HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Apakah Kerjasama Critical Minerals Dengan AS Berpengaruh Besar Terhadap Perekonomian Indonesia?

Putri Pilar Pertiwi Mahasiswi Semester 3 Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam In...

Putri Pilar Pertiwi Mahasiswi Semester 3 Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia

Lentera24.com - Presiden Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan pertemuan bilateral yang dilaksanakan di Gedung Putih Amerika Serikat guna membahas dan mendiskusikan perihal isu Critical Minerals, yang sebelumnya sudah dibahas di pertemuan khusus menteri - menteri dari berbagai negara, yang dilaksanakan di Los Angeles pada tanggal 8-9 September 2022 lalu. 


Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari banyak negara sebagai salah satu negara berkembang di dunia yang merupakan negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu Indonesia juga kaya akan sumber daya alamnya, sumber daya mineral nya salah satu contohnya yaitu nikel dan lain-lain. Banyak para ahli mengatakan bahwa di beberapa tahun kedepan atau diperkirakan di tahun 2024 Indonesia akan menjadi negara perekonomian terbesar ke-5 di dunia. 


Sebagaimana yang telah banyak diketahui Isu yang sedang ramai saat ini dibicarakan di bidang perekonomian yaitu mengenai Critical Minerals yang mana sudah dibicarakan oleh Presiden Indonesia Jokowi dan Presiden Amerika Serikat yaitu Joe Biden pada pertemuan bilateral yang dilaksanakan di Gedung putih AS beberapa pekan ke belakang lebih tepatnya pada 13 November 2023. Pada acara IPEF - Ministerial Conference isu critical minerals menjadi topik utama yang dibahas. 


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yaitu Airlangga Hartarto yang sebelumnya juga sudah melakukan pertemuan bilateral dengan menteri-menteri pada bulan Mei 2023 mendapat kesempatan untuk menjadi pembicara pertama di acara IPEF- Ministerial Conference dan menyampaikan keinginan Indonesia yaitu untuk memasukan Isu Critical Minerals kedalam pilar pertama atau yang membahas tentang perekonomian di bidang perdagangan. 


Dalam pertemuan conference sekarang Critical minerals ini menjadi topik paling utama yang dibahas. Menko Airlangga mengatakan bahwa Indonesia siap untuk mengajukan mengenai Critical Minerals karena ini penting untuk masa depan dan limited atau stoknya terbatas. 


Negara-Negara anggota IPEF menyetujui pernyataan Menko Airlangga yaitu dengan memasukan isu Critical kedalam Pilar Ke-I. Tidak hanya itu Indonesia juga mendapat banyak respon positif dari beberapa negara anggota IPEF termasuk negara Australia. 


Kemudian Ambassador Tai menyampaikan bahwa AS juga setuju dengan Indonesia dan tertarik untuk mendalami isu Critical Minerals ini. AS berharap semua anggota IPEF dapat berperan aktif dalam diskusi mengenai Critical Mineral ini dan berharap kedepannya di tiap negara anggotanya dapat mewujudkan critical minerals sendiri.


Rosan Perkasa Roeslani, duta besar negara indonesia untuk Amerika Serikat, mengatakan bahwa perihal critical minerals ini sangat penting bagi negara Indonesia, apalagi Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. 


Berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) Indonesia memiliki cadangan nikel mencapai 21 juta metrik ton atau sama dengan 22 persen cadangan global. 


Dalam melakukan kerjasama antar negara tentu ada pengaruh baik atau buruknya kepada salah satu negaranya. Kerjasama mengenai critical mineral ini sudah diprediksi akan berpengaruh baik terhadap perekonomian khususnya di negara Indonesia. 


Tidak hanya negara Amerika Serikat saja yang melakukan kerjasama mengenai critical mineral ini negara-negara besar seperti Australia dan Kanada juga tertarik untuk melakukan kerjasama mengenai critical mineral yang ditawarkan oleh Indonesia. Canada telah melakukan persetujuan dan menandatangani MoU bersama Amerika Serikat untuk bukti persetujuan dan perjanjian terhadap kerjasama mengenai Critical Mineral tersebut.


Duta Besar Republik Indonesia di Canberra, Siswo Pramono, menyampaikan bahwa kerjasama antara Indonesia dan Western Australia memiliki potensi besar untuk membuka peluang di sektor mineral penting, khususnya critical minerals. Hal ini perlu diperhatikan mengingat bahwa Western Australia memiliki sumber daya mineral yang melimpah, terutama dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). 


Australia Barat akan menjadi sebagai penyedia Lithium, sementara Indonesia akan berperan sebagai pemasok nikel. Kedua mineral ini menjadi komponen krusial dalam rantai produksi kendaraan listrik, menciptakan peluang kerjasama strategis antara kedua negara untuk mendukung industri mobil listrik global. Mineral kritis memiliki peranan yang sangat signifikan bagi Indonesia, terutama dengan kekayaan cadangan nikel yang menjadi yang terbesar di dunia. 


Menurut pandangan saya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi mitra strategis Amerika Serikat dalam upaya bersama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Potensi kerjasama ini dapat memberikan dampak positif bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan keuntungan bersama dalam industri kendaraan listrik. 


Critical Minerals memiliki hubungan erat dengan langkah-langkah konkret yang diambil oleh Indonesia dalam mengembangkan kendaraan listrik. Hal ini khususnya mencakup peran Indonesia sebagai penyedia baterai kendaraan listrik untuk Amerika Serikat dan berbagai negara lainnya. Keberadaan critical minerals ini juga cukup relevan dalam pengembangan aplikasi untuk kepentingan pertahanan nasional serta industri terkait dengan pertumbuhan berkelanjutan. 


Selain mendukung sektor transportasi, mineral kritis ini juga menjadi bahan pokok dalam berbagai aspek keamanan nasional dan industri yang terkait dengan upaya menuju pertumbuhan ekonomi berbasis hijau.


Kemudian Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Kim, mengungkapkan bahwa penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini akan meningkatkan kerja sama di bidang energi bersih dan pengembangan sumber daya mineral berkelanjutan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Hal ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk memajukan upaya bersama dalam sektor energi yang ramah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya mineral secara berkelanjutan.


Critical Minerals menjadi topik diskusi di kalangan pemimpin dunia dari berbagai blok, baik dalam forum seperti G20 maupun Uni Eropa. Namun, Indonesia menegaskan bahwa dalam hal critical minerals, kita berada di posisi yang unggul dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Ini adalah perubahan besar dalam permainan global berikutnya. Mengapa demikian? Karena critical minerals menjadi kunci utama dalam pengembangan energi terbarukan. 


Dalam konteks baterai, tidak akan ada kemajuan teknologi energi terbarukan tanpa adanya baterai," ujar Airlangga. Dengan dilakukannya kerjasama ini perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik, karena kerjasama dalam bidang critical minerals antara Indonesia dan Amerika serikat ini memiliki potensi untuk memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian Indonesia. Seperti menarik investasi asing masuk karena sudah bekerja sama dengan negara maju seperti amerika serikat. Meningkatnya teknologi dan Inovasi di bidang minerals nya, dsb. ***