Anastasia Sevilla. M. P. K Mahasiswi Semester 2 Fakultas Keperawatan Jurusan Keperawatan Universitas Airlangga Lentera24.com - Tumbuh kemba...
Jurusan Keperawatan Universitas Airlangga
Lentera24.com - Tumbuh kembang pada masa anak-anak menjadi hal penting dalam kehidupan. Menurut WHO anak yang berada di usia 0-5 tahun anak berada dalam usia emas. Hal ini terjadi akibat peningkatan pesat pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam periode emas ini anak belajar mengenali dunia sekitar dengan cara melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.
Menurut buku SDIDTKI Kemenkes 2016 pada masa tumbuh kembang ini aspek-aspek yang harus diperhatikan, yaitu:
Gerak kasar atau motorik kasar merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan anak dalam melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, contohnya seperti duduk dan berdiri.
Gerak halus atau motorik halus merupakan aspek yang berhubungan dengan anak mampu melakukan Gerakan yang melibatkan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti menulis.
Kemampuan bicara dan bahasa merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya.
Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek mengenai kemampuan kemandirian anak (membereskan mainan setelah selesai digunakan) dan kemampuan anak dalam bersosialisasi serta berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan aspek tersebut penulis hendak menyoroti aspek pada poin ketiga, yaitu kemampuan anak dalam berbicara dan berbahasa karena hal tersebut merupakan salah satu aspek penting dalam tumbuh kembang anak. Tahapan tumbuh kembang anak dalam berbicara dan berbahasa dimulai pada usia 0-3 bulan anak akan mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh, umur 3-6 bulan anak mengeluarkan suara gembira dengan memekik, umur 6-9 bulan anak akan mengeluarkan suara tanpa arti (babbling).
Pada umur 9-12 bulan anak sudah harus bisa menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti. Umur 12-18 bulan memanggil orangtuanya dengan sebutan mama dan papa. Umur 18-24 bulan anak menyebutkan 3-6 kata yang memiliki arti. Umur 24-36 bulan anak dapat berbicara dengan baik menggunakan dua kata. Umur 36-48 bulan anak dapat menyebutkan nama, umur, tempat dan mengerti arti dari beberapa kata. Umur 48-60 bulan anak sudah bisa menyebut kata-kata baru dan dalam berbicara mudah dimengerti. Lalu pada umur 60-72 bulan anak mengerti pembicaraan yang menggunakan tujuh kata atau lebih.
Apabila dalam tahapan tersebut anak mengalami gangguan maka orang tua perlu mewaspadainya, karena bisa saja anak mereka mengalami keterlambatan bicara atau sering disebut dengan speech delay. Anak akan dikatakan mengalami gangguan bicara apabila pada usia kemampuan produksi suara dan berkomunikasi berada di bawah rata-rata. Ciri khas dari anak yang mengalami keterlambatan bicara adalah kecenderungan anak mengucapkan kata-kata secara tepat dan tidak jelas sehingga mengakibatkan sulitnya komunikasi antara anak dan orang lain. Selain itu ciri lainnya yaitu anak cenderung memberi respon non verbal apabila diberi stimulus.
Keterlambatan bicara pada anak memiliki banyak faktor yang memengaruhinya, salah satunya yaitu penggunaan dini gadget pada anak-anak. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa hampir separuh anak usia dini di Indonesia sudah bisa menggunakan handphone dan mengakses internet. Secara total, terdapat 33,44% anak usia dini di Indonesia yang menggunakan handphone. Sementara sebanyak 24,96% anak usia dini sudah dapat mengakses internet.
Mengapa penggunaan Gadget dapat memengaruhi proses perkembangan berbicara anak? Hal ini dapat terjadi karena di saat anak harusnya mengeksplorasi kemampuan psikomotoriknya dalam suatu aktivitas bermain anak justru disibukkan dengan gadget. Terlalu asyik dengan gadgetnya anak juga membuat anak minim berkomunikasi sehingga anak tidak terlatih untuk mengucapkan kata-kata.
Oleh karena itu, penggunaan gadget harus sangat diperhatikan dalam masa tumbuh kembang anak. Batasi screen time anak-anak dalam penggunaan gadget. Jangan sampai anak kecanduan sehingga membuat mereka mengalami speech delay yang akan mengganggu kehidupan mereka terutama dalam bersosialisasi dengan orang lain.
Aktivitas penggunaan gadget dapat diganti dengan mengajak anak beraktivitas dengan sensory play. Terdapat banyak sensory play sederhana dan mudah dibuat di rumah serta aman untuk dimainkan anak-anak. Contohnya bermain dengan agar-agar untuk membantu anak mengeksplorasi indra perabanya. Lalu apabila anak mengalami salah satu ciri dari keterlambatan bicara maka periksakan segera anak anda agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai.***