Alvina Rahma Septian Pratama Mahasiswi Semester 2 Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Sebuah bangs...
Lentera24.com - Sebuah bangsa atau negara tentu memiliki sebuah penerus bangsa, seperti di Indonesia yang menjadi penerus bangsa dalam memimpin bangsa dan negara pada masa kelanjutannya adalah generasi muda saat ini. Namun, generasi penerus bangsa yang akan dijadikan pemimpin bangsa tentu harus memiliki jiwa dan rasa nasionalisme yang tinggi. Menurut pendapat dari Iskandar (2022) pada saat ini banyak sekali generasi muda bangsa Indonesia yang kurang memiliki minat dan rasa nasionalisme terhadap bangsanya, hal tersebut disebabkan karena adanya perkembangan masa modern seperti saat ini. Dapat dicontohkan dengan ketika banyak generasi muda yang lebih berminat dengan produk-produk hasil dari negara luar dibandingkan dengan produk lokal yang diciptakan oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, generasi muda saat ini menjadi bersikap gengsi jika memamerkan kekayaan hasil bangsa atau karya lokal dan masih merasa bangga dengan hasil karya negara luar yang digunakan dan menuuru pendapat banyak generasi muda lebih bergengsi dan terkenal. Adanya sikap tersebuut sangat diwajibkan oleh seluruh warga masyarakat Indonesia yang cinta tanah air untuk menanamkan cinta tanah air dan menanamkan rasa nasional terhadap bangsanya.
Iskandar (2022) juga menyebutkan bahwa saat ini generasi muda di Indonesia juga memiliki sikap yang menyimpang dari nilai yang diatur dalam Pancasila. Bukan hanya dapat dilihat dari kebudayaan yang semakin luntur, namun juga dapat dilihat dari segi bersosialisasi dan nilai persatuannya. Saat ini masih banyak terjadi adanya tawuran antar pelajar, pembentukan sebuah kelompok dan moral yang hilang seperti dengan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba). Hal tersebut sangat sulit dihilangkan secara cepat, karena pada dasarnya kebiasaan tersebut sudah ada sejak dulu dan masih belum dapat teratasi sehingga akan memunculkan generasi-generasi yang baru lagi. Sangat diperlukan adanya pengajaran mengenai rasa dan jiwa nasionalisme dengan berdasar pada nilai Pancasila, pada saat ini kegiatan pengajaran tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan masa globalisasi saat ini dengan penggunaan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut dilakukan guna untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi maju dan sejahtera serta menciptakan masyarakat Indonesia yang dapat mencintai tanah air dengan mengacu terhadap kandungan nilai dalam Pancasila.
Penulisan artikel ini menggunakan jenis artikel opini yaitu sebuah artikel yang ditulis dengan berdasarkan kejadian atau peristiwa yang nyata berupa adanya saran, kritik dan pendapat. Metode penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis studi pustaka yaitu sebuah metode yang menggunakan sumber secara nyata menggunakan penelitian yang pernah dilakukan seperti yang ada pada jurnal maupun buku.
Pendidikan Karakter
Dalam mengubah sikap dan moral generasi muda dapat dilakukan melalui pendidikan karakter, dimana pendidikan karakter itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk aktivitas yang dilakukan oleh manusia sebagai masyarakat dimana terdapat adanya sebuah tindakan yang mendidik bagi generasi setelahnya. Pendidikan karakter sendiri memiliki maksud dan tujuan sebagai pembentuk dan penyempurnaan individu secara terus menerus serta membelajari kemampuan individu demi keberlangsungan hidup menjadi lebih baik lagi. Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan menganut pada nilai yang ada dalam Pancasila. Sebagai seorang pendidik yang akan mengajarkan pendidikan karakter tentu harus mengetahui dan memahami isi dan kandungan Pancasila. Namun, dalam mempelajari nilai Pancasila tidak hanya dipelajari dan dipahami saja namun sangat wajib dilakukan adanya penerapan (Ismail, et.al., 2020).
Penguatan Karakter Pancasila sebagai Moral bagi Generasi Muda
Penguatan karakter bagi generasi dapat berdasarkan nilai Pancasila menurut Hariyono (2014) diantaranya adalah:
Sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa” tersebut mengajarkan adanya toleransi setiap umat yang beragama. Sangat tidak heran karena bangsa Indonesia memiliki masyarakat yang memiliki kepercayaan atau agama yang berbeda namun tetap harus bersikap toleransi dan paham satu sama lain.
Sila ke-2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia harus saling memahami dan meghargai satu sama lain.
Sila ke-3 “Persatuan Indonesia” tersebut menjelaskan adanya masyarakat Indonesia diwajibkan memahami arti persatuan seperti cinta tanah air, cinta sesame masyarakat dan keragaman budayanya.
Sila ke-4 “Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat dalam Kebijaksanaan, Permusyawaratan, Perwakilan” tttersebut menjelaskan mengenai setiap masyarakat Indonesia wajib memahami kehidupan demokrasi dan hai Nurani serta taat adanya hukum dan peraturan yang dibuat.
Sila ke-5 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, tersebut menjelaskan adanya perjuangan kehidupan masyarakat saat dulu adalah demi kehidupan saat ini dimana point tersebut diperuntukkan tetap menjaga keadilan dan rasa bersosial tinggi dikalangan masyarakat Indonesia.
Ancaman Degradasi Moral Generasi Muda di Era Globalisasi
Terdapat berbagai macam faktor ancama global penyebab adanya degradasi moral bagi generasi muda menurut Muthohar (2013) diantaranya adalah adanya pandangan pemikiran materialistis tanpa berpikir spiritualis yang dimana mendewakan kesuksesan material dan tidak memperdulikan moral terdapat persaingan tinggi yang banyak menggunakan media online karena sedang majunya teknologi pada masa ini
Sikap masyarakat Indonesia yang cenderung individualisme tanpa memperdulikan lingkungannya
Sebagian besar pendidik tidak dapat mengatasi pola sikap dan perilaku dengan adanya keterbatasan tenaga pendidikan dan keterbatasan waktu yang dimiliki.
Terdapat pengaruh dari lingkungan yang relatif buruk, dengan tanpa adanya kontrol diri dan kontrol sosial yang semakin rendah sehingga dapat menimbulkan sikap dan perilaku generasi muda yang kurang baik.
Dampak degradasi moral terhadap gaya hidup generasi bangsa Indonesia dapat disebabkan karena kurang adanya kepedulian dilingkungan masyarakatnya. Ditambah dengan adanya kemajuan teknologi semakin menjadikan sikap masyarakat Indonesia menjadi individualis. Selain itu, saat ini generasi muda sudah banyak yang luntur sikap nasionalismenya. ***