Gien Rosa Nurfajri Mahasiswa Teknik Lingkungan Akademi Teknik Lingkungan Tirta Wiyarta Lentera24.com - Saat ini ketersediaan air bersih yan...
Lentera24.com - Saat ini ketersediaan air bersih yang memenuhi standar kualitas semakin sulit untuk didapatkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas air, sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih.
Sementara di lain sisi kebutuhan masyarakat akan air bersih terus meningkat. Maka ketersediaan air bersih mutlak dibutuhkan oleh masyarakat agar air yang digunakan tidak menyebabkan penyakit serta untuk keberlangsungan aktivitas hidup manusia.
Suatu sistem penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar yang modern.
Dalam pengembangan persediaan air bagi masyarakat, jumlah dan mutu air merupakan hal yang paling penting.karena masih terdapat banyak sekali masalah-masalah terkait kualitas air.
Diantara masalah-masalah yang dialami, salah satunya adalah masalah kualitas air bersih yang dihasilkan sehingga menyebabkan air yang dihasilkan berbau dan berwarna.
Salah satu penyebabnya adalah fluktuasi kualitas air baku terutama yang berasal dari air permukaan. Dalam penyediaan air bersih, kualitas air baku yang digunakan berpengaruh terhadap kualitas air bersih yang dihasilkan.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, sumber air baku yang digunakan harus memenuhi standar kualitas air baku yang telah ditetapkan. Standar kualitas air baku mengacu pada Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Analisis kebutuhan air baku esensial untuk mengelola sumber daya air dengan mempertimbangkan pertumbuhan populasi dan kebutuhan industri yang terus meningkat. Ini melibatkan pemahaman pola konsumsi air, proyeksi pertumbuhan, dan kualitas air yang dibutuhkan. Dengan pemahaman ini, perencanaan pengelolaan air dapat lebih tepat sasaran, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan spesifik wilayah.
Analisis ini tidak hanya instrumen perencanaan jangka pendek, tetapi juga panduan untuk menjaga keseimbangan ekologis dan memastikan ketersediaan air yang memadai di masa mendatang. Oleh karena itu, analisis kebutuhan air baku menjadi kunci dalam menyusun strategi pengelolaan air berkelanjutan.
Proyeksi kebutuhan air bersih menjadi esensial dalam konteks meningkatnya tuntutan akan sumber daya air. Dengan memperhitungkan pertumbuhan populasi, perkembangan industri, dan perubahan pola konsumsi, proyeksi ini menjadi panduan strategis. Pemahaman mendalam terhadap dinamika kebutuhan air bersih diperlukan agar proyeksi ini akurat dan relevan.
Melalui analisis proyektif ini, kebijakan pengelolaan air dapat diarahkan untuk mengatasi tantangan masa depan. Dengan demikian, proyeksi kebutuhan air bersih bukan hanya sekadar antisipasi, melainkan investasi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air bagi generasi yang akan datang.
Dalam pemrosesan pengolahan air baku sangat tergantung pada kualitas air baku itu sendiri. Sumber air baku berupa air permukaan, maka kualitas air baku sangat terpengaruh oleh kondisi lingkungan terutama apabila terjadi hujan.Untuk itu perlu dilakukan studi tentang pengaruh curah hujan terhadap kualitas air sungai sebagai salah satu sumber air baku agar nantinya dapat diprediksi metode pengolahan yang sesuai untuk mendapatkan air bersih yang layak.
Kecenderungan parameter kualitas air yang dipengaruhi oleh jumlah hujan bulanan adalah kekeruhan, kandungan sulfat, dan khlorida. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah hujan bulanan yang besar akan mengakibatkan erosi yang besar dan selanjutnya akan menjadi koloid liat yang terlarut sehingga berakibat pada naiknya tingkat kekeruhan di sumber air baku.
Selain itu pada Daerah Aliran Sungai (DAS) diprediksi mempunyai kandungan sulfat yang cukup banyak hasil dekomposisi bahan organik di wilayah tersebut serta batuan yang mengandung chlorida.
Rencana pengembangan penyediaan air baku menjadi kunci strategis dalam menghadapi dinamika kebutuhan air yang semakin kompleks. Dalam mengimplementasikan rencana ini, perlu dilakukan peningkatan kapasitas infrastruktur dan teknologi pengolahan air.
Selain itu, pendekatan berkelanjutan perlu diterapkan, termasuk upaya konservasi air dan perlindungan terhadap sumber daya air alami. Pengembangan ini juga harus bersifat inklusif, melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak terkait untuk memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan mencerminkan kebutuhan dan aspirasi bersama. Rencana ini menjadi landasan bagi penyediaan air baku yang berkelanjutan, efisien, dan responsif terhadap tuntutan masa depan.
Pemahaman mendalam terhadap kondisi hidrologi menjadi aspek krusial dalam merancang strategi penyediaan air baku yang efektif. Kondisi hidrologi melibatkan analisis pola curah hujan, tingkat aliran sungai, dan tingkat kedalaman akuifer.
Dengan memahami dinamika hidrologi, dapat ditemukan solusi yang tepat guna untuk menjaga ketersediaan air baku dalam jumlah yang memadai. Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan deforestasi perlu diperhitungkan dalam menghadapi ketidakpastian kondisi hidrologi di masa mendatang.
Oleh karena itu, penelitian dan pemantauan secara terus-menerus terhadap kondisi hidrologi menjadi langkah kritis dalam menjaga keberlanjutan penyediaan air baku.***