HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

WASPADA !! Diabetes Melitus Pada Anak

Sri wuryanti Mahasiswi Semester 4  Fakultas Kesehatan Masyarakat  Universitas Indonesia Maju Lentera24.com - Seringkali DM dianggap sebagai...

Sri wuryanti Mahasiswi Semester 4 
Fakultas Kesehatan Masyarakat 
Universitas Indonesia Maju



Lentera24.com - Seringkali DM dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Namun demikian, DM juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe-1. Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga. 

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun. Jumlah kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dialami oleh orang Indonesia. Biasanya, penyebab diabetes pada anak adalah karena faktor keturunan ataupun adanya gangguan fungsi pankreas. “80% anak – anak adalah pengidap diabetes tipe 1, ada beberapa perbedaan antara diabetes tipe 1 dan 2 yang perlu diketahui. 

Untuk diabetes tipe 1 sering didiagnosis pada masa kanak – kanak (7 – 10 thn), tidak berhubungan dengan berat badan berlebih, pengobatan dengan injeksi insulin atau pompa insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 didiagnosis pada saat mulai pubertas, tipe ini disebabkan karena gaya hidup (berat badan berlebih), dan dapat diobati cukup hanya dengan obat diabetes.

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu.

Anak yang sedang mengalami DM, secara umum dapat mengalami gejala seperti :

Banyak Makan
Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi

Banyak Minum.
Anak akan merasa haus terus-menerus 
karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi

Banyak Kencing dan Mengompol
Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis
Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut.

Setiap orang bisa saja terjangkit penyakit diabetes karena tidak satu pun yang bisa terbebas dari faktor-faktor penyebabnya. Minimal setiap orang pasti memiliki satu atau lebih faktor risiko dari diabetes jadi kita harus tetap waspada. Walaupun saat ini kita sehat, namun karena menjalankan gaya hidup yang tidak sehat, mungkin saja suatu hari akan terjangkit diabetes.
 
Untuk itu lakukan gaya hidup sehat sebagai berikut :
Kurangi minum minuman manis dan bersoda.
Aktif berolahraga. Upayakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit dalam sehari

Perbanyak Makan Buah dan Sayur.
Ayah dan bunda perlu memahami apa saja makanan yang harus diberikan pada anak dengan diabetes. Namun, jangan menerapkan anak untuk melakukan diet khusus. Hal ini akan membuat anak mudah stres karena pilihan makanan yang cenderung itu-itu saja . Sama seperti anak-anak sehat lainnya, anak yang memiliki diabetes juga masih tetap membutuhkan banyak nutrisi dari menu makanan yang bervariasi. Anak membutuhkan banyak buah-buahan, sayuran, makanan yang tinggi nutrisi, rendah lemak, serta kalori dalam batas wajar. Ayo, ajari anak – anak sejak dini dengan perilaku dan gaya hidup sehat. ***