Deki Hermawan Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Perkembangan peradaban manusia menuju...
Deki Hermawan Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
Lentera24.com - Perkembangan peradaban manusia menuju era industri praktis menuntut semuanya dilakukan dengan cepat dan akurat. Ini memberikan model kehidupan sosial masyarakat berubah dan berubah dalam konteks penyesuaian diri, namun, pengaturan diri ini tidak lepas dari kodrat manusia selalu mengambil risiko. Beurusan dengan semua risiko untuk setiap orang di dunia ini namun, satu hal terjadi di mana saja, kapan saja kebanyakan orang tidak tahu kapan, di mana, dan seberapa besar risiko yang harus diambil hal itu terjadi karena setiap kali pembangunan bertambah, jumlahnya bertambah dan tingkat risiko. (Ikromullah 2015).
Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak pasti di masa depan itulah mengapa sebagian orang membutuhkan asuransi. Karena asuransi adalah salah satu buah peradaban manusia dan konsekuensinya menilai kebutuhan manusia yang sangat mendasar adalah kebutuhan akan rasa aman dan dilindungi dari kemungkinan kerugian. Asuransi adalah buah pikiran dan jiwa manusia untuk mencapai keadaan yang bisa untuk memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan yang ada sudah menjadi bagian dari sifatnya untuk merasa aman dan terlindungi (Ikromullah 2015).
Kebutuhan sebagian masyarakat akan jasa asuransi semakin meningkat Menurut individu dan perusahaan Indonesia.
Pertanggungan merupakan cara ekonomis untuk mengatur kehidupan rumah tangga juga terkena atau dihadapkan dengan risiko yang mendasarinya seperti risiko kematian risiko terhadap properti. Sama di dunia korporat untuk menjalankan usahanya dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko mengganggu kelangsungan usaha. Namun masalah yang ditakuti orang adalah kemungkinan kematian itu terjadi terlalu cepat. Kematian ini pasti, tapi masalah Waktu atau saat ketika kematian akan datang tidak bisa ditentukan oleh orang. Potensi Kerugian (yang mungkin terjadi) dapat diasuransikan, ia harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penampilan Kerugian Melibatkan
Ketidakpastian,
2. Kerugian Harus Dibatasi,
3. Kerugian Harus Signifikan,
4. Rasio Kerugian Dapat Diperkirakan
5. Jenis Kerugian Tidak Dapat Diperkirakan
Tingkat kesadaran masyarakat indonesia mengenai asuransi sangat rendah dibandingkan ketenaran terjamin di negara ini lain penilaian ini mendapat perhatian khusus dilihat dari tingkat prevalensinya ke pasar nasional pelanggan industri secara individu. Hal ini menyebabkan perkembangan sektor asuransi di indonesia, khususnya asuransi syariah maupun tidak syariah tidak begitu signifikan. Meskipun potensial pasar asuransi syariah pertumbuhan di indonesia sangat tinggi, mengingat mayoritas (80%) dari populasi indonesia beragama islam.
Suatu hal yang perlu dikenal sebagai faktor kepercayaan untuk asuransi, faktor syariah, faktor faktor finansial dan produksi.
Masalah pemahaman masyarakat tidak dapat dipisahkan dari asuransi kesehatan pemahaman yang berbeda bahwa segala sesuatu harus lebih mandiri, terutama di daerah unsur pedesaan masih kental aspek hukum agama pertanggungan masalah - masalah itu terkait selain itu, status asuransi diperlukan diperjelas karena perbedaan pendapat, baik individu maupun kelembagaan, tentang aspek halal dan haram asuransi pengembangan diri dalam satu dalam hal ini di industri asuransi. Pengembangan perusahaan dalam hal ini industri asuransi kesehatan tidak dapat dipisahkan dari pergaulan berbagai aktor, mis pemerintah, bisnis dan ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah bagaimana bersosialisasi dan selesai. Sosialisasi yang diharapkan adalah tercapai secara efektif dan efisien semua kelompok dan kelas sosial (Prasetyo et.al 2023).
Daerah pedesaan cenderung kurang untuk menggunakan asuransi daripada penduduk di daerah perkotaan. Hal tersebut karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan terhadap asuransi kesehatan (djunawan, 2019).
Selain itu, pengetahuan masyarakat di daerah pedesaan tentang asuransi kesehatan pada program jaminan kesehatan nasional (jkn) masih sangat minim, sehingga dapat menyebabkan kurangnya pemahaman peserta mengenai asuransi kesehatan dan program jkn. Selain itu, faktor pendidikan yang rendah juga dapat mengurangi pengetahuan masyarakat pedesaan terhadap asuransi kesehatan untuk pemanfaatan suatu pelayanan kesehatan. (Prasetyo et.al 2023).
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa asuransi tidak bisa lepas dari pro kontra, terlepas itu asuransi syariah maupun konvensional. Namun masyarakat Indonesia terutama orang awam, tidak akan paham mana yang termasuk syariah mana yang terasuk konvensional. Sebenarnya, persoalannya bukan lagi terletak pada syariah atau konvensionalnya. Namun dari segi prinsip operasionalnya; seperti produknya, marketing plan, straregi pemasaran, strategi pengembangan jaringan dan poinpoin penting lainnya yang berpihak kepada kemaslahatan anggotanya.
Kajian Teori
Asuransi dalam pengertian umum (general insurance) adalah satu berbagi risiko atau kerugian, kehilangan manfaat dan kewajiban hak kepada pihak yang timbul karena peristiwa yang tidak pasti. Garansi ini waktu yang singkat, biasanya satu tahun. Asuransi adalah kontrak dua pihak atau lebih yang dilakukan oleh penanggung kepada tertanggung menerima premi asuransi untuk penggantian diasuransikan terhadap kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan tanggung jawab yang diantisipasi atau menurut undang-undang kepada pihak ketiga peristiwa yang tidak pasti dari tertanggung atau untuk membayar jika terjadi kematian nyawa seorang penanggung. (Olga).
Implementasi dan Inovasi Kebijakan.
Program Asuransi Kesehatan
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi persoalan pelayanan kesehatan, dari mulai dibuatnya regulasi yang mengatur tentang sistem kesehatan hingga digalakkannya beberapa program yang mengarah pada masyarakat kurang mampu agar seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan secara merata. Salah satu bentuk implementasi dari persoalan tersebut adalah dengan dibuatnya program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), yang dapat dinikmati oleh masyarakat dari kalangan bawah. Jamkesmas merupakan suatu program yang menjamin kesehatan untuk warga Indonesia, yang telah dijalankan sejak tahun 2004 oleh Departemen Kesehatan.. (Prasetyo et.al 2023).
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa asuransi tidak bisa lepas dari pro kontra, terlepas itu asuransi syariah maupun konvensional. Namun masyarakat indonesia terutama orang awam, tidak akan paham mana yang termasuk syariah mana yang terasuk konvensional. Sebenarnya, persoalannya bukan lagi terletak pada syariah atau konvensionalnya. Namun dari segi prinsip operasionalnya; seperti produknya, marketing plan, straregi pemasaran, strategi pengembangan jaringan dan poinpoin penting lainnya yang berpihak kepada kemaslahatan anggotanya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat
1. Faktor Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka makin tinggi pula
pengetahuan seseorang tersebut hal
itu termasuk dalam pengetahuan
mengenai asuransi.
2. Faktor Pendapatan
Semakin tinggi pendapatan
seseorang maka semakin tinggi pula
pengetahuannya mengenai program
asuransi dan semakin besar pula
kesempatan mereka untuk
menggunakan asuransi.
3. Faktor Sumber Informasi
Sumber pengetahuan yang di dapat
masyarakat banyak cara yang
mereka dapatkan mengingat
kecanggihan teknologi zaman
sekarang, salah satu informasi
tersebut melalui media massa,
pemerintah, saudara, teman dan
perusahaannya yang bersangkutan
dalam pengetahuan tentang
penyebaran program asuransi.
Masyarakat Indonesia tidak semua
dapat mengoperasikan
teknologi informasi sehingga minat
untuk berasuransi kurang tinggi.
Jadi rangkaian tulisan diatas menyimpulkan bahwa masih banyaknya goongan masyarakat indonesia terutama yang ada di pedesaan yang kurang memahami dan berminat dalam melalukan kegiatan berasuransi, hal tersebut menjadi evaluasi bagi pemerintah yang telah memberikan berbagai pelayanan asuransi secara gratis akan tetapi mungkin dari sosialisasi ke masyarakatnya masih kurang. Padahal beberapa dampak positif dari perkembangan berasuransi yang diantaranya adalah pertama proteksi risiko.
Asuransi adalah alat perlindungan dan penyelamatan dari berbagai kemungkinan risiko dalam kehidupan yang memang penuh dengan risiko. Sebagian risiko itu bahkan bersifat pasti, dalam arti akan terjadi juga meski manusia berusaha menghindari atau menundanya dengan berbagai cara. Kematian, sakit, penuaan dan pensiun adalah contoh dari risiko yang pasti terjadi.Walaupun Asuransi tidak bisa mengobati rasa sedih kehilangan orang yang dicintai. Kedati begitu, Asuransi dapat menolong sekurang-kurangnya dari aspek finansial, untuk menghadapi dampak dari musibah. (Leliya 2016).
Referensi
Agnestya, O. Respon Masyarakat Terhadap Asuransi Di Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Pekanbaru.
Leliya, L. (2016). Minat Masyarakat Berasuransi Syariah Di Asuransi Prudential. Orasi: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 7(2).
Pratama, P. H., Arbitera, C., Miolda, P. R., Ghifary, H., Aini, N., Annisa, S. R., ... & Putri, A. D. (2023). Pemahaman Masyarakat Pedesaan Terhadap Manfaat Asuransi Kesehatan Di Indonesia: Literature Review. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 1149-1156.
Ramadhan, I. (2015). Pemahaman Masyarakat Pedesaan Terhadap Asuransi Syariah (Studi Dan Analisis Pada Desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon).***