HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Teori Erik Erikson sebagai solusi dalam proses pembelajaran

Rizki Dera Amanda, Semester 2, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia Lentera24.com - Erik Erikson...

Rizki Dera Amanda, Semester 2, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia


Lentera24.com - Erik Erikson merupakan seorang tokoh yang berkaitan erat dengan teori psikoanalisis. Mari intip sedikit biografi singkat dari Erik Erikson. Erik Erikson adalah seorang tokoh psikososial yang lahir di Frankrut, Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902. Pada dasarnya, Erikson merupakan seorang tokoh psikologi yang kemudian begitu tertarik dengan dunia pendidikan anak-anak dan memutuskan untuk mendalami mengenai pendidikan anak-anak. Lantas, teori apa yang dikembangkan oleh Erik Erikson yang berkaitan erat dengan dunia penidikan anak-anak? 

Erikson mengembangkan sebuah teori yang dinamakan dengan Teori Psikososial Erik Erikson. Teori Psikososial ini berkaitan erat dengan teori psikosekusual dengan Sigmund Freud. Pada dasarnya, Erikson mengembangan teori psikososial ini dikarenakan kritik tajamnya terhadap teori psikososial milik Sigmund Freud. Bagi Erikson, lima tahapan psikosesksual milik Freud terlalu berfokus pada fase-fase perkembangan individu yang didorong oleh libido seseorang. Karena ketidaksetujuannya lah yang kemudian mendorong Erikson untuk mengembangkan delapan tahap psikososial.

Apa saja delapan tahapan psikososial Erikson ini? Kedelapan tahapan itu adalah; 
1. Kepercayaan dasar vs Ketidak percayaan (lahir hingga 12-18 bulan), 2. Otonomi vs Rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun), 3. Inisiatif vs Rasa bersalah (3 tahun hingga 6 tahun), 4. Industri vs Inferioritas (6 tahun hingga 12 tahun), 5. Identitas vs Kekacauan Identitas (Mulai 12 tahun), 6. Intimasi vs Isolasi (18 tahun hingga 40 tahun), 7. Produktivitas vs Stagnasi (40 tahun hingga 60 tahun), 8. Integritas ego vs Putus asa (60 tahun ke atas). Erikson membagi tahapan perkembangan suatu individu berdasarkan sifat sosial individu itu sendiri.

Lantas, bagaimana tahapan psikososial Erikson ini bisa menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran? Erikson, dalam delapan tahapan psikososial nya menjelaskan mengenai fase-fase perkembangan dari suatu individu, dan hal itulah yang bisa digunakan oleh para pendidik dan pengajar dalam menghadapi peserta didik selama proses pembelajaran. 

Para pendidik dan pengajar bisa melihat ciri-ciri dari peserta diik yang kemudian dikaitkan dengan teori psikososial milik Erikson ini. Sebagai contoh, saat prosees pembelajaran peserta didik tidak ingin memerhatikan atau tidak fokus dengan proses pembelajaran yang tengah berlangsung, pendidik atau pengajar bisa memerhatikan usia atau ciri yang ditampilkan oleh peserta didik kemudian dikaitkan pada fase manakah peserta didik terebut dalam tahapan psikososial milik Erikson. 

Setelah mengetahui peserta didik yang bersangkutan ada pada tahapan yang mana, pendidik atau pengajar dapat dengan mudah mengetahui apa dan bagaimana langkah untuk mengatasi hambatan belaar yang terjadi pada pserta didik.

Selain digunakan untuk pendidik dan pengajar, teori psikososial milik Erikson ini juga dapat digunakan oleh para orang tua untuk lebih mengenal anak mereka. Para orang tua bisa dengan mudah mengaitkan perilaku anak pada tahapan psikososial milik Erikson agar para orang tua dapat melihat di fase manakah sang anak pada saat itu, bisa berdasarkan usia ataupun berdasarkan ciri-ciri pada setiap tahapan. 

Seperti kebanyakan teori-teori yang ada, teori psikososial milik Erik Erikson ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti tidak semua individu mengalami kasus yang sama dan pada fase dan waktu yang sama. Lalu, teori psikososial ini benar-benar hanya pandangan deskriptif dari perkembangan sosial dan emosional suatu individu. Lalu, kekurangan selanjutnya dari teori Eriksson ini adalah teori ini lebih sesuai untuk anak laki-laki ketimbang untuk anak perempuan. Dan juga, tahapan teori Erikson ini hanya menitikberatkan pada masa bayi hingga anak-anak daripada masa dewasa.

Krismawati, Yeni. “Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson Dan Manfaatnya Bagi Tugas Pendidikan Kristen Dewasa Ini.” Kurios: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, No. 1 (2018): 46–56. ***