Lentera24.com | SHANGHAI - Kisah inspiratif datang dari pria tak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia bernama Ngalim. Masa kecilnya tak...
Ngalim bukan Ngabalin, merupakan sosok pemuda yang gigih. Ngalim merantau dari kampung halamannya Desa Danakerta Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara menuju Jakarta tahun 2010 dan bekerja sebagai buruh bangunan selama enam bulan.
Di akhir tahun 2010, Ngalim melamar kerja di Perusahaan PT Tamiang Elevator dan Escalator dan diterima berkerja sebagai buruh harian lepas dan pada tahun 2011 mendapat kontrak sebagai karyawan PT Tamiang Elevator dengan jabatan sebagai Teknisi pemasangan. Berkat keuletannya dan dedikasi selama 9 tahun sebagai teknisi pemasangan, Ngalim dipromosi menjadi Kepala Riset dan Development Bidang Mekanik dan Desaign (Kepala Departemen RND) PT Tamiang Elevator dan Escalator.
Selama di Teknisi, Ngalim sudah melakukan pemasangan lift elevator dan escalator di kota-kota ternama seperti Makasar, Bali, Manado, Banda Aceh, Papua, Banjarmasin, Balikpapan dan kota-kota lainnya serta melakukan pemasangan di luar negeri yaitu di negara Timor Leste tepatnya di kota Dili.
"Saya itu dulu kerja di bangunan. Kuli angkat-angkat semen. Lalu, lamar di PT Tamiang Elevator dan Escalator dan diterima, saya mengisi beberapa posisi mulai dari buruh harian lepas, tenaga teknisi pemasangan dan alhamdulillah sekarang dipercayai sebagai kepala Departemen RND PT Tamiang Elevator dan Escalator," ujar Ngalim kepada Wartawan, Jumat 01 Desember 2023.
Ngalim menjelaskan untuk menambah pengetahuan di bidang elevator dan escalator, saat ini pihak perusahaan PT mengirim Ngalim selaku Kepala Riset dan Development Bidang Mekanik dan Desaign PT Tamiang Elevator dan Muhammad Fitra sebagai Kepala Riset dan Development Bidang Pengembangan Software serta Aplikasi Teknik PT Tamiang Elevator untuk mengikuti Training dan pelatihan pengembangan produk dan sistem pengembangan aplikasi software di kota Shanghai, Huzhou dan beberapa kota lainnya di Cina.
"Ini merupakan pelatihan dan training pertama saya di Cina dan training ini sangat bagus untuk pengembangan diri saya dan training ini akan menjadi pengalaman berharga untuk saya. Saya membuktikan bahwa seorang yang tidak tamat SMP juga mampu bersaing dengan seorang yang memiliki sekolah tinggi. Ya penting kerja keras, jujur, bertanggung jawab dan memiliki loyalitas tinggi untuk perusahaan," ujar suami dari Emi Khasanah.
"Untuk apa berpendidikan tinggi tetapi memiliki moral yang rendah, sombong dan merendahkan orang yang pendidikannya di bawah level dia. Seolah kalau orang pendidikannya rendah berarti dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga dipandang sebelah mata. Malah kadang tidak dipandang sama sekali," tambah Ngalim.
Sementara itu, CEO Tamiang Elevator dan Escalator, Sugianto, SE, MM mengatakan pengiriman Ngalim dan Muhammad Fitra untuk mengikuti training ke Cina merupakan wujud komitmen perusahaan untuk meningkatkan kapasitas karyawannya dalam rangka pengembangan software dan inovasi di PT. Tamiang Elevator dan Escalator.
"Perusahaan akan terus mengirimkan karyawan yang memiliki dedikasi tinggi untuk mengikuti training dan pelatihan di luar negeri," ujar Putra kelahiran Aceh Tamiang ini.
Ngalim sedang mengikuti Training dan pelatihan pengembangan produk dan sistem pengembangan aplikasi software di kota Shanghai, Huzhou dan beberapa kota lainnya di Cina. (dok.Lentera24.com) |
Sugianto menjelaskan di perusahaanya, pendidikan bukan menjadi alat ukur utama dalam menempatkan seseorang dalam posisi jabatan. Yang menjadi indikator pertama yakni keuletan, kerja keras, kejujuran, rasa tanggung jawab dan dedikasi untuk perusahaan. Pasalnya, ada beberapa posisi penting di isi oleh seorang yang hanya tamatan SMP. []L24.Sai