HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Implementasi Ajaran Tamansiswa "Tri Sakti Jiwa" Dilihat Dari Sisi UMKM Kaos Wong Jogja

Heruwanto Pemilik UMKM Kaos Wong Jogja bersama Nanda Rachma Hernindya Josef Chupertino Charol Dustyanto Mahasiswa Semester 5 Fakultas Ekonom...

Heruwanto Pemilik UMKM Kaos Wong Jogja bersama Nanda Rachma Hernindya
Josef Chupertino Charol Dustyanto Mahasiswa Semester 5 Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 

Lentera24.com - Keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak dapat terlepas dalam kehidupan masyarakat Indonesia. UMKM sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam penyaluran pendapatan masyarakat dimana sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian dari UMKM. Pengaruh adanya UMKM yakni dapat dijadikan sebagai senjata dalam mengatasi permasalahan Ekonomi Indonesia.

UMKM Kaos Wong Jogja merupakan perusahaan konveksi yang berada di Yogyakarta dan didirikan oleh Bapak Heruwanto pada tahun 2002. Latar belakang pendirian UMKM ini berawal dari menghindari persaingan bisnis keluarga dan peningkatan harga bahan pokok yang semakin mahal. Hal tersebut membuat bapak Heruwanto berfikir untuk berpindah bisnis menjadi konveksi, dengan pemikiran jika kaos adalah kebutuhan sekunder yang dapat terus digunakan sehingga, produksi akan terus berjalan.

Perbedaan produk dari kaos Wong Jogja dengan yang lainnya terletak pada hiasan sablon yang digunakan. Selain memproduksi kaos dengan sablon biasa produk kaos Wong Jogja juga memproduksi kaos dengan sablon embos. Sablon embos juga menjadi salah satu keunggulan dari produk kaos Wong Jogja

Sistem pemesanan pada UMKM ini bersifat grosir atau dalam jumlah banyak, ujarnya, Implementasi ajaran Tamansiswa dalam UMKM kaos Wong Jogja dapat mencakup pendekatan pendidikan yang holistik, memperkuat identitas lokal, dan mengembangkan keterampilan kreatif. Dalam konteks ini, UMKM dapat menerapkan nilai-nilai Tri Sakti Jiwa, yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa untuk menciptakan produk yang berkualitas dan mencerminkan nilai-nilai budaya.

Selain itu, pendekatan pembelajaran aktif Tamansiswa dapat digunakan untuk melibatkan pekerja UMKM dalam pengembangan keterampilan dan peningkatan pengetahuan mereka dalam proses produksi dan pemasaran kaos.***