HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Meningitis, Penyakit Berbahaya dan Cara Penangananya

Dewanti Rizky Cahyani Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta  Lentera24.com - Penyakit bisa datang ka...

Dewanti Rizky Cahyani Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 


Lentera24.com - Penyakit bisa datang kapan saja dan menyerang siapa saja tanpa memberikan gejala-gejala yang signifikan, salah satunya adalah radang selaput otak atau yang lebih dikenal dengan meningitis. Penyakit ini tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat. Pasalnya, beberapa artis dan influencer tanah air diketahui tengah berjuang melawan penyakit mematikan ini. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2010 terdapat 19.381 kasus meningitis dan menyebabkan 1.025 orang meninggal (Kemenkes, 2019). Meskipun istilah penyakit meningitis sudah tidak asing lagi, sebagian masyarakat justru belum mengetahui penyebab, cara antisipasi, dan pengobatannya. 

Meningitis merupakan suatu reaksi yang terjadi akibat adanya peradangan atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur pada selaput otak. Peradangan ini menyebabkan adanya sel darah putih di salam serebrospinal sehingga dapat mempengaruhi perubahan pada struktur otak. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri umumnya terjadi ketika bakteri yang masuk melalui aliran darah menuju otak dan sumsum tulang belakang. 

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri diidentifikasi berpotensi menyebabkan kematian. Berbeda dengan meningitis yang disebabkan oleh bakteri, meningitis yang disebabkan oleh virus lebih sering dijumpai dan memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Meningitis jenis ini mudah menular tetapi juga mudah disembuhkan. Selanjutnya, meningitis yang disebabkan oleh jamur jarang ditemukan karena tidak menular melalui kontak fisik. Namun, ketika meningitis ini menyerang seseorang, dampaknya kurang lebih akan sama berisikonya seperti meningitis akibat bakteri. 

Umumnya, penyakit meningitis bisa datang tanpa memberikan gejala-gejala yang signifikan sehingga orang-orang tidak menyadari kondisi tubuhnya. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai gejala penyakit ini menyebabkan orang-orang cenderung menyepelekan reaksi atau gejala yang ditunjukkan oleh tubuh. Hal ini tentu akan memperburuk kondisi tubuh, ditambah lagi tidak adanya penanganan khusus terhadap penyakit mematikan ini. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman mengenai gejala-gejala penyakit meningitis sangat diperlukan. Adapun beberapa gejala yang ditunjukkan oleh tubuh ketika terinfeksi meningitis, yaitu demam tinggi, leher kaku, sakit kepala yang parah, kejang, sering mengantuk, sensitif terhadap cahaya, tidak ada nafsu makan, dan terkadang menimbulkan ruam kulit. Ketika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut secara masif, maka akan lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari self diagnose pada penyakit meningitis. 

Risiko yang ditimbulkan dari penyakit meningitis menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan bagi sebagian besar masyarakat. Mereka cenderung fokus pada akibat-akibat yang ditimbulkan dengan mengesampingkan upaya pencegahan maupun pengobatannya. Padahal, penting untuk melakukan beberapa upaya masif agar mencegah penularan penyakit ini. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi pada anak usia 11 atau 12 tahun, serta melakukan vaksinasi tambahan pada remaja usia 16-18 tahun. Selain itu, penyakit ini juga dapat dicegah dengan gaya hidup bersih dan sehat, contohnya dengan mencuci tangan, makan makanan bergizi, memperbanyak minum air mineral, tidak berbagai barang personal dengan orang lain, dan menjaga jarak dengan pasien meningitis.

Pertanyaan yang paling sering muncul adalah cara penanganan pasien yang sudah terinfeksi penyakit ini. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa penyakit meningitis disebabkan oleh tiga hal, yaitu infeksi bakteri, virus, dan jamur. Oleh karena itu, harus ada penanganan yang berbeda. Pada penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri, penanganan dapat dilakukan dengan mengonsumsi antibiotik atau kortikosteroid secara rutin. Penanganan penyakit meningitis yang disebabkan oleh virus cukup dilakukan dengan mengonsumsi obat golongan antiviral, istirahat cukup, dan memperbanyak konsumsi air mineral. Sedangkan, pada pasien meningitis akibat jamur, pengobatan atau penanganan dilakukan dengan rutin mengonsumsi obat anti jamur dan diiringi dengan gaya hidup sehat.  

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa meningitis merupakan salah satu penyakit mematikan yang menyerang selaput otak. Peradangan pada selaput otak dapat terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Penanganan berbeda harus untuk menangani penyakit meningitis sesuai dengan penyebabnya. Namun, yang tidak kalah penting adalah mencegah penyakit ini dengan melakukan vaksinasi dan gaya hidup sehat. Selain itu, ketika seseorang mulai mengalami gejala-gejala penyakit meningitis secara masif, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dan konsultasi dengan dokter agar mendapat penanganan yang sesuai. ***