Barliansyah Mahasiswa Semester 3 Prodi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudera Langsa Lentera24.com ...
Prodi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Samudera Langsa
Lentera24.com - Bullying secara terminologi merujuk pada perilaku negatif yang melibatkan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang secara verbal, fisik, atau psikologis.
Menurut Ken Rigby, seorang pakar perundungan, bullying adalah "sebuah hasrat untuk menyakiti. Secara etimologi, kata "bully" berasal dari Bahasa Inggris yang berarti "penggertak" atau "orang yang mengganggu orang lemah".
Menurut Olweus, seorang ahli perundungan lainnya, bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tertekan secara berulang-ulang dan melibatkan penyalahgunaan kekuasaan. Bentuk bullying dapat bersifat fisik, verbal, atau psikologis, dan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung dan lain lain.
Di zaman modernitas ini, istilah bullying mungkin bukanlah hal yang asing di kalangan masyarakat, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat awam yang mereka tahu bahwa suatu ketika anaknya pernah diejek oleh sebagian kawannya di sekolah dan mereka beranggapan hal tersebut merupakan perkara yang lumrah, sehingga tidak begitu ditanggapi secara serius.
Nah, padahal itu termasuk kategori bullying yang tidak boleh di anggap sepele,kenapa karna hal ini dapat berakibat fatal pada tumbuh kembang anaknya di kemudian hari nanti.
Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok orang yang lebih kuat dengan. Bullying dapat berupa verbal dan fisik, dan dilakukan dengan dasar kesenangan semata. Bullying verbal Berupa tindakan menghina, mencela, mengancam, atau melecehkan secara verbal korban dengan kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan dan bullying menyakiti secara fisik seperti memukul, menendang, mendorong dan dan sebagainya.
Yang paling miris dan menyayat hati adalah tindak bullying masi sering terjadi di lingkungan sekolah. Padahal seharusnya dunia pendidikan adalah lingkungan yang paling steril dari perbuatan tersebut. Karena sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga. Bukan hanya pendidikan kognitif saja yang di tekankan di sekolah, tetapi juga di lengkapi dengan penanaman nilai afektif dan psikomotorik , namu hal ini masi terjadi di lingkungan sekolah sehingga mempengaruhi psikologi anak.
Maka dari itu, mengingat akan bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari perbuatan bullying dan cyberbullying tersebut, hendaknya sebagai orang tua, guru, maupun masyarakat tidak boleh menganggap enteng dan sepele atas tindak kekerasan dalam bentuk ini. Kita dituntut untuk lebih peka dan peduli terhadap nasib masa depan putra-putri kita di masa yang akan datang. Stop bullying dan cyberbullying sekarang juga. Terdapat banyak cara yang dapat kita lakukan guna mengurangi bullying yang terjadi di masyarakat.
Untuk mengatasi bullying, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua, guru, dan pihak sekolah. Berikut beberapa cara mengatasi bullying:
Memberikan sosialisasi terkait bullying: Sekolah harus memberikan sosialisasi terkait bullying agar siswa/anak tahu cara mengatasi dan mencegah tindakan ini.
Tanamkan nilai-nilai agama dan moral: Guru harus menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baik pada siswa agar mereka saling menghargai dan menghormat.
Melakukan pendekatan konseling: Guru harus melakukan pendekatan konseling kepada anak yang mengalami bullying agar mereka tidak mengalami trauma berkepanjangan
Dalam mengatasi bullying, kerja sama antara pihak guru, sekolah, dan orang tua sangat penting. Selalu bertindak dan berdukungan korban, serta tegaskan pelaku bullying agar tindakan ini berhenti.***