HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Trauma Masa Kecil atau Inner Child Dampak dari Pola Asuh yang Salah

Nova Ameliya Mahasiswi Semester 4  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Maju Lentera24.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indo...

Nova Ameliya Mahasiswi Semester Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia Maju


Lentera24.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pola adalah sebuah sistem atau cara kerja. Sedangkan asuh berarti menjaga, membimbing dan melatih. Adapun dalam artikel milik (Sonia & Apsari, 2020) Hersey dan Blanchard berpendapat bahwa pola asuh terdiri atas dua dimensi perilaku yaitu Directive Behavior dan Supportive Behavior yang mana dua hal tersebut didasari oleh komunikasi yang terjali antara orang tua dan anak. 

Adapun maksud dari Directive Behavior adalah bentuk komunikasi satu arah yang dilakukan orang tua untuk menjelaskan dan memberitahu peranan dan tugas dari seorang anak. Sedangkan Supportive Behavior adalah bentuk komunikasi dua arah antara orang tua dan anak yang mana peranan orang tua dalam hal ini tidak hanya menjelaskan peranan dan tugas secara langsung kepada anak namun mendengarkan pendapat anak, mendorong, mengarahkan serta melakukan teguran-teguran positif mengenai perilaku anak.

Beberapa riset menemukan bahwa perilaku yang dimunculkan di usia dewasa berakar dari trauma yang dialami seseorang di masa kecil. Peristiwa yang dialami seorang anak dan sifatnya mengancam kehidupan merupakan hal-hal yang bisa membentuk perilaku-perilaku di masa dewasa. 

Kumpulan trauma yang dialami anak di masa kecil akan menjadi luka psikis yang terus melekat dalam diri anak hingga ia dewasa (Huh et al, 2017). Dalam hal ini orang tua berperan besar dalam terbentuknya trauma masa kecil. 

Sejak masa kanak-kanak, ada berbagai macam pengalaman menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang terjadi dalam diri. Pengalaman tidak menyenangkan yang pernah terjadi dapat menjadi trauma ketika peristiwa tersebut membuat kita tertekan bahkan stress dan kita tidak mendapatkan bantuan dari keluarga ataupun orang lain pada saat mengalaminya. Peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan trauma yaitu seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga di tinggalkan oleh orang yang di cintai. 

Sayangnya orang tua pun tak mengenali masa traumatis anaknya, mereka cenderung menyalahkan perilaku anak yang tidak sesuai ekspektasi mereka dan menganggap mereka adalah anak yang nakal. Padahal karakter seorang anak adalah cerminan dari pola asuh orang tua mereka.

Seorang anak yang mengalami Trauma Masa Kecil akan kesulitan mengatur emosi, merasa tidak dicintai oleh orang lain, tidak percaya diri, cemas. Permasalahan tersebut berlanjut hingga dewasa. Oleh Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali inner child anak kita dan membantu mengatasinya dengan penerapan sikap.

Beberapa sikap yang perlu diterapkan sebagai orang tua adalah :

1.  Berdamai dengan Keadaan 
     Mulai membuka lembaran baru.  
     Menerima segala kejadian dimasa           lalu untuk dijadikan pelajaran  
     kehidupan,    dan meminta maaf 

2. Memperbaiki Kesalahan
    Berusaha untuk tidak mengulangi  
    kesalahan yang sama dengan cara 
    memperbaiki pola asuh 

Cobalah untuk lebih dekat dengan anak. tanyakan hal-hal yang sederhana namum bermakna untuk anak. ***