Ripahiyah Mahasiswi Fakultas Dakwah (FADA) Komunikasi dan Penyiaran Islam (Banten) Lentera24.com - Setiap hari, tentunya kehidupan kita dik...
Lentera24.com - Setiap hari, tentunya kehidupan kita dikaitkan dengan mesin teknologi. Dan yang terjadi saat ini, generasi milenial tentunya tidak bisa jauh dari hal tersebut yang akan membuat dirinya tidak bisa tenang dan selalu risau ketika jauh dari -nya. Seperti halnya kecanduan yang susah untuk dihentikan. Banyak orang yang menggunakan teknologi tersebut untuk hal-hal yang baik, dan banyak juga orang yang menggunakan teknologi tersebut (HP) untuk hal yang tidak baik.
Seperti hal-nya yang sudah dosen saya katakan bahwasan-nya “ Handphone itu seperti pisau sebagimana digunakan oleh pemiliknya. Ketika digunakan untuk hal yang baik, maka pisau itu akan bermanfaat seperti memotong sayur, memotong ayam dll, dan ketika pisau itu digunakan untuk hal yang tidak baik seperti membunuh, maling, maka akan ada dampak buruk untuk diri kita sendiri. ’’ (Umdatul Hasanah S.Ag.M.Ag). Jadi, menurutnya semua itu netral, dan bagaimana kita yang mengendalikannya.
Lalu bagaimana ketika teknologi itu digunakan sebagai wadah untuk mengemis di media sosial ?
Seperti yang kita ketahui bahwasa-nya di dalam media sosial tentunya bermacam-macam aplikasi yang akan kita gunakan sesuai dengan porsinya. Diantaranya ada aplikasi yaitu Tiktok dimana Indonesia menempati juara ke 2 sebagai pengguna tiktok terbanyak di dunia ! WOWW!!!
Tentunya banyak masyarakat yang mengambil kesempatan ini untuk keuntungan diri-nya sendiri. Kehadiran berbagai macam platform digital nampaknya menjadi ladang nafkah bagi mereka yang memanfaatkan moment tersebut. Tetapi belakangan ini pengguna tiktok disuguhi dengan konten yang berbau mengemis, salah satunya adalah mengemis dengan cara live dan meminta gift dari penonton/ pengguna lain untuk ditukaran menjadi uang tunai nantinya. Bahkan seseorang itu akan melakukan apa pun untuk menarik penonton dan mendapatkan gift di live tiktok tersebut.
Fenomena mengemis yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan warganet hingga membuat heboh di sosial media. Contohnya seperti kejadian mandi lumpur yang dilakukan oleh nenek-nenek yang bernama sari yang rela mandi lumpur dengan live di tiktok demi mengumpulkan koin, dan uang senilai 9jt dan banyak orang menganggapnya bahwa itu adalah perbuatan mengemis. Pada saat itu media sosial gempar & heboh karena peristiwa tersebut. Mirisnya, mereka akan terus mandi lumpur meski tubuh mereka terlihat gemetar seperti orang kedinginan, dan muka yang pucat dan mereka hanya akan berhenti ketika koin mereka sudah cukup mencapai target. Apakah itu dampak dari perkembangan teknologi ?
Menurut saya, konten mengemis online seperti itu sangat tidak pantas untuk dipertontonkan di media online. Karena, hal seperti itu akan melatih diri kita nanti agar tidak mampu bekerja, tidak mempunyai keterampilan kerja, dan hanya ingin merauk keuntungan pribadi saja. Dan ini termasuk ke dalam dampak perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang. Karena hal itu perkembangan teknologi ini telah memberikan dampak yang tidak main-main seperti hal yang sudah kita bahas tadi.
Melihat fenomena yang tidak biasa ini, menteri sosial (mensos) Tri Rismaharini akhirnya mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2023 tentang penertiban kegiatan eksploitasi dan/kegiatan mengemis yang memanfaatkan lanjut usia, anak, penyandang disabilitas atau kelompok rentan lain-nya.***