HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Program PSR Berkah Bagi Petani Sawit

   Ladang Sawit Suprapto, yang ikut program PSR, 2020 saat ini sudah memetik hasil. (Dok.Lentera24.com). Lentera24.com | ACEH TAMIANG - Pro...

  
Ladang Sawit Suprapto, yang ikut program PSR, 2020 saat ini sudah memetik hasil. (Dok.Lentera24.com).

Lentera24.com | ACEH TAMIANG - Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) membawa keberkahan bagi para petani atau pekebun tanaman kelapa sawit di kabupaten itu, khususnya mereka yang tergabung dalam PSR.

Hal itu dikatakan oleh sejumlah pekebun di Aceh Tamiang yang lahan sawitnya mendapat bantuan program PSR, lahan atau kebun petani yang di replanting sejak 2018 saat ini sudah memetik hasil, kata Suprapto (52), petani di Desa Seunebok Baru, Kecamatan Manyak Payed, Minggu 15 Oktober 2023.

Menurut Suprapto, produksi tandan buah segar (TBS) sawit per hektare diperkirakan bakal meningkat karena menggunakan bibit unggul (bersertifikat).

Program PSR ini pun dinilai sangat menguntungkan masyarakat bisa memiliki kebun kelapa sawit yang kembali produktif. Diketahui selama ini banyak petani tidak mampu untuk meremajakan tanaman kelapa sawit miliknya karena terkendala modal. 

Dengan hadirnya PSR seluruh proses replanting sejak pembersihan lahan, pengadaan bibit, tanam hingga beberapa kali pemupukan gratis ditanggung oleh pemerintah.

"Sampai bulan ini sudah delapan kali saya panen. Jadi ceritanya sudah nikmati jual sawit hasil PSR-lah ini," kata Suprapto.

Penanaman bibit dilakukan seluas 1,5 Hektar pada awal 2020. Artinya umur kurang 4 tahun sawit program PSR rata-rata sudah berbuah. Selain berubah, pertumbuhan batang dan daun kelapa sawit cukup bagus seperti standar perusahaan.

"Bobot TBS-nya ada yang masih buah pasir tapi sudah laku ditolak ke agen. Awal panen rata-rata janjangan dijadikan berondolan dulu harga lebih tinggi," ujarnya.

Secara pribadi bapak empat orang anak ini sangat bersyukur bisa ikut program PSR melalui lembaga koperasi. Ia menyadari jika melakukan replanting secara mandiri tidak mungkin mampu karena membutuhkan biaya besar.

Selama empat tahun penantian, kini Suprapto sudah bisa kembali rutin menjual hasil panen TBS sawit ke agen pengumpul di kampung. Dia merasa puas melihat pertumbuhan pohon kelapa sawit PSR beda dengan kebun sawit kampung (pribadi) pada umumnya.

"Saya panen satu bulan dua kali, hasilnya lumayan bisa untuk tambahan beli pupuk supaya bobot buahnya makin berat," tutur Suprapto.

Luas Panen 1.092 Hektare

Hasil penelusuran Lentera24.com di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Ditanakbun) Kabupaten Aceh Tamiang, mencatat luasan peremajaan sawit rakyat sejak medio 2018-2023 sudah terealisasi masuk rekomendasi teknis (rekomtek) Ditjenbun RI sekitar 10.300 hektare. Luasan ini menembus target Distanakbun yakni di angka 10 ribu hektare hingga 2022.

"Target Aceh Tamiang hingga 2022 hanya 10 ribu Ha, dan Alhamdulillah target itu tercapai 2023," kata Kabid Perkebunan Distanakbun, Edwar Fadli Yukti saat dihubungi, Minggu 15 Oktober 2023.

Dijelaskan Edo sapaan akrab Edwar Fadli Yukti, pihaknya memastikan tanaman tahun perdana PSR (2018-2019) yang tersebar di 11 kecamatan yang sudah berproduksi. 

Dari 3.947 Ha realisasi luasan tanam, 1.092 Ha di antaranya adalah luas panen yang sudah dihimpun dari hasil laporan di lapangan. Areal ini milik petani yang tergabung dalam tujuh koperasi sebagai pelaksana PSR.
Suprapto saat memanen hasil sawitnya.
"Alhamdulillah program penanaman tahun 2019 juga sudah berproduksi dengan BJR (berat janjang rata-rata 2-5 kg/janjang. Untuk data produksinya belum lengkap, tetapi data dan dokumentasi hasil penanaman 2019 ada di kantor bisa jadi referensi," ujarnya.[]L24.Red