Nur Wahyuningtyas Siswanto Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Lambatnya transformasi fe...
Nur Wahyuningtyas Siswanto Semester 2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Lentera24.com - Lambatnya transformasi fenomena dimana banyak perusahaan masih belum memiliki keunggulan teknologi terbaik dalam prosesnya. Meskipun teknologi telah berkembang pesat dan memiliki banyak keunggulan dalam hal efisiensi, akurasi dan data keuangan, perusahaan ini masih enggan atau siap melakukan transformasi akuntansi di era digital.
Di era digital yang semakin berkembang, transformasi digital sangat penting agar bisnis tetap bertahan di pasar yang semakin ketat. Namun dalam transformasi digital di bidang akuntansi, masih banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dan mengalami lambatnya transformasi akuntansi di era tersebut. Hal ini dapat memperngaruhi efisiensi, produktivitas dan daya saing bisnis.
Salah satu tantangan utama transformasi digital adalah biaya dan investasi yang diperlukan untuk mengadopsi teknologi. Biaya pembeli dan penerapan teknologi digital, seperti perangkat lunak akuntansi, perangkat keras dan infrastruktur, dapat menjadi penghalang.
Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan pelatihan karyawan dan pengelolaan data. Hal ini mencegah perusahaan berinvestasi dalam transformasi digital.
Oleh karena itu, perusahaan harus memahami bahwa investasi dalam transformasi akuntansi dapat membawa manfaat jangka panjang untuk bisnis mereka, seperti peningkatan efisiensi produktivitas dan daya saing. Oleh karena itu, bisnis harus mempertimbangkan investasi digital sebagai investasi jangka panhang yang akan membawa keuntungan besar bagi bisnis mereka.
Mengapa transformasi akuntansi di era digital begitu penting untuk bisnis ? Salah satu manfaat utama dari transformasi digital dalam akuntansi adalah peningkatan efisiensi operasional. Teknologi seperti komputasi awan, pembelajaran mesin dan otomatisasi proses robot memungkinkan bisnis untuk mengotomatiskan proses rutin dan manual, sehingga mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan tugas-tugas ini. Misalnya, dengan menggunakan RPA, bisnis dapat memproses penagihan dan pembayaran, sehingga mengurangi kesalahan dan meningkatkan efisiensi. Sehingga bisnis dapat fokus pada tugas-tugas penting dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Transformasi digital di sektor akuntansi meningkatkan kecepatan dan keterlibatan bisnis dalam pengambilan keputusan. Dengan cara menggunakan teknologi seperti analitik data dan pembelajaran mesin, organisasi dapat memproses lebih banyak dengan lebih cepat. Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi seluler, bisnis dapat meningkatkan keterlibatan dengan pelanggan mereka, yang dapat mempercepat dan menyederhanakan proses komunikasi. Penerapan teknologi yang tepat, dapat mengakses data dan informasi secara real time, serta dapat meningkatkan kinerja keuangannya dengan lebih cepat dan mudah.
Transformasi digital telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita, termasuk industri akuntansi. Meskipun banyak kantor akuntan mengklaim telah menyelesaikan transformsi digital, kenyataannya banyak organisasi masih berjuang untuk mengadopsi teknologi baru dan mengintegrasikannya ke dalam operasi mereka. Beberapa faktor yang mendorong lambatnya transformasi akuntansi di era digital.
Pertama, biaya adalah faktor utama penghambat transformasi digital di akuntansi. Untuk mengadopsi teknologi baru, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang signifikan untuk mengembangkan dan memperbarui mereka serta melatih karyawan untuk menggunakan teknologi tersebut. Untuk usaha kecil atau menengah, biaya ini bisa jadi terlalu mahal dan sulit dikelola. Selain itu, beberapa perusahaan mungkin tidak yakin akan keuntungan finansila jangka panjang dari berinvestasi dalam teknologi, sehingga mereka enggan melakukan perubahan.
Kedua, kurangnya keterampilan dan pengetahuan teknologi adalah faktor lain yang memperlambat transformasi dalam industri akuntansi. Banyak profesional akuntansi yang telah menjalankan bisnis selama bertahun-tahun mungkin merasa tidak nyaman dengan teknologi dan tidak tahu cara menggunakannya. Mereka mungkin tidak memiliki pelatihan yang memadai atau tahu ke mana harus meminta bantuan jika mereka mengalami masalah. Oleh karena itu, organisasi harus berinvestasi dalam pelatihan pengembangan karyawan sehingga mereka dapat dengan mudah mengadopsi teknologi baru.
Ketiga, penerapan teknologi baru di bidang akuntansi juga akan terhambat oleh regulasi yang ketat. Industri ini diatur oleh berbagai undang-undang dan peraturan, perusahaan harus memastikan bahwa sistem mereka mematuhi semua persyaratan yang diperlukan. Hal ini dapat memakan waktu dan mahal, dan investasi yang signifikan dalam sumber daya manusia.***