Oleh: Rianti Sholihah Mahasiswi Semester 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetauhan Sosial Universitas Islam...
Oleh: Rianti Sholihah Mahasiswi Semester 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetauhan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Artikel ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Dona Aji Karunia Putra M.A.
Lentera24.com - Kesehatan mental atau mental health merupakan kondisi yang berkaitan dengan psikologis, jiwa dan emosi seseorang. Menurut psikologi, kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirirnya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan mengahasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Kondisi kesehatan mental yang buruk dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memicu berbagai masalah kesehatan fisik.
Dalam beberapa tahun ini isu kesehatan mental sedang marak di kalangan remaja milenial, khususnya di era digital dan sosial media yang terus berkembang. Begitu banyak keresahan, kebimbangan dan kekhawatiran yang terus menghantui diri suatu individu, terutama mahasiswa yang akhirnya berujung kepada masalah kesehatan mental.
Dilansir dari situs kemendikbud.go.id menyatakan bahwa kini gangguan mental kerap terjadi pada kelompok usia 18-25 tahun. Dengan kata lain, fenomena tersebut berkaitan erat dengan kalangan mahasiswa. Sebanyak 64% generasi muda mengalami masalah kecemasan, sedangkan 61,5% diantaranya sudah mengarah pada gejala depresi. Beberapa tanda gangguan kesehatan mental remaja antara lain: perubahan jadwal tidur dan makan, mood naik turun, bersikap apatis, gangguan berpikir, merasa putus asa dan tak berdaya. Sangat wajar ketika anak remaja mengalami perubahan suasana hati yang begitu cepat di usia remaja.
Pergantian mood yang ekstreem kerapkali di sebabkan oleh beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah ataupun aktivitas tiap hari di rumah. Walaupun mood remaja yang gampang berubah-ubah dengan cepat, masalah tersebut belum pasti ialah indikasi ataupun permasalahan psikologis. Kondisi kesetabilan mental dan fisik sering mempengaruhi gangguan kesehatan mental bukanlah sebuah keluhan yang hanya diperoleh dari garis keturunan.
Masalah kesehatan mental pada umumnya terbagi menjadi beberapa macam. Berikut adalah beberapa jenis kesehatan mental yang umum terjadi:
Stress Digital adalah stress yang disebabkan oleh interaksi negatif dalam email, teks, media sosial, ruang obrolan, dan forum. Stress digital ini di tandai dengan kecemasan atau serangan panik dan penarikan diri dari kegiatan sosial.
Kecemasan dan Depresi adalah masalah kesehatan mental yang berbeda. Kecemasan ditandai dengan ketakutan dan kesedihan yang konstan, sementara depresi biasanya gangguan di mana orang tersebut merasa tertekan dan kehilangan motivasi atau minat untuk melakukan pekerjaan pekerjaan yang sebelumnya menyenangkan. Hal ini tentu saja dapat merusak keadaan mental seseorang.
Kecanduan Media Sosial
Dampak negatif media sosial ini dapat terjadi ketika memiliki perasaan tertekan yang tinggi, seperti ingin selalu up to date atau ingin memiliki unggahan poto serta tulisan yang sempurna. Semua tekanan tersebut akhirnya menimbulkan kekhawatiran berlebih dan menjadi gejala dari depresi kecemasan.
Cyberbullying
Dari banyaknya factor, cyberbullying memiliki angka paling besar dalam penyebab masalah kesehatan mental. Korban cyberbullying sering kali menghadapi serangkaian ancaman, intimidasi, pelecehan dan penghinaan yang tersebar luas melalui media sosial, pesan teks, atau platform daring lainnya. Dampak psikologis Cyberbullying bisa sangat merusak, dan berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan krisis mental remaja seperti kecemasan berlebih, depresi, dan gangguan emosional yang biasanya disebabkan oleh penyalahgunaan teknologi, tekanan akademis, ekspektasi keluarga, hubungan dengan teman sebaya, salah ambil jurusan, masalah percintaan dan ketidak pastian masa depan.
Pola asuh orang tua juga mempengarhi kondisi emosional remaja yang dapat menyebabkan gangguan mental seperti Pola asuh yang otoriter. Pola asuh ini mencerminkan sikap orang tua yang bertindak keras dan cenderung diskriminatif. Pola asuh ini ditandai dengan cara mengasuh anak anak dengan ketat dan seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua).
Kebabasan anak untuk bertindak dibatasi, anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita dan bertukar pikiran dengan orang tua. Kebanyakan anak dari orang tua otoriter memiliki peluang lebih besar mengalami masalah emosional.
Selain pola asuh otoriter, pola asuh yang permisif juga mempengaruhi gangguan emosional, karena pola asuh ini di tandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai keinginannya sendiri, orang tua tidak pernah memberikan aturan dan pengarahan kepada anak, sehingga anak akan berperilaku sesuai keinginanannya sendiri walaupun bertentangan dengan norma sosial. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pola asuh permisif maka akan semakin tinggi pula masalah mental emosional remaja.
Remaja perempuan lebih banyak mengalami depresi dari pada laki-laki. Hal ini dikarenakan perubahan biologis yaitu masa pubertas, hubungan sosial body image dan gangguan makan merupakan penyebab terjadinya depresi pada perempuan.
Kesehatan mental merupakan masalah gangguan jiwa yang mempunyai angka prevalansi yang tinggi sehingga mahasiswa menjadi populasi yang rentang mengalami masalah mental karena berbagai stresstor yang dihadapi mereka. Namun para mahasiswa seringkali menganggap tekanan-tekanan mental sebagai mata pencaharian yang lazim di Lembaga - lembaga pembelajaran.
Dalam keadaan lain, mahasiswa mungkin tidak dapat mencari bantuan karena kurang nya waktu, energi, kemauan, atau sumber daya keuangan. Oleh karena itu, merupakan suatu tantangan dalam menghasilkan solusi yang memuaskan terhadap tantangan-tantangan permasalahan.
Menggambarkan niat baik dan keinginan siswa untuk memperbaiki masalah mental mereka juga merupakan sebuah tantangan karena beberapa dari mereka mungkin merasa malu atau sehat secara mental.
Upaya yang harus dilakukan agar terhindar dari gangguan kesehatan mental:
Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berdzikir dan rutin membaca Al-Quran. Karena semakin dekat dengan Tuhan maka akan semakin tentram jiwanya serta mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran hidup.
Mendekatkan diri dengan lingkungan keluarga dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Terkadang kita hanya butuh untuk didengar dan dinasehati agar merasa lebih baik dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan.
Luangkan Waktu Untuk Me Time.
Mulailah dengan melakukan sesuatu yang disukai seperti menonton film, mendengarkan musik, atau hal lain tegantung kebiasan individu dalam melakukan refresh masing masing istirahat yang cukup. Cobalah mulai dengan menerapkan pola istirahat yang cukup agar terhidar dari masalah, sulit berkonsentrasi dan membantu berpikir lebih baik.
Tentukan tujuan diri sendiri. Jangan memaksakan diri terlalu keras, mulailah dengan membuat skala tugas secara teratur dan tersusun. Ingat kembali tujuan awal sehingga akan timbul kembali semangat dalam diri.
Pentingnya menjaga kesehatan mental pada remaja di era gempuran teknologi diperlukan dukungan dari lingkungan sekitar seperti pola asuh orang tua dalam mendidik dan memberikan motivasi, hubungan antar teman sebaya yang sehat, pemanfaatan teknologi dengan positif, dan keterbukaan komunikasi dengan sekitar. Selain dari lingkungan sekitar, diperlukan juga upaya pencegahan dari diri terlebih dahulu seperti mendekatkan diri kepada yang maha kuasa. ***