Ulfah Syu’latul Az Zahrah, Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com -...
Ulfah Syu’latul Az Zahrah, Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
Lentera24.com - Dalam era informasi dan teknologi yang semakin maju, manipulasi informasi keuangan menjadi semakin mudah dan sulit untuk dideteksi. Sebagai akuntan, menjaga kredibilitas dalam pelaporan keuangan sangat penting untuk memastikan kepercayaan public dan investor terhadap perusahaan. Oleh karena itu, akuntan harus memiliki strategi yang efektif untuk mengatasi manipulasi informasi keuangan.
Manipulasi informasi keuangan dapat dilakukan oleh pihak intern maupun ekstern dalam perusahaan. Di beberapa kasus, perusahaan memanipulasi informasi keuangan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar atau untuk mempertahankan citra baik mereka. Dalam kasus lain, investor atau pemangku kepentingan lain mungkin mencoba memanipulasi informasi keuangan untuk memperoleh keuntungan atau mempengaruhi keputusan investasi.
Akuntan merupakan salah satu profesi yang rawan masalah, maka dari itu kode etik sangatlah dibutuhkan agar dijadikan acuan. Kode etik membantu akuntan untuk bekerja secara profesional. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) ada beberapa kode etik profesi akuntansi yang harus diperhatikan oleh seorang akuntan yaitu :
Tanggung jawab
Dalam menunaikan tugasnya, akuntan harus selalu menjunjung tinggi aspek moral dan profesionalitas dalam segala aktivitasnya. Dengan penuh tanggung jawab, maka semua laporan harus dikirim sesuai kebutuhan. Tidak ada yang dilebihkan dan tidak ada yang dikurangkan agar tidak terjadi kecurangan atau manipulasi informasi keuangan.
Integritas
Untuk menjaga kepercayaan public, seorang akuntan harus menunjukkan tingkat integritas yang tinggi. Dengan integritas ini, seorang akuntan akan senantiasa memberikan pelayanan dengan jujur tanpa ada unsur keuntungan pribadi. Bagi mereka yang berintegritas tinggi, perbedaan atau kesalahan secara tidak sengaja masih bisa ditolerir, tapi tidak dengan kecurangan.
Mandiri
Kemandirian disini bukan berarti bekerja sendiri, tetapi akuntan harus bisa berdiri sendiri. Ini berarti seorang akuntan dapat menyusun laporan keuangan sendiri tanpa pengaruh dari luar. Hal ini dapat mengurangi risiko manipulasi informasi keuangan karena campur tangan dari pihak luar.
Objektivitas
Seluruh akuntan harus bertanggung jawab atas pekerjaanya. Untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan, akuntan harus objektif. Mereka harus bebas dari berbagai benturan kepentingan yang terkait dengan tugas profesi mereka. Mereka tidak boleh memihak salah satu pihak, agar informasi yang disajikan benar-benar otentik.
Rahasia
Akuntan merupakan profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan, maka mereka harus menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan. Dalam arti tertentu, pengungkapan informasi kepada pihak ketiga tidak diperbolehkan, apalagi tanpa izin atau tanpa persetujuan khusus. Kecuali jika memang harus mengungkapkannya karena kewajiban hukum atau tanggung jawab profesional.
Kompetensi
Seorang akuntan harus mumpuni untuk menangani transaksi keuangan. Di tempat kerja, akuntan harus berhati-hati saat menghitung dan menyajikan informasi. Ini mencegah mereka ditipu. Bukan hanya itu, mereka bisa mempertanggungjawabkan laporan yang diberikan. Oleh karena itu, seorang akuntan harus selalu siap untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya serta bertindak cermat dalam menjalankan jasa profesinya.
Meningkatkan transparansi dan keterbukaan dalam pelaporan keuangan juga sangat penting dalam mengurangi risiko manipulasi informasi keuangan. Akuntan harus memastikan bahwa semua informasi keuangan yang relevan tersedia untuk investor dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini meliputi pengungkapan informasi yang jelas dan lengkap tentang laporan keuangan, risiko perusahaan, dan prinsip akuntansi yang diterapkan.
Akuntan juga harus menjalin hubungan yang kuat dengan klien untuk memahami bisnis mereka dan memahami risiko manipulasi informasi keuangan. Akuntan harus berkomunikasi secara teratur dengan klien untuk memastikan bahwa mereka memahami praktik akuntansi dan pentingnya informasi keuangan. Dalam hal ini, akuntan harus berfungsi sebagai penasihat independen yang membantu klien dalam memahami risiko dan menemukan cara untuk mengurangi risiko manipulasi informasi keuangan.
Menerapkan teknologi terbaru dalam praktik akuntansi dan audit juga dapat membantu akuntan mengurangi risiko manipulasi keuangan. Teknologi seperti analisis data dan kecerdasan buatan dapat membantu akuntan dalam mendeteksi potensi manipulasi informasi keuangan. Analisis dapat membantu akuntan dalam mengidentifikasi pola dalam laporan keuangan yang tidak biasa, sedangkan kecerdasan buatan dapat membantu akuntan dalam mengenali kecurangan dan manipulasi.
Akuntan harus melakukan audit internal yang lebih ketat untuk memastikan bahwa semua informasi keuangan yang relevan telah diungkapkan dan diproses dengan benar. Audit internal harus dilakukan secara terperinci dan hati-hati untuk meminimalkan risiko manipulasi informasi keuangan.
Menjaga kredibilitas akuntan dalam era manipulasi informasi keuangan memerlukan strategi yang efektif dan komprehensif. Akuntan harus mematuhi kode etik, meningkatkan transparansi dan keterbukaan, menjalin hubungan yang kuat dengan klien, menerapkan teknologi terbaru, dan melakukan audit internal yang lebih ketat.
Dengan menerapkan strategi tersebut, diharapkan akuntan dapat tetap menjaga kredibilitas mereka dalam menyajikan informasi keuangan yang akurat dan terpercaya bagi public serta meminimalkan risiko manipulasi informasi keuangan. Kredibilitas akuntan sangat penting dalam memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada investor dan pemangku kepentingan lainnya. ***