HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Mencari Kedalaman Dalam Kearah Kesempurnaan: Filsafat tentang Krisis Identitas”

Ivo Evelin  Semester 2  Prodi/Fakultas  Psikologi/Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Lentera24.com  - Dalam labirin...

Ivo Evelin 
Semester 2 
Prodi/Fakultas  Psikologi/Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya



Lentera24.com
 - Dalam labirin kehidupan, sering kali kita merasakan kebingungan yang mendalam tentang siapa sebenarnya kita, apa tujuan eksistensi kita di dunia ini, dan bagaimana kita berinteraksi dengan realitas di sekeliling kita. Fenomena ini sering disebut sebagai "krisis identitas", di mana kita merasa tersesat di tengah pencarian makna hidup yang sejati. Namun, dalam keterpurukan ini, filsafat hadir sebagai pemandu yang mencerahkan, membawa kita dalam pencarian mendalam akan keberadaan diri, tujuan hidup, kebebasan individual, dan hubungan dengan dunia sekitar. 

Banyak individu yang menghadapi tantangan dalam mencari makna hidup dan identitas mereka sering kali menemukan dukungan dan panduan dalam filsafat. Filsafat menyediakan kerangka pemikiran yang mendalam untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial ini dan menemukan makna yang mendalam dalam kehidupan mereka. Dengan memahami beberapa teori filsafat yang relevan, individu dapat memperluas pandangan mereka tentang tujuan hidup, kebebasan individual, dan hubungan dengan dunia sekitar.

Globalisasi dan kemajuan teknologi telah banyak membawa dampak yang signifikan pada krisis identitas dan pencarian makna hidup di masyarakat modern. Berikut adalah beberapa hal di mana pengaruh globalisasi dan teknologi mempengaruhi fenomena ini:

Perubahan Budaya dan Nilai, globalisasi memfasilitasi pertukaran budaya yang cepat melalui media massa dan internet. Akibatnya, individu sering kali terpapar pada berbagai nilai, norma, dan gaya hidup dari berbagai budaya yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan konflik internal dalam menentukan identitas pribadi mereka dan nilai-nilai apa yang sebenarnya mereka anut.

Pembauran Identitas, globalisasi juga memicu terjadinya pembauran identitas di mana individu merasa sulit untuk membedakan antara identitas local dan global. Misalnya, dengan adopsi budaya popular global seperti mode, musik, dan film, individu mungkin merasa keingungan dalam menentukan identitas mereka sendiri yang autentik dan unik.

Ketergantungan pada Teknologi, kemajuan teknologi terutama internet dan media sosial telah mengubah car akita berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia di sekitar kita. Namun, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga dapat menyebabkan isolasi sosial, perbandingan sosial yang tidak sehat, ketidakpuasan diri yang mempengaruhi penarian makna hidup.
Konsumsi Informasi yang Berlebihan, teknologi memungkinkan akses tak terbatas terhadap informasi dari seluruh dunia. Namun, berlimpahnya informasi yang tersedia ini dapat membuat individu merasa kewalahan dan bingung dalam mencari makna hidup. Mereka sering kali terjebak dalam mencari jawaban yang sudah ada di luar sana tanpa merenungkan pertanyaan-pertanyaan esensial tentang eksistensi dan tujuan hidup mereka sendiri.

Alienasi dan Kehilangan Makna, globalisasi dan teknologi juga dapat menyebabkan individu merasa teralienasi dari lingkungan mereka sendiri dan kehilangan makna dalam kehidupan sehari-hari. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan perubahan sosial yang radikal sering kali mengaburkan nilai-nilai tradisional dan menyebabkan ketidakpastian tentang arah dan tujuan hidup.

Berikut ini merupakan teori filsafat yang relevan tentang tujuan hidup, kebebasan individual, dan hubungan dengan dunia sekitar sehingga individu dapat memperluas pandangan mereka:

Tujuan Hidup:
Sumber: iStock

Pertanyaan tentang tujuan hidup telah menggelitik pikiran manusia sepanjang sejarah. Aristoteles mengajukan konsep eudaimonia, atau kebahagiaan sejati, yang dianggapnya sebagai tujuan tertinggi manusia. Bagi Kant, kebenaran moral terletak dalam menjalankan kewajiban etis tanpa memandang konsekuensinya. Namun, dalam era modern, eksistensialis seperti Jean-Paul Sartre menekankan pada kebebasan untuk menentukan makna hidup kita sendiri dalam dunia yang tanpa tujuan inheren. Dalam konteks ini, filsafat menyediakan refleksi yang mendalam tentang bagaimana kita dapat menemukan makna dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian.

Kebebasan Individual:
Sumber: iStock
Kebebasan adalah pondasi dari eksistensi manusia. Namun, berapa banyak kendali yang kita miliki atas kebebasan itu? Menurut aliran determinisme, segala sesuatu, termasuk tindakan manusia, telah ditentukan oleh sebab-sebab sebelumnya. Namun, pandangan libertarianisme menegaskan bahwa kita memiliki kebebasan mutlak untuk membuat pilihan kita sendiri. Dalam kerangka filsafat ini, kebebasan bukan hanya tentang kekuatan untuk bertindak, tetapi juga tentang tanggung jawab moral terhadap tindakan kita.

Hubungan dengan Dunia Sekitar:
Sumber: iStock
Bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita? Apakah kita terpisah atau terhubung dengan segala yang ada? Pandangan egoisme etis menekankan pada kepentingan individu, sementara pandangan utilitarianisme menitikberatkan pada kesejahteraan bersama. Namun, pandangan komunitarianisme menekankan pentingnya keterikatan kita dengan masyarakat dan lingkungan kita. Dalam kerangka ini, filsafat memicu refleksi tentang bagaimana kita dapat hidup secara harmonis dengan alam semesta dan sesama manusia.

Filsafat adalah pemandu kita dalam menghadapi krisis identitas ini. Dari Aristoteles hingga Sartre, para filsuf telah menawarkan pandangan yang memperkaya pemahaman kita tentang keberadaan diri, tujuan hidup, kebebasan individual, dan hubungan dengan dunia sekitar. Melalui refleksi filsafat, kita dapat menemukan kedalaman dan ketenangan dalam menghadapi kebingungan yang kita hadapi dalam pencarian akan eksistensi sejati kita.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang filsafat, kita dapat menjalani perjalanan menuju kesempurnaan, dengan keberanian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial tentang diri kita dan tempat kita dalam dunia ini.***