan produk kepada orang lain, yang dapat memperluas basis pelanggan dan meningkatkan reputasi bisnis. Oleh karena itu, loyalitas konsumen dapat dianggap sebagai aset berharga yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan oleh pelaku bisnis.
Pelaku bisnis harus memperlakukan konsumen loyal dengan sangat baik karena mereka adalah aset berharga bagi perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan loyalitas konsumen adalah dengan terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas produk harus selalu konsisten dan memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan. Uuntuk mencapai hal ini, diperlukan sistem manajemen mutu (managing quality system) yang efektif sebagai tindakan pengawasan dan pengendalian kualitas produk.
Sistem manajemen mutu (managing quality system) merupakan kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis yang bertujuan untuk mengelola dan meningkatkan proses, produk serta layanan terkait kualitas produk. Tujuan dari penerapan sistem manajemen mutu oleh pelaku bisnis adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi cacat dan pemborosan serta membangun budaya yang berkualitas dalam bisnis.
Pelaku bisnis yang menerapkan sistem manajemen mutu akan dapat mengidentifikasi pemborosan dalam alur bisnis mereka, sehingga memungkinkan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan guna mengurangi pemborosan tersebut. Proses ini dapat dicapai melalui evaluasi rutin terhadap proses dan analisis data terkait pemborosan. Dengan perbaikan berkelanjutan, bisnis yang dijalankan akan tetap agile dan responsif terhadap masalah pemborosan.
Selain itu, pelaku bisnis yang menerapkan sistem manajemen mutu akan meningkatkan kepuasan konsumen. Sistem manajemen mutu melakukan kontrol terhadap peningkatan proses produksi sehingga produk yang dihasilkan dapat secara konsisten melebihi harapan konsumen. Kualitas produk yang dihasilkan juga harus diawasi menggunakan standar ISO.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO adalah singkatan dari The International Organization for Standardization, sebuah badan non-pemerintah yang bertanggung jawab mengembangkan standar kualitas, keamanan dan efisiensi. Di Indonesia, beberapa jenis ISO yang sudah digunakan antara lain ISO 9001, ISO/IEC 17025, ISO 28000, ISO 50001, ISO 14001, ISO 22000, ISO/IEC 27001 dan ISO TS 16949. Namun, ISO yang paling sering digunakan oleh pelaku bisnis, terutama di industri manufaktur, adalah ISO 9001. ISO 9001 merupakan sertifikasi sistem manajemen mutu yang membantu meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan kepercayaan konsumen, dan daya saing organisasi. Pelaku bisnis yang menggunakan ISO 9001 menunjukkan bahwa mereka telah meningkatkan kepercayaan konsumen dalam produk mereka, sehingga menciptakan loyalitas konsumen.
Pelabelan ISO pada kemasan produk memberikan informasi kepada konsumen bahwa produk tersebut telah memenuhi standar sistem manajemen mutu. Dari sudut pandang pelaku bisnis, menggunakan ISO menunjukkan bahwa bisnis tersebut telah mengoptimalkan kinerja karyawan, meningkatkan goodwill perusahaan, mencegah pemborosan dan meningkatkan manajemen mutu.
Untuk pelaku bisnis yang ingin menerapkan sistem manajemen mutu, ada beberapa langkah penting yang perlu diikuti. Proses pembuatan sistem manajemen mutu memerlukan perencanaan yang cermat, komitmen kuat dari manajemen puncak dan keterlibatan aktif dari semua karyawan di berbagai lini. Hal ini penting agar implementasi sistem manajemen mutu dapat berjalan dengan sukses dan efektif. Berikut adalah beberapa langkah dalam menerapkan sistem manajemen mutu:
Menentukan ruang lingkup dan tujuan.
Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu ruang lingkup yang mencangkup proses, departemen dan aktivitas yang ditetapkan dalam sistem manajemen mutu. Tujuan harus spesifik dan terukur, serta selaras dengan tujuan keseluruhan organisasi dan harapan konsumen.
Membentuk Tim Sistem Manajemen Mutu.
Tim sistem manajemen mutu dibentuk dari karyawan lintas departemen yang memahami masalah tanggungjawab mereka dalam departemen masing-masing. Tujuan utama pembentukan tim ini adalah untuk mengembangkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu.
Melakukan Analisis Kesenjangan
Evaluasi kondisi bisnis saat ini dengan membandingkan proses dan praktik kualitas organisasi dengan kondisi yang diinginkan yang telah ditetapkan dalam ruang lingkup dan tujuan sistem manajemen mutu. Identifikasi kesenjangan dalam praktik yang ada untuk menentukan area yang perlu diperbaiki.
Mengembangkan dokumentasi sistem manajemen mutu
Pelaku bisnis dan tim sistem manajemen mutu perlu menyusun dokumentasi yang menjelaskan proses, prosedur, instruksi kerja dan kebijakan sistem manajemen mutu.
Pelatihan dan Kesadaran
Semua kayawan harus mendapatkan pelatihan tentang prinsip sistem manajemen mutu, proses baru yang dibuat dan peran mereka dalam memastikan kualitas.
Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan Memantau Kemajuan
Sampaikan informasi mengenai sistem manajemen mutu, termasuk dokumen dan proses yang telah dikembangkan kepada seluruh lini. Pantau pelaksanaan sistem manajemen mutu dan kumpulkan data terkait indikator kinerja utama untuk mengukur efektivitasnya.
Melakukan Audit Internal
Selenggarakan audit internal untuk mengevaluasi apakah karyawan telah mengimplementasikan dan mematuhi proses serta prosedur sistem manajemen mutu, serta untuk mengidentifikasi daerah yang memerlukan perbaikan.
Tinjauan Manajemen
Tinjau seluruh kinerja sistem manajemen mutu secara menyeluruh. Manfaatkan hasil evaluasi ini untuk merumuskan keputusan strategis guna meningkatkan secara berkelanjutan.
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Implementasikan tindakan korektif untuk menangani ketidaksesuaian atau permasalahan yang mungkin muncul dalam sistem manajemen mutu. Selain itu, diperlukan pula tindakan preventif untuk mengantisipasi potensi masalah dan meminimalkan kemungkinan terjadinya insiden di masa mendatang.
Peningkatan berkelanjutan
Mendorong budaya peningkatan yang berkelanjutan di dalam bisnis dan mengajak karyawan untuk mengenali peluang peningkatan serta berperan aktif dalam pengembangan sistem manajemen mutu.
Sertifikasi
Berdasarkan tujuan industri, pelaku bisnis bisa memilih untuk mengejar sertifikasi eksternal untuk sistem manajemen mutu.
Tinjauan dan Pembaruan Regular
Selalu lakukan evaluasi berkala dan perbarui dokumen dalam proses sistem manajemen mutu untuk menjamin keselarasan dengan perubahan kebutuhan bisnis, persyaratan regulasi, dan harapan pelanggan.
Dengan mengikuti langkah di atas, pelaku bisnis dapat menerapkan sistem manajemen mutu untuk mendorong peningkatan berkelanjutan dan memastikan penyampaian produk berkualitas tinggi secara konsisten kepada konsumen. Implementasi sistem manajemen mutu ini dapat meningkatkan harapan pelanggan dan membangun loyalitas konsumen. ***
Referensi
Syarifudin, M. R. (2023). Pentingnya mematuhi standar ISO dalam sebuah perusahaan. itc.ac.id. https://www.its.ac.id/kimia/id/pentingnya-mematuhi-standar-iso-dalam-sebuah-perusahaan/#:~:text=Adapun beberapa jenis ISO yang,27001%2C dan ISO TS 16949.
Visuresolutions. (2024). Sistem Manajemen Mutu (SMM): Panduan Lengkap untuk Memastikan Keunggulan dalam Operasi Bisnis. visuresolutions.com. https://visuresolutions.com/id/panduan-cmi/SMM/