Ghasina Khoirunisa Mufiidah Mahasiswi Semester 1 Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas T...
Ghasina Khoirunisa Mufiidah Mahasiswi Semester 1 Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar
Lentera24.com - Setiap anak berhak mendapat pendidikan sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia. Hak Asasi Manusia telah melekat sejak seseorang dilahirkan. Maka, anak layak mendapatkan pendidikan mulai dari keluarga, kemudian berlanjut pada pendidikan formal seperti sekolah. Tingkatan pendidikan formal di Indonesia dibagi menjadi 4 jenjang, yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Di sekolah, terdapat berbagai mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa untuk membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang beragam. Beberapa mata pelajaran umum yang biasanya diajarkan di sekolah yaitu IPA, IPS, agama, PPKn, matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan sebagainya tergantung tingkat pendidikan dan kurikulum yang digunakan oleh sekolah tersebut.
Semua sekolah, baik mulai dari tingkat SD sampai SMA memiliki mata pelajaran wajib, yakni IPA/IPS, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Di antara Mapel tersebut, banyak siswa yang berpendapat bahwa matematikalah mata pelajaran yang paling sulit untuk dimengerti. Banyak murid yang merasa bahwa matematika sangatlah rumit, butuh pemikiran yang ekstra, serta para pendidik yang kurang menarik dalam mengajarkan hal tersebut kepada anak didiknya.
Nah, untuk menghadapi permasalah tersebut, ada beberapa tips nih, Pertama, sebagai orang tua maupun pendidik kita harus bisa memupukkan semangat kepada anak, yaitu dengan cara memberikan pujian yang positif ketika anak mendapat nilai yang sempurna. Ini akan memberikan motivasi tambahan untuk ia terus belajar.
Kedua, perlu adanya tambahan fasilitas. Seperti, beri anak barang maupun alat permainan yang berhubungan dengan matematika, dengan begitu anak jadi tidak bosan untuk memulai pembelajaran
Ketiga, tunjukkan relevansi. Jelaskan bagaimana matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari dunia nyata akan membantu anak untuk melihat nilai dalam memahami konsep matematika.
Keempat, kaitkan dengan hobi dan minat. Carilah cara untuk mengaitkan matematika dengan minat atau hobi sang anak. Misalnya, jika seorang ia suka musik, jelaskan bagaimana matematika terlibat dalam teori musik.
Kelima, jangan menekan anak. Jangan membuat matematika menjadi sesuatu yang menakutkan atau tekanan. Biarkan anak belajar matematika dengan tempo mereka sendiri dan beri mereka ruang untuk eksplorasi.
Terakhir, yang keenam, buat pembelajaran yang menyenangkan. Ubah model pembelajaran yang dirasa membosankan. Misalnya, buat permainan atau aktivitas yang melibatkan matematika. Seperti, teka-teki matematika, permainan papan, atau aktivitas kreatif yang membutuhkan keterampilan matematika.
Dari beberapa tips di atas, dapat dipahami bahwa peran seorang pendidik terutama dalam bidang matematika sangatlah diperlukan, karena itu membantu siswa dalam memahami, menguasai, serta mengembangkan kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam berbagai aspek kehidupan.***