HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tekonolgi Blockchain dan Masa Depan Keuangan Global

Chahyani Dwi Febriani semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Teknologi digital memainkan ...

Chahyani Dwi Febriani semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Lentera24.com - Teknologi digital memainkan peran penting dalam proses era disrupsi yang sedang berlangsung saat ini. Era dimana terjadi dinamika dan perubahan yang fundamental diberbagai system dan aspek kehidupan manusia secara global,termasuk sistem keuangan dan ekonomi saat ini dimana sedang mengalami pergerakan dan perubahan. Dirupsi dalam bidang ekonomi ditandai dengan munculnya new knowledge based economy, new economy, digital economy, digital business dan sharing economy. Disrupsi ini dapat dimaknai positif maupun negatif oleh masyarakat atau sekumpulan orang.
Blockchain dan Cryptocurrency merupakan salah satu teknologi yang sangat disruptif. Tapscott dan Tapscott (2016) menggambarkan bahwa blockchain merupakan teknologi revolusioner pada abad ke-21 ini. 

Menurut Swan, blockchain berpotensi untuk merubah berbagai kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, hukum dan budaya.  Keberadaan teknologi Bockchain memiliki historis yang cukup panjang dan diduga terkait dengan kelompok yang menamakan dirinya Cypherpunk. Kemunculan blockchain dengan cryptocurrency pertamanya yaitu bitcoin bertepatan dengan terjadinya krisis industri keuangan global pada tahun 2008 yang menyebabkan masyarakat menjadi tidak percaya (distrust) terhadap lembaga perbankan.

Pada awal kemunculannya, teknologi blockchain diidentikan dengan bitcoin dan Distributed Ledger Technology (DLT) yaitu merupakan buku induk (ledger) yang berfungsi untuk mencatat berbagai transaksi yang terjadi didalam jaringan blockchain. DLT sendiri bersifat publik, transparan dan immutable sehingga dapat diaudit secara terbuka. Perkembangan selanjutnya, blockhain tidak hanya berfungsi untuk mencatatkan transaksi tetapi mulai memasuki ranah ekonomi, bisnis, hukum, politik, sosial kemanusiaan dan ilmiah. Dalam ranah ekonomi, inovasi terpenting yang diberikan Blockchain adalah adanya transaksi pembayaran dan pertukaran yang terdesentralisasi, jual‐beli token, aset digital serta kontrak pintar (smart contract). Inovasi ini belum pernah ada di era teknologi komputer jaringan (web) sebelumnya.

Keunggulan lainnya dari blockchain adalah proses koordinasi, pencatatan serta transaksi yang telah dilakukan tidak dapat dirubah atau dibatalkan (tamper proof). Blockchain dapat menjadi tempat penyimpanan berbagai catatan baik individu, organisasi maupun masyarakat dalam bentuk dokumen, identitas dan aset digital. Seluruh aset baik yang bersifat tangible seperti rumah atau kendaraan maupun berbagai aset lainnya yang bersifat intangible dapat didaftarkan serta ditransaksikan didalam blockchain. Salah satu aset digital yang dapat didaftarkan contohnya Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) seperti patent dan lainnya.

Inovasi utama lainnya dari teknologi blockchain adalah mekanisme pembuktian terhadap suatu transaksi yang tidak membutuhkan adanya rasa saling percaya diantara para penggunanya (trustless). Para pengguna cukup mempercayakan kepada sistem pembukuan yang bersifat public dam saliung terhubung melalui simpul (nodes) yang terdesentralisasi dan dikelola oleh para penambang (miners) yang bertindak sebagai akuntan. 

Para penambang (miners) tersebut memiliki dua fungsi yaitu sebagai relawan dan akuntan untuk membantu mencatatkan transaksi didalam blockchain. Para penambang saling berkompetisi untuk melakukan verifikasi terhadap transaksi dan kemudian memasukannya kedalam blok yang tersusun dalam sebuah urutan kronologis. Blok baru tersebut terhubung dengan blok sebelumnya yang diamankan dengan menggunakan fungsi “hash” sebagai penanda digital untuk memastikan keaslian dari data transaksi tersebut. Setiap penambang yang berhasil memasukan blok baru kedalam jaringan blockchain akan mendapatkan reward berupa koin digital (bitcoin).

Bitcoin adalah penggunaan teknologi blockchain pertama yang stabil di seluruh dunia dan dengan cepat menarik perhatian industri keuangan. Banyak perusahaan jasa keuangan tidak melihat banyak potensi dalam Bitcoin sampai mereka memeriksanya lebih lanjut dan memahami teknologi blockchain di baliknya. 

Memanfaatkan teknologi berbasis blockchain dalam dunia keuangan memiliki banyak keuntungan. Kemampuan blockchain untuk memproses informasi lebih cepat dengan menghilangkan perantara berpotensi menurunkan biaya sekaligus meningkatkan kecepatan. Hal ini dapat diterapkan pada transfer mata uang, perdagangan saham, pembayaran, penyelesaian, dan banyak kegiatan yang merupakan operasi inti dari lembaga keuangan.

Mentransfer nilai adalah proses yang lambat dibandingkan dengan rata-rata lama transaksi keuangan. Terkadang diperlukan waktu berminggu-minggu untuk mentransfer uang ke negara tertentu dengan nilai tukar yang seringkali tidak pasti pada saat transfer. Buku besar berbasis blockchain tidak hanya dapat mengurangi biaya biaya transfer nilai, tetapi juga dapat mempercepat proses secara signifikan karena penghapusan saluran perantara yang harus dilalui informasi untuk memvalidasi transaksi. Teknologi blockchain pada bank menawarkan peningkatan kecepatan transaksi sambil mengganti lapisan otentikasi dengan transparansi transaksi.

Di negara berkembang di mana pemukiman mungkin lebih manual, ini bisa memakan waktu lebih lama dan rentan terhadap kesalahan. Mengganti proses ini dengan blockchain akan memungkinkan bank untuk segera menyelesaikan transfer pada buku besar yang didistribusikan dengan semua orang di jaringan dapat melihat transaksi. Perdagangan saham beroperasi dengan cara yang hampir sama. blockchains dapat digunakan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian serta meningkatkan akurasi perdagangan.

Saat ini, blockchain telah mencapai versi terbaru yaitu blockchain 3.0 dimana pengaplikasiannya telah melebihi fungsi dasarnya sebagai mata uang, transaksi ekonomi maupun pasar. Blockhain 3.0 tidak hanya akan merekonfigurasi sektor industri tetapi juga berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Teknologi blockchain dapat memfasilitasi berbagai koordinasi, interaksi, serta kolaborasi antar manusia serta interaksi manusia dengan mesin. Di masa mendatang, terbuka kemungkinan seluruh aktivitas manusia dapat dikoordinasikan dengan menggunakan teknologi blockchain.

Teknologi blockchain dan cryptocurrency memiliki karakteristik, mekanisme dan dampak yang berbeda dengan teknologi sebelumnya. Karakteristiknya yang tidak membutukan pihak ketiga sebagai perantara serta trust yang terdesentralisasi akan mempersingkat proses sehingga transaksi menjadi lebih cepat dan efisien. Kehadiran teknologi ini menantang keberadaan institusi keuangan tradisional yang telah telah tumbuh menjadi raksasa melalui praktik kapitalisasinya. Blockchain dan cryptocurrency mencoba untuk melakukan decentering dan secara radikal berupaya meruntuhkan dominasi dan hegemoni institusi keuangan tradisional. Tapscott and Tapscott (2016) menyatakan bahwa di era digital saat ini teknologi telah menjadi “jantung” didalam kehidupan dengan berbagai kebaikan dan keburukannya. Teknologi memungkinkan manusia untuk saling menghargai atau melanggar hak satu sama lainnya melalui berbagai cara baru.

Teknologi blockchain dan cryptocurrency sendiri memiliki dampak negatif diantaranya dapat digunakan sebagai sarana pencucian uang (money laundry). Tetapi di sisi lain, keberadaan teknologi ini juga memiliki aspek positif dan berpotensi untuk untuk menciptakan inklusi sosial khususnya inklusi keuangan di masyarakat. Sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak dapat mengakses layanan keuangan formal seperti perbankan terutama masyarakat kelas bawah (unbanked/underbanked).

Berdasarkan survei OJK menunjukan bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia pada tahun 2016 adalah 67,8%, artinya masih terdapat sekitar 32,2% masyarakat Indonesia yang belum bisa mengakses layanan keuangan. Hal tersebut disebabkan sulitnya masyarakat untuk mengakses layanan keuangan tradisional karena dianggap tidak bankable selain keengganan masyarakat untuk menggunakan layanan itu sendiri. Dengan demikian teknologi dapat menjadi “enabler” bagi terciptanya keadilan.***