Kondisi tanggul jebol direkam dari foto udara, tampak meluap kearah permukiman penduduk di Desa Gelung, Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Sab...
Kondisi tanggul jebol direkam dari foto udara, tampak meluap kearah permukiman penduduk di Desa Gelung, Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Sabtu 302023. (Saiful Alam/Lentera24.com) |
Lentera24.com | KARANG BARU – Akibat Tanggul di Kampung Gelung Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang Jebol sebanyak 150 rumah warga terendam banjir.
Di Kampung ini (Gelung) jika terjadi banjir rumah warga akan terendam sampai berhari-hari, kata Datok Penghulu (Kepala Desa) Gelung, Zul Azwairsyah, ketika ditemui Lentera24.com Sabtu 30 Desember 2023.
Akibat Tanggul jebol sejak 25 Desember lalu hingga kini banjir masih bertahan menggenangi seluruh pemukiman warga rumah-rumah penduduk dan akses jalan menjadi putus sepanjang lebih dari 1.5 KM, Ironis hingga hari inibkarena belum ada tanda-tanda perbaikan tanggul jebol.
Menurut Datok Penghulu, tanggul yang jebol di desanya ada beberapa titik adapun lebar tanggul yang jebol itu sekitar 4-5 meter. Lokasi tanggul pecah tersebut hanya beberapa meter saja dari permukiman warga sehingga dampak banjir cukup luas dan parah.
“Tanggul jebol satu titik kini lebarnya sudah bertambah sekitar 6 meter, sedangkan satu titik lagi tanggul tenggelam karena debit air lebih tinggi dari tanggul, jadi air sungai masuk dari dua lokasi,” kata Tok Zul.
Dia menjelaskan, hari ini ketinggian banjir di Desa Gelung bertambah lagi setelah sempat surut dua hari sebelumnya. Aktivitas warga Gelung nyaris lumpuh akibat terisolir banjir.
“Hari ini sudah bertambah airnya sekitar 20 sentimeter, karena ada banjir kiriman dari hulu masuk terus dari tanggul jebol itu,” tutur datok.
Pihaknya berharap agar tanggul jebol di desanya segera diperbaiki secara permanen.
Dinas Pengairan Aceh diminta memprioritaskan pembenahan DAS Aceh Tamiang agar kampung mereka bisa terbebas dari banjir setiap tahun.
“Harapannya supaya diperbaiki, dan kalau bisa kita buat batu beton,” ucapnya.
Sementara Kaur Umum dan Perencanaan Desa Gelung, Adiray (35) yang ditemui Lentera24.com di lokasi banjir menyebutkan, banjir sudah bertahan selama enam hari bahkan kondisinya makin bertambah parah. Untuk keluar dan masuk Desa Gelung warga maupun tamu pendatang terpaksa harus dilangsir dengan becak viar kecuali mobil truk.
Pasalnya akses jalan yang terendam banjir panjangnya mencapai 1,2 kilometer dengan kedalaman 50 cm hingga 1,5 meter. “Banjir di jalan cukup dalam hingga sepaha orang dewasa. Kalau kita naik sepeda motor harus ditinggal, orangnya diangkut naik becak dan jektor,” ujarnya.
Mirisnya lagi, sambung Adiray, banjir juga merendam seluruh rumah penduduk yang berada di empat dusun. Pihak desa sudah mendirikan tenda pengungsian di tujuh titik, namun sebagian besar warga masih memilih bertahan di rumah.
“Rumah yang terendam seluruhnya sebanyak 150 unit, yang dihuni oleh sekitar 210 kepala keluarga/KK,” terang perangkat desa muda itu.
Salah satu rumah warga di Kampung Gelung yang terendam banjir akibat Tanggul Jebol.(Dok.Lentera24.com). |
Dia pun memprediksikan air akan terus bertahan hingga berminggu sebelum tanggul yang jebol tersebut ditutup. Adiray pun menyinggung sejauh ini warga Gelung merasa di anaktirikan. Sebab sejauh ini belum ada pejabat pemerintah daerah yang datang ke lokasi terdampak banjir.
“Hanya Pak Dandim kemarin yang sudah datang kemari, kalau dari Pemda belum ada sama sekali kirim bantuan apalagi perbaikan tanggul,” pungkasnya.[]L24.Sai