HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Peran Mahasiswa Sebagai Sosial Control Pada Demontrasi Kenaikan BBM

Muhammad Faisal Mahasiswa Semester 2 Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Email : Muhammad.faisal12457899@gmail.com  Lent...

Muhammad Faisal Mahasiswa Semester 2 Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Email : Muhammad.faisal12457899@gmail.com 

Lentera24.com - Demonstrasi merupakan salah satu bentuk protes publik yang sering terjadi dalam konteks sosial dan politik. Salah satu isu yang sering menjadi pemicu demonstrasi adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mahasiswa dalam demonstrasi memainkan peran penting sebagai sosial control dalam mengawasi dan mengendalikan jalannya demonstrasi. 

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa sebagai sosial control pada demonstrasi kenaikan BBM dan agar mahasiswa tau bahwa menerapkan social kontrol pada saat demonstrasi itu perlu untuk kelancaran proses demonstrasi.

Penulisan ini menggunakan kata baku, mengandung beberapa pengutipan, dan dari sumber yang resmi. Hasil penulisan menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi jalannya demonstrasi serta menjaga agar demonstrasi tetap berjalan secara damai. mahasiswa bertindak sebagai mediator antara pemerintah dan peserta demonstrasi. Mahasiswa mendorong dialog dan komunikasi antara kedua belah pihak, mencoba mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak terkait. Mahasiswa juga berperan dalam memastikan bahwa demonstrasi berjalan secara tertib dan non-kekerasan, menghindari kerusuhan dan anarki. 

Selain itu, mahasiswa juga berperan dalam menyampaikan aspirasi dan tuntutan peserta demonstrasi kepada pemerintah. Namun masih sangat banyak sekali mahasiswa yang menjalankan demonstrasi dengan tidak bertanggung jawab, sering kali mahasiswa lah yang memulai kericuhan, berlindung di bawah kata mencari keadilan, justru mahasiswalah yang terkadang tidak memberi keadilan untuk pihak lainnya. 

Harapannya dari penulisan ini banyak mahasiswa yang menerapkan sosial control saat melakukan demonstrasi, dengan menerapkan social control nantinya demonstrasi akan berjalan lancar tanpa adanya kerusuhan dan kekerasan yang terjadi, dengan penulisan ini kita harus membangun Indonesia menjadi negara yang maju. Langkah yang harus dilakukan, dengan memperbaiki perilaku diri sendiri dalam menjalankan demonstrasi .

Kata Kunci: Demonstrasi, BBM, Mahasiswa, Control 

Demonstrations are a form of public protest that often occur in social and political contexts. One of the issues that often triggers demonstrations is the increase in the price of fuel oil (BBM). Students in demonstrations play an important role as social control in supervising and controlling the course of demonstrations. The purpose of this paper is to find out the role of students as social control in demonstrations of fuel hikes and so that students know that applying social control during demonstrations is necessary for the smooth running of the demonstration process. This writing uses standard words, contains several quotations, and is from an official source. The results of the writing show that students have a significant role in influencing the course of demonstrations and keeping demonstrations running peacefully. Students act as mediators between the government and demonstration participants. They encourage dialogue and communication between the two sides, trying to reach an agreement that is beneficial to all parties concerned. Students also play a role in ensuring that demonstrations run in an orderly and non-violent manner, avoiding riots and anarchy. In addition, students also played a role in conveying the aspirations and demands of demonstration participants to the government. But there are still very many students who carry out demonstrations irresponsibly, it is often students who start riots, taking cover under the word seeking justice, it is students who sometimes do not give justice to other parties. The hope is that from writing this, many students will apply social control when carrying out demonstrations. By applying social control, later the demonstration will run smoothly without any riots and violence occurring. With this writing, we must build Indonesia into a developed country. Steps that must be taken, by improving one's own behavior in carrying out demonstrations.

Keywords: Demonstrations, BBM, Students, Control

Demonstrasi terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sering kali menjadi sorotan di masyarakat. peran mahasiswa sebagai sosial control sangat penting untuk menjaga kelancaran dan efektivitas perjuangan dalam menyuarakan aspirasi terkait isu BBM. Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, terutama dalam memastikan bahwa demonstrasi berjalan dengan tertib, damai, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat (Utami, dkk, 2023: 305).
Mahasiswa sebagai sosial control memiliki peran utama dalam menjaga ketertiban dan menghindari terjadinya tindakan anarkis atau kekerasan dalam demonstrasi. Mahasiswa harus mampu mengontrol emosi dan mengelola konflik yang mungkin timbul dalam situasi yang memanas. Mahasiswa harus mampu menjunjung tinggi prinsip non-kekerasan dan berupaya untuk menyelesaikan perbedaan pendapat melalui dialog yang konstruktif. Selain itu, mahasiswa juga berperan dalam memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan dalam demonstrasi tetap fokus pada isu kenaikan BBM. Mahasiswa juga berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah.

Mahasiswa sebagai sosial control juga memiliki tanggung jawab untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban selama demonstrasi berlangsung. Mahasiswa dapat membantu dalam mengorganisir jalannya demonstrasi, memfasilitasi kelancaran massa, dan menjaga agar tidak ada tindakan provokatif yang dapat merusak tujuan perjuangan. Mahasiswa yang melakukan hal ini dapat memberikan contoh yang baik kepada peserta demonstrasi lainnya serta masyarakat luas (Pintoko, 2022: 50).

Pemahaman Sosial Kontrol Pada Manusia
Pemahaman sosial kontrol pada manusia merujuk pada mekanisme dan proses yang digunakan oleh individu dan masyarakat untuk mengendalikan perilaku anggota masyarakat agar sesuai dengan norma, nilai, aturan, dan tuntutan sosial yang ada. Sosial kontrol merupakan bagian integral dari kehidupan sosial manusia, karena membantu dalam menjaga keseimbangan, stabilitas, dan harmoni dalam masyarakat. Sosial kontrol dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik secara formal maupun informal. Salah satu bentuk sosial kontrol formal adalah melalui sistem hukum dan kebijakan pemerintah yang menetapkan aturan dan sanksi untuk perilaku yang dianggap melanggar norma. Contohnya adalah adanya hukuman pidana bagi pelanggaran hukum tertentu. Selain itu, lembaga sosial seperti polisi, pengadilan, dan penjara juga berperan dalam menjalankan sosial kontrol formal (Rinenggo, 2020: 153).

Sosial kontrol memfokuskan diri pada teknik-teknik dan strategi- strategi yang mengatur tingkah laku manusia dan membawanya kepada penyusaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat. Seseorang mengikuti hukum sebagai respon atas kekuatan-kekuatan pengontrol tertentu dalam kehidupan seseorang. Seseorang menjadi kriminal ketika kekuatan- kekuatan yang mengontrol tersebut lemah atau hilang. Sistem keyakinan lah yang membimbing apa yang dilakukan orang-orang dan yang secara universal mengontrol tingkah laku, tidak peduli dengan bentuk keyakinan yang dipilih. Setiap manusia cenderung untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melanggar hukum (Hirschi, 2018 :2).

Pemahaman sosial kontrol pada manusia juga mencakup konsep pengawasan diri (self-control). Pengawasan diri merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku dan menyesuaikannya dengan norma-norma sosial. melibatkan kesadaran individu terhadap nilai-nilai, norma, dan tuntutan sosial yang ada, serta kemampuan untuk mengatur diri sendiri agar sesuai dengan standar sosial yang diinginkan. pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, dan kemampuan individu untuk memilih salah satu tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini. Pengertian yang dikemukakan oleh Averill menitikberatkan pada seperangkat kemampuan mengatur dalam memilih tindakan yang sesuai dengan yang diyakini nya. pengendalian diri sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif serta merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses proses dalam kehidupan, termasuk dalam mengahadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya (zulfah, 2021: 2).

Secara keseluruhan, pemahaman sosial kontrol pada manusia melibatkan proses dan mekanisme yang digunakan oleh individu dan masyarakat untuk mengendalikan perilaku agar sesuai dengan norma sosial. Sosial kontrol dapat dilakukan secara formal melalui aturan hukum dan lembaga pemerintah, maupun secara informal melalui interaksi sosial sehari-hari. Pemahaman ini penting untuk menjaga keseimbangan dan harmoni dalam masyarakat, namun juga perlu memperhatikan prinsip kebebasan dan hak asasi manusia.

Faktor Yang Dapat Mendorong Penerapan Sosial Kontrol Pada Mahasiswa
Suroso, dkk (2021:1), ada beberapa faktor yang dapat mendorong penerapan sosial kontrol pada mahasiswa. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerapan sosial kontrol pada mahasiswa: 
Pertama, Kesadaran Norma dan Nilai Sosial: Kesadaran akan norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat menjadi faktor penting dalam mendorong penerapan sosial kontrol pada mahasiswa. 

Kedua, Partisipasi dan Keterlibatan Aktif: Mahasiswa yang aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan organisasi di kampus memiliki kesempatan lebih besar untuk berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan berkontribusi dalam penerapan sosial control.

Ketiga, Edukasi dan Kesadaran Sosial: Edukasi tentang pentingnya sosial kontrol dan kesadaran akan konsekuensi dari pelanggaran norma sosial dapat memotivasi mahasiswa untuk menerapkan sosial kontrol dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, Lingkungan Kampus yang Mendukung: Lingkungan kampus yang mendorong adopsi norma sosial yang positif dan memiliki sistem pendukung untuk menerapkan sosial kontrol juga dapat mempengaruhi mahasiswa.

Kelima, Peran Model dan Pembimbing: Mahasiswa dapat terinspirasi dan dipengaruhi oleh peran model dan pembimbing mereka, seperti dosen, senior, atau tokoh masyarakat.

Keenam, Sanksi dan Konsekuensi: Adanya sanksi dan konsekuensi yang jelas bagi pelanggaran norma sosial juga dapat menjadi faktor pendorong dalam penerapan sosial kontrol pada mahasiswa.

Ketujuh, Penting untuk memahami bahwa faktor-faktor ini dapat berinteraksi dan saling mempengaruhi. Selain itu, setiap individu memiliki keunikan dan konteks yang berbeda, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sosial kontrol pada mahasiswa dapat bervariasi.

Dampak Positif Dan Negatif Menerapkan Sosial Kontrol Pada Saat Demonstrasi
Menerapkan sosial kontrol pada saat demonstrasi dapat memiliki dampak positif dan negatif. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin timbul:

Dampak Positif
Pertama, Menjaga Ketertiban: Sosial kontrol dapat membantu menjaga ketertiban dan mencegah terjadinya kekacauan atau kerusuhan selama demonstrasi.
Kedua, Mencegah Kekerasan: Sosial control dapat melindungi keselamatan peserta demonstrasi, masyarakat umum, dan aset publik. Melalui penegakan aturan yang ketat, konflik fisik dan kerusuhan dapat diminimalisir.
Ketiga Menjaga Dialog dan Diskusi: Sosial kontrol yang baik dapat membantu memelihara dialog dan diskusi yang sehat antara peserta demonstrasi. peserta demonstrasi dapat saling mendengarkan, berbagi pandangan, dan mencapai pemahaman yang lebih baik.
Keempat, Melindungi Hak Asasi Manusia: Dalam penerapan sosial kontrol pada demonstrasi, penting untuk memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati. Sosial kontrol yang bertanggung jawab dapat melindungi hak-hak individu, termasuk hak untuk berkumpul, berpendapat, dan menyampaikan pendapat tanpa takut represi atau penindasan.

Dampak Negatif
Pertama, Pembatasan Kebebasan Berpendapat: Jika sosial kontrol diterapkan secara berlebihan atau semena-mena, hal ini dapat membatasi kebebasan berpendapat dan hak asasi individu.
Kedua, Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan: Sosial kontrol yang tidak dijalankan dengan transparansi dan akuntabilitas yang memadai dapat memicu penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penegak hukum atau pihak yang bertanggung jawab atas penegakan aturan.
Ketiga, Membatasi Ekspresi Kreativitas: Terlalu banyak kontrol selama demonstrasi, Jika aturan yang diterapkan terlalu ketat, hal ini dapat mempersempit ruang bagi para peserta demonstrasi untuk mengekspresikan diri secara bebas dan berani.
Keempat, Ketidakseimbangan Kekuatan: Jika kekuatan dan otoritas lebih condong pada pihak yang berwenang, hal ini dapat merugikan peserta demonstrasi dan mengaburkan perspektif yang berbeda. Mahasiswa dan masyarakat dalam menerapkan sosial kontrol pada demonstrasi, penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara menjaga ketertiban dan melindungi hak asasi individu. Transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan yang efektif terhadap aparat penegak hukum adalah kunci untuk meminimalkan dampak negatif dan memastikan perlindungan hak-hak peserta demonstrasi.

Solusi Mahasiswa Dalam Mengatasi Kekerasan Pada Saat Demontrasi
Solusi mahasiswa dalam mengatasi kekerasan pada saat demonstrasi merupakan langkah penting untuk memastikan demonstrasi berjalan dengan damai dan efektif (Projo, dkk , 2022:107). 

Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kekerasan pada saat demonstrasi: 
Pertama, Membangun Kesadaran dan Komitmen Damai: Mahasiswa dapat memainkan peran aktif dalam membentuk kesadaran dan komitmen damai di antara para peserta demonstrasi. Ini melibatkan sosialisasi nilai-nilai damai, penghormatan terhadap perbedaan pendapat, dan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan.
Kedua, Mengorganisir Pelatihan Non-kekerasan: Mahasiswa dapat mengorganisir pelatihan dan lokakarya tentang metode-metode non-kekerasan, seperti negosiasi, pemecahan konflik, dan strategi demonstrasi damai. 

Dengan meningkatkan pemahaman akan alternatif non-kekerasan, para peserta demonstrasi dapat mengatasi konflik secara efektif tanpa menggunakan kekerasan.
Ketiga, Pengawasan Internal: Mahasiswa dapat membentuk tim pengawasan internal yang bertugas mengawasi perilaku peserta demonstrasi. Tim ini dapat memastikan bahwa tidak ada tindakan kekerasan atau pelanggaran hukum yang dilakukan oleh sesama peserta. Mereka dapat memberikan peringatan atau intervensi ketika terjadi perilaku yang dapat memicu kekerasan.
Keempat, Kerjasama dengan Pihak Berwenang: Mahasiswa dapat menjalin kerjasama dengan pihak berwenang, seperti kepolisian atau petugas keamanan, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai selama demonstrasi. Melalui dialog dan komunikasi yang terbuka, mahasiswa dapat bekerja sama dalam mengoordinasikan keamanan dan menjaga ketertiban.
Kelima, Penyebarluasan Informasi: Mahasiswa dapat menggunakan media sosial, situs web, atau platform komunikasi lainnya untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya demonstrasi damai dan menolak segala bentuk kekerasan. Mereka dapat mengedukasi dan memotivasi peserta demonstrasi untuk berperilaku dengan cara yang tidak kekerasan dan mempromosikan solidaritas dalam mencapai tujuan Bersama.
Keenam Pendekatan Kreatif: Mahasiswa dapat mengadopsi pendekatan kreatif dalam demonstrasi dengan menggunakan simbol-simbol, seni, atau kegiatan lain yang menyampaikan pesan secara damai. Melalui bentuk-bentuk ekspresi ini, mereka dapat menarik perhatian publik, meningkatkan kesadaran, dan mempengaruhi opini masyarakat tanpa menggunakan kekerasan.
Ketujuh, Membangun Jaringan dengan Organisasi Terkait: Mahasiswa dapat membangun jaringan dan berkolaborasi dengan organisasi-organisasi yang memiliki kepentingan yang sama dalam menciptakan demonstrasi damai. Dengan bekerja sama, mereka dapat saling mendukung, bertukar informasi, dan memperkuat gerakan untuk mengatasi kekerasan dalam demonstrasi. Solusi lain yang mungkin bisa dilakukan untuk menjalankan demonstrasi sebagai berikut:

Menerapkan Sosial Control Terutama Pada Diri Sendiri
Menerapkan Sosial control terutama pada diri sendiri dalam demonstrasi merupakan langkah yang penting dalam menjaga keselamatan, keamanan, dan efektivitas perjuangan kita. Sebagai peserta demonstrasi, kita harus memahami bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi untuk bertindak dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Pertama-tama, kita perlu menjaga sikap yang tenang dan menghindari terlibat dalam tindakan anarkis atau provokatif. Penting untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dialog, dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat dalam situasi demonstrasi yang memanas. Kita harus menghindari konflik fisik, merusak fasilitas umum, atau melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain (Christmas & Angelina, 2022: 37).

Selanjutnya, harus memperhatikan komunikasi yang efektif dan membangun hubungan yang baik dengan peserta demonstrasi lainnya. Selain itu, penting untuk mengikuti instruksi dan arahan yang diberikan oleh pengorganisasian demonstrasi atau pihak keamanan yang bertanggung jawab, penting juga untuk menjaga etika dan integritas dalam melakukan demonstrasi. Pelaku demonstrasi harus menjauhi tindakan manipulatif atau kekerasan yang dapat merugikan orang lain atau merusak tujuan perjuangan kita. 

Menerapkan sosial control terutama pada diri sendiri dalam demonstrasi adalah tindakan yang bertanggung jawab dan penting. menjaga sikap yang tenang, berkomunikasi dengan bijaksana, mengikuti instruksi, dan menjaga etika dan integritas, kita dapat memberikan contoh yang baik bagi peserta demonstrasi lainnya dan menciptakan suasana yang aman, damai, dan efektif dalam perjuangan kita. Menerapkan sosial kontrol pada diri sendiri merupakan langkah penting dalam membangun karakter yang baik, memelihara hubungan yang positif, dan menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan. 

Tidak Mudah Terpengaruh Dengan Pihak Lain
Tidak mudah terpengaruh dengan pihak lain adalah salah satu aspek penting dari sosial kontrol diri. Pelaku demonstrasi harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan pendapat, nilai, dan keyakinan kita sendiri tanpa terpengaruh secara negatif oleh tekanan atau pengaruh dari pihak lain. Pada saat demonstrasi tidak mudah terpengaruh dengan pihak lain merupakan sikap yang penting untuk menjaga kemandirian, integritas, dan efektivitas perjuangan kita. Demonstrasi sering kali melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai peserta demonstrasi untuk tetap teguh pada prinsip dan tujuan yang ingin kita perjuangkan (Kasbi, dkk , 2021: 21-31).

Pertama-tama, pelaku demonstrasi perlu mempertahankan kesadaran diri dan kritis terhadap berbagai informasi, opini, atau ajakan yang muncul selama demonstrasi. Ada kemungkinan pihak lain, baik itu kelompok atau individu, akan mencoba mempengaruhi pandangan dengan menyampaikan argumen atau propaganda yang mendukung agenda mereka. Selain itu, pelaku demonstrasi perlu menjaga kemandirian pikiran dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan prinsip yang kita anut. Jangan biarkan diri kita terbawa arus atau mengikuti klaim yang tidak didasarkan pada pemikiran kritis dan bukti yang kuat. penting untuk tetap fokus pada tujuan perjuangan. Jangan tergoda dengan isu-isu sampingan atau permusuhan yang mungkin timbul dalam konteks demonstrasi. terpengaruh dengan pihak lain saat demonstrasi merupakan sikap yang penting untuk menjaga kemandirian, integritas, dan efektivitas perjuangan. Dengan mempertahankan kesadaran diri, menjaga kemandirian pikiran, tetap fokus pada tujuan perjuangan, dan menjaga sikap terbuka dan dialogis, kita dapat mempertahankan kontrol diri dan memperkuat perjuangan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai melalui demonstrasi.

Bottom of Form
Bertanggung Jawab Ketika Melakukan Demonstrasimencakup kesadaran akan konsekuensi dan dampak dari tindakan yang diambil. Peserta harus memahami bahwa demonstrasi yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan gangguan ketertiban umum, kerugian materi, dan bahkan kekerasan. Oleh karena itu, langkah-langkah yang penuh tanggung jawab perlu diambil untuk memastikan demonstrasi dilakukan dengan cara yang damai dan efektif (Carolina, dkk , 2022:1).

Selain itu, bertanggung jawab dalam demonstrasi juga berarti memahami dan menghormati batas hukum yang berlaku. Peserta harus mematuhi peraturan, melaporkan demonstrasi dengan benar kepada pihak berwenang, dan berkomunikasi secara terbuka dengan pihak yang berkepentingan terkait rencana dan tujuan demonstrasi. tanggung jawab juga melibatkan kesadaran akan dampak sosial, lingkungan, dan kesehatan yang ditimbulkan oleh demonstrasi. 

Peserta harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti lalu lintas, kebersihan, dan kenyamanan lingkungan sekitar. Bertanggung jawab ketika melakukan demonstrasi adalah prinsip penting yang harus dipegang oleh setiap peserta. Tanggung jawab ini mencakup pemahaman akan konsekuensi, pematuhan terhadap hukum, kesadaran akan dampak sosial dan lingkungan, serta komunikasi yang etis. 

Tidak Melakukan Tindakan Anarkis Pada Saat Demonstrasi.
Salah satu aspek penting dalam menjalankan demonstrasi adalah menghindari tindakan anarkis. Tindakan anarkis merujuk pada perilaku yang melibatkan kekacauan, kekerasan, vandalisme, dan perusakan properti. Tindakan anarkis tidak hanya berpotensi membahayakan keselamatan dan kesejahteraan peserta demonstrasi sendiri, tetapi juga merusak tujuan dan pesan yang ingin disampaikan (Santika, 2020: 26-36). 

Meyakinkan diri untuk tidak melakukan tindakan anarkis pada saat demonstrasi memiliki sejumlah alasan yang kuat. 

Pertama, hal ini berkaitan dengan keselamatan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam demonstrasi. Kedua, tidak melakukan tindakan anarkis memperkuat legitimasi dan kredibilitas gerakan sosial. Demonstrasi yang damai dan bertanggung jawab cenderung mendapatkan lebih banyak dukungan dan simpati dari masyarakat luas. 

Tindakan anarkis justru dapat mengalihkan perhatian dari isu yang diperjuangkan dan mempersempit ruang dialog yang konstruktif, tidak melakukan tindakan anarkis juga berperan dalam menjaga hubungan dengan pihak berwenang. Demonstrasi yang berjalan dengan tertib dan tanpa kekerasan cenderung lebih dihormati oleh pihak berwenang. kemungkinan terbuka untuk dialog, negosiasi, dan perubahan yang konstruktif jika situasi yang terjadi seperti ini. 

Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan anarkis pada saat demonstrasi adalah aspek penting dalam menjaga tanggung jawab dan dampak positif dari pergerakan sosial. Anarkisme merujuk pada tindakan yang melibatkan kekacauan, destruksi, dan kekerasan yang tidak terkendali. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa tidak melakukan tindakan anarkis pada saat demonstrasi sangat penting: Menjaga Keselamatan dan Kesejahteraan, Mempertahankan Kredibilitas Gerakan, Mendorong Dialog dan Persuasi, Menjaga Kepercayaan Masyarakat, Membangun Aliansi dan Solidaritas.

Penting untuk mengingat bahwa tujuan utama melakukan demonstrasi adalah menyampaikan pesan dan tuntutan dengan cara yang damai, efektif, dan bertanggung jawab. Melakukan tindakan anarkis hanya akan menyebabkan kekacauan dan mengurangi efektivitas gerakan sosial. melakukan pendekatan yang bertanggung jawab, kita dapat memperkuat gerakan, memperoleh dukungan publik yang lebih luas, dan menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat.
 
Sebagai sosial control, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa demonstrasi berlangsung dengan damai, terorganisir, dan efektif. Mahasiswa harus memahami dan menerapkan nilai-nilai demokrasi, dialog, dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat. mahasiswa harus memperhatikan beberapa hal penting dalam demonstrasi ini. Peran mahasiswa sebagai sosial control pada demonstrasi terkait kenaikan BBM sangat penting untuk menjaga kelancaran, ketertiban, dan efektivitas perjuangan. 

Melalui kontrol diri, pengelolaan konflik yang bijaksana, serta komunikasi yang efektif, mahasiswa dapat memainkan peran penting dalam menjaga agar demonstrasi berjalan dengan damai, fokus pada isu BBM, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan kesadaran akan tanggung jawab sosial ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang berdaya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat dalam memperjuangkan kepentingan Bersama. 

Menerapkan Sosial Kontrol Ketika Demonstrasi akan membuahkan hasil yang maksimal, tujuan yang diinginkan pasti tercapai dengan mudah, pelaku demonstasi harus saling menyebarkan hal hal positif saat demonstrasi, marilah kita hilangkan kebiasaan buruk saat demonstrasi, agar tidak ada pihak yang dirugikan, hidup dalam kedamaian sangatlah indah, buatlah Indonesia menjadi negara yang jauh dari unsur unsur kekacauan, jadikanlah Indonesia menjadi negara yang penuh kemajuan.***