HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Perubahan Harga Komoditas dan Ketidakpastian Ekonomi Akibat Pandemi

Ifa Ayu Fatmawati Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Pandemi COVID-19 telah m...

Ifa Ayu Fatmawati Mahasiswi Semester 2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang


Lentera24.com - Pandemi COVID-19 telah memiliki dampak yang signifikan pada pasar komoditas di seluruh dunia. Ketidakpastian yang meningkat tajam selama pandemi penyakit COVID-19 saat itu berdampak besar pada perekonomian dan lingkungan keuangan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Biasanya ketidakpastian tentang pandemi dikaitkan dengan turunnya permintaan agregat dan gangguan terhadap aktivitas ekonomi. Selama pandemi, harga komoditas mengalami fluktuasi yang signifikan juga. 

Perekonomian di Indonesia turut serta terkena dengan dampak penyakit ini dikala itu. Banyak solusi untuk menanggulangi penyakit menyebar ini yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat guna mengurangi pertumbuhan penyakit. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan PPKM, PPKM sendiri merupakan kependekan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. 

PPKM adalah kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat yang diterapkan dalam berbagai tingkatan, mulai dari level mikro hingga darurat, tergantung pada tingkat penyebaran COVID-19 di masing-masing daerah. Hal ini pun turut serta memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian yang sedang berjalan di kala itu.

Penurunan aktivitas ekonomi ini melibatkan kegiatan sosial dan ekonomi terganggu, lantaran saat PPKM berlangsung tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas seperti biasanya di luar rumah. Penutupan tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, restoran, tempat hiburan, dan tempat wisata mengakibatkan penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi di masing-masing sektor tersebut. Dampak dari kegiatan ini pun sangat merugikan banyak orang, selain terjadi penurunan aktivitas ekonomi namun juga akan semakin banyak muncul pengangguran karena PHK yang terjadi, atau juga karena tidak ada lapangan pekerjaan.

Munculnya banyak pengangguran adalah dampak dari PPKM, selain itu juga juga akan semakin tergangu segala aktivitas perekenomian karena dilakukannnya pembatasannya ini. Transportasi memainkan peran penting dalam perekomian negara. PPKM turut memberikan dampak terhadap penyaluran bahan-bahan ekonomi atau kegiatan ekonomi ke luar daerah. Kegiatan ini berdampak pada perubahan harga komoditas bahan-bahan pangan atau komoditas sektor lainnya menjadi semakin tinggi.

Tingginya pasokan komoditas ini ikut mengalir hingga saat ini, yaitu setelah pandemi. Sulitnya akses dalam melakukan perjalanan guna penyaluran komoditas menjadi faktor yang paling utama untuk kenaikan harga-harga komoditas di pasaran. Jumlah barang tidak sebanding banyak dengan jumlah permintaan dari masyarakat, faktor pembatasan serta segala aktivitas pertanian yang dilakukan sangat dibatasi. 

Akibat adanya pandemi hingga masa pasca pandemi, kenaikan-kenaikan komoditas ini kian berubah seiring dengan kondisi pasar saat ini. Kenaikan-kenaikan yang terjadi tak hanya saat pandemi berlangsung namun juga pasca pandemi. Pasca pandemi merupakan masa-masa dalam pemulihan perekonomian yang turut terdampak.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia, jumlah produksi bahan pangan padi pada tahun 2019 sebesar 9.084.957,22 ton sedangkan pada tahun 2020 saat terjadinya pandemi, jumlah produksi bahan pangan padi saat itu mencapai produksi sebesar 54.649.202,24 ton. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan jumlah produksi adalah sekitar 45 ton. Hal ini terjadi karena masyarakat mengalami panic buying terhadap pembelian bahan-bahan pangan untuk stok yang kemudian nantinya hal itu dapat menimbulkan sebuah penimbunan bahan pangan. 

Ketersediaan yang terbatas dibandingkan dengan jumlah permintaan dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhuhaan hidup saat pandemi yang berdampak pada naik nya harga-harga komoditas di pasaran, dimana hal ini pun akan berdampak pula pada komoditas yang terus di produksi di tahun-tahun yang akan datang. 

Selain jumlah ketersediaan barang komoditas produksi pangan yang terbatas di pasaran, ada pula spekulasi dan votalitas pasar yang menyebabkan adanya kenaikan harga komoditas secara terus menerus bahkan setelah pandemi. Pergerakan harga yang cepat dan tidak stabil dapat terjadi sebagai hasil dari aktivitas spekulatif, sentimen pasar, atau bahkan faktor eksternal yang tidak terduga. 

Fluktuasi mata uang pun turut serta dalam memengaruhi harga di pasaran. Apresiasi atau bahkan depresiasi mata uang suatu negara terhadap mata uang lainnya dapat mempengaruhi harga komoditas yang diperdagangkan tak hanya di pasaran namun juga di internasional. Selain mata uang, fluktuasi harga komoditas selama pandemi ini hingga berakhirnya pandemi juga dapat terpengaruhi oleh banyak faktor yang terjadi, termasuk dari permintaan, pasokan, intervensi pemerintah, dan faktor-faktor yang terjadi pada ekonomi global tak hanya Indonesia.

Pemerintah pun hingga saat ini masih terus berusaha untuk mengendalikan harga-harga barang yang beredar di pasaran saat ini. Selain untuk kembali ditumbuhkannya perekonomian yang memburuk akibat adanya pandemi yang terjadi kurang lebih 2 hingga 3 tahun berjalan ini. Segala dampak yang ditimbulkan, terus untuk diperbaiki dari waktu ke waktu. Upaya-upaya yang dilakukan pun cukup signifikan jika dilihat hingga saat ini.

Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia guna mengambil langkah untuk mengendalikan kenaikan harga komoditas bahan pangan, seperti kebijakan impor, intervensi pasar, subsidi, dan progam stabilitas harga. Pergerakan harga komoditas dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor global dan lokal yang kompleks, termasuk permintaan, pasokan para produsen, dan kebijakan pemerintah itu sendiri. Oleh karena itu, harga komoditas bahan pangan di Indonesia bisa bervariasi dari waktu ke waktu serta perlu untuk diikuti dengan cermat melalui pemantauan yang baik.

Dalam menghadapi ketidakpastian pasca pandemi ini, penting bagi negara-negara dan pelaku ekonomi untuk mengadopsi strategi yang adaptif dan fleksibel. Oleh sebab itu perlu untuk dilakukan diversifikasi ekonomi, meningkatkan ketahanan sektor komoditas, memperkuat perdagangan yang terjadi di dalam negeri atau bahkan internasional pula, dan memantau perubahan tren pasar global yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan mengelola perubahan-perubahan yang terjadi pada komoditas pangan.***