HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Cegah Rabies Sebelum Menimbulkan Gejala

Dewanti Rizky Cahyani Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta  Lentera24.com - Dewasa ini, publik dige...

Dewanti Rizky Cahyani Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 

Lentera24.com - Dewasa ini, publik digemparkan dengan pemberitaan media yang menyorot masalah rabies. Isu rabies bukanlah hal yang baru bagi masyarakat. Namun, meningkatnya kasus rabies yang terjadi saat ini menyebabkan isu ini kembali hangat untuk diperbincangkan. Hingga April 2023, tercatat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus sudah ditangani dengan vaksinasi anti rabies, dan 11 kasus berakhir pada kematian (Kemenkes, 2023). Angka kasus rabies yang tinggi menunjukkan harus ada perhatian khusus yang diberikan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam menanggapi kondisi yang terjadi saat ini. 

Rabies merupakan salah satu penyakit menular pada hewan akibat infeksi virus rabies yang menyerang susunan saraf pusat. Di Indonesia, 95% kasus rabies bersumber dari gigitan anjing. Selain anjing, hewan-hewan berdarah panas seperti kucing, kera, serigala, dan kelelawar juga dapat menjadi sumber penyebaran virus mematikan ini. Awalnya, virus ini hanya menyerang hewan-hewan berdarah panas. Namun, sejak tahun 1894, virus ini mulai ditemukan di dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui air liur yang masuk dari luka terbuka seperti gigitan. Sebagai salah satu penyakit yang mematikan yang sudah menyebar ke seluruh dunia, masih banyak orang yang menyepelekan risiko dan cara peneluran rabies. Pada hewan, penularan penyakit rabies terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi rabies ke hewan yang sehat dengan masa inkubasi sekitar 3-8 minggu. Sedangkan pada manusia, virus ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Tidak hanya itu, penularan pada manusia tidak hanya melalui gigitan, tetapi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan terinfeksi rabies pada luka terbuka yang ada di tubuh manusia. Pada manusia, masa inkubasi terjadi sekitar 2-18 minggu.

Umumnya, seseorang yang telah terinfeksi virus rabies akan menunjukkan gejala-gejala yang cukup signifikan. Setelah masa inkubasi, orang yang terinfeksi virus rabies akan mengalami gejala flu, demam, otot melemah, kesemutan di sekitar gigitan, sakit kepala, muntah, merasa gelisah, hiperaktif, halusinasi, hingga kesulitan makan dan minum. Meskipun gejala yang ditimbulkan muncul dengan perlahan dan terkesan pasif, kita tidak bisa menyepelekan risiko dari penularan virus mematikan ini. Beberapa minggu atau bahkan hitungan hari dari munculnya gejala ringan akan disusul dengan gangguan neurologis. Ketika gangguan neurologisnya terjadi, maka sangat kecil kemungkinannya bagi orang untuk tetap bertahan hidup. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan bahkan sebelum timbul gejala. 

Ketika seseorang digigit oleh hewan yang berpotensi menularkan rabies, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan luka. Pembersihan luka dapat dilakukan dengan menggunakan sabun antiseptik dan dibilas dengan air mengalir selama 15 menit. Langkah ini berguna untuk menghambat masuknya virus ke dalam tubuh. Setelah dibersihkan, orang yang digigit hewan berpotensi rabies harus segera dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan setempat agar segera mendapatkan vaksin maupun serum anti rabies. Vaksin anti rabies mengandung virus rabies yang sudah dilemahkan sehingga dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi dan membunuh virus rabies.  

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rabies merupakan salah satu penyakit mematikan yang dapat menyerang hewan dan manusia. 

Penularan virus ini dapat terjadi karena gigitan maupun non-gigitan. Hal terpenting dari penyebaran virus ini adalah penularan melalui air liur hewan yang terjangkit virus rabies. Virus ini memerlukan waktu sekitar 2-18 minggu untuk berinkubasi. Gejala yang ditimbulkan oleh virus ini sangat beragam. Ketika seseorang sudah memunculkan gejala rabies, kecil kemungkinan virus ini dapat ditangani. Oleh karena itu, penting adanya pencegahan rabies melalui vaksinasi pada hewan secara rutin dan vaksinasi kepada manusia yang berpotensi tertular virus rabies melalui gigitan hewan. ***