Foto : Head of ComRel & CID PHR Zona 1, Djulianto Tasmat menerima penghargaan Indonesia Best Social Responsibility Awards (BESAR) pada ...
Lentera24.com | JAKARTA -- PT Pertamina EP Rantau Field berhasil meraih penghargaan Indonesia Best Social Responsibility Awards (BESAR) pada predikat Sangat Memuaskan atas Kinerja Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan pada Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui Pemberdayaan Masyarakat Difabel Aceh Tamiang. Penghargaan ini merupakan apresiasi untuk Field Rantau yang di inisiasi oleh LaTofi School of Social Responsibility di Hotel Kepinski Jakarta (25/10/23).
PT Pertamina EP Rantau Field merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Regional 1 Zona 1 Sumatera juga mendapatkan penghargaan Bintang Program Social Responsibility Award (BESAR) yang di wakili oleh Djulianto Tasmat, Head of Comrel and CID karena telah berhasil mengembangkan banyak program CSR Inovatif yang memiliki dampak luas bagi masyarakat, lingkungan hidup selaras dengan target SDGs.
Pjs General Manager Zona 1, Dicki Hendrian menyampaikan Penghargaan yang telah diperoleh ini merupakan bentuk kepedulian dan komitmen pihaknya terhadap masyarakat dan lingkungan di wilayah operasional perusahaan. "Melalui program ini, Pertamina berharap dapat meningkatkan kesediaan akses terhadap sumber energi bersih, khususnya bagi para penyandang disabilitas di Desa Tanjung Karang, dan masyarakat pada umumnya," ujarnya.
Dalam merencanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Dicki Hendrian mengatakan harus mempertimbangkan keselarasan program-program dengan rencana pembangunan pemerintah provinsi dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan pemerintah pusat ucap Dicki.
"Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) Pada
Pemberdayaan Masyarakat Difabel Aceh Tamiang menghadirkan pemanfaatan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) di 3 (tiga) unit usaha yaitu Otomotif “Bengkel
Difabel”, Kafe Ramah Difabel “Inklusi Coffee” dan Pengelolaan Limbah Cair
Terpadu “Rumah Limbah Difabel” Desa
Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Provinsi Aceh" tutur
Dicki Hendrian menjelaskan PLTS dengan
kapasitas 4,91 Watt Peak (Wp) yang menghasilkan 6.320 Watt Hour (Wh) per
tahunnya, PLTS ini tidak hanya mengurangi emisi hingga 6.383 kgCO2eq/tahun.
tetapi juga menghemat biaya listrik hingga Rp. 9 juta per tahun. Ini adalah salah
satu langkah dalam akselerasi transisi energi terbarukan dengan mengoptimalkan
sumber daya energi lokal.
"Program ini telah memberdayakan 20 orang penyandang disabilitas kurang mampu di Desa Tanjung Karang, Kabupaten Aceh Tamiang yang mana merupakan wilayah dengan jumlah penyandang disabilitas kedua terbesar di Provinsi Aceh," ujar Dicki Hendrian.
Pendiri La Tofi Award yang juga Pemimpin Sekolah
Tanggung Jawab Sosial, La Tofi mengatakan bahwa ranah CSR telah melahirkan
tokoh-tokoh besar yang berperan penting, sehingga apresiasi BESAR diberikan
atas kontribusi yang telah diberikan oleh tokoh tersebut.
"Program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin #7 (Energi Bersih dan Terjangkau, poin #8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta poin #13 (Penanganan Perubahan Iklim). Selain itu, melalui program ini, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui program yang berdampak pada Sustainable Development Goals (SDG's) yang sejalan dengan penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG)," tuturnya. [] L24-Zaq