Rais Al-Athar Antoni Mahasiswa Semester 6, Prodi Teknik Industri Universitas Airlangga Lentera24.com - Kesalahan diagnostik mendasari sekit...
Rais Al-Athar Antoni Mahasiswa Semester 6, Prodi Teknik Industri Universitas Airlangga
Lentera24.com - Kesalahan diagnostik mendasari sekitar 10% kejadian tidak diinginkan yang terjadi dalam praktik rumah sakit. Namun, sangat sedikit penelitian yang mempertimbangkan cara untuk memperbaiki mekanisme diagnosis. Akibatnya, misdiagnosis telah digambarkan sebagai perbatasan berikutnya untuk keselamatan pasien (Neale G, Hogan H, 2011).
Beberapa studi lanjut yang dilakukan oleh Harvard menjelaskan bahwa kejadian kesalahan diagnostik memiliki presentase 14 % dari total kesalahan, melebihi dari kesalahan pengobatan 9% dan prognosis yang jauh lebih buruk (Leape et al., 1991).
Dilansir dari salah satu platform berita nasional “Kompas.com” menjelaskan, adanya kesalahan diagnosis dokter terhadap salah satu keluarga artis sekaligus komedian Indonesia yang bernama Kiky Saputri. Dibeberapa berita lainnya pada platform yang sama, adanya pengeroyokan dokter pada salah satu puskesmas digt Lampung akibat obat yang tak kunjung memberikan dampak yang baik kepada pasien.
Beberapa hal diatas merupakan tunjauan singkat mengenai kesalahan diagnosis atau misdiagnosis terhadap pasien. Salah satu penyebab yang paling umum dari sebuah kesalahan manusia (human error) berupa misdiagnosis pada pelayanan kesehatan adalah sebuah keandalan pada tenaga medis.
Dalam membahas keandalan tenaga medis terhadap pelayanan kesehatan, harus ada indikator yang menjadi jawaban dari sebuah pertanyaan “apakah sebuah pelayanan yang deiberikan sudah cukup berkualitas”.
Ada banyak indikator yang menjelaskan seberapa baik kualitas atau keandalan pelayanan tenaga medis yang diberikan kepada pasien. Menurut World Health Organization (“Quality of Care.,” 2011) indikator suatu pelayanan sudah memiliki keandalan yang bagus dapat ditentukan dari beberapa hal diantaranya:
Pendidikan dan Kompetensi:
Tenaga kerja yang baik dalam healthcare harus memiliki pendidikan yang relevan dan memadai dalam bidangnya.
Keterampilan Klinis dan Teknis:
Tenaga kerja di bidang kesehatan harus memiliki keterampilan klinis yang baik, termasuk kemampuan untuk melakukan prosedur medis, interpretasi hasil tes, pengelolaan peralatan medis, dan penggunaan teknologi medis.
Komunikasi dan Keterampilan Interpersonal:
Tenaga kerja healthcare yang berkualitas harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, baik dalam berinteraksi dengan pasien maupun dengan anggota tim kesehatan lainnya.
Etika Profesional:
Tenaga kerja di bidang kesehatan harus mematuhi kode etik profesional, termasuk prinsip-prinsip seperti menjaga kerahasiaan pasien, integritas, objektivitas, dan tanggung jawab moral.
Keselamatan Pasien:
Tenaga kerja yang baik dalam healthcare harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keselamatan pasien.
Kolaborasi Tim: Kolaborasi dan kerjasama antara anggota tim kesehatan yang berbeda adalah penting untuk memberikan perawatan yang terintegrasi dan berkualitas.
Kualitas Tenaga Medis memiliki nilai korelasi yang tergolong kuat terhadap pelayanan kesehatan (Francisco, 2016). Hal ini membuat kualitas tenaga medis menjadi tolak ukur seberapa baik pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam pelayanan kesehatan (healthcare). Kualitas dan keandalan dalam tenaga medis merupakan hal yang berbanding lurus. Semakin tinggi kualitas dari tenaga medis yang dihasilkan maka semakin tinggi pula kualitas tenaga medis yang ada.
Keandalan tenaga medis juga berpengaruh terhadap keselamatan pasien. Contohnya ketika seorang pasien yang mengalami kesalahan diagnosa, kesalahan diagnosa dapat disebabkan oleh tenaga medis yang kurang mendapat pelatihan atau tenaga medis yang dimiliki rumah sakit belum cukup kompeten. Disisi lain tenaga medis yang ada juga mempengaruhi tingkat kepercayan pasien. Pasien cenderung lebih percaya dan merasa nyaman ketika tenaga medis yang ada andal dan kompeten.
Salah satu alasan terkuat mengapa keandalan tenaga medis menjadi hal yang penting dalam dunia healthcare ialah dikarenakan profitabilitas dan efesiensi biaya rumah sakit. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka dapat menghindari kesalahan yang dapat mengahambat proses pelayanan kesehatan seperti perawatan, pengobatan dan lainnya. Sehingga biaya yang digunakan untuk pengobatan dalam jangka panjang dapat teralokasi dengan baik.
Dalam pencegahan dan penanganannya, hal yang dapat dilakukan rumah sakit dalam meningkatkan kepuasan pasien tersebut diantaranya meningkatkan kehandalan petugas kesehatan dengan cara mengikutsertakan petugas kesehatan dalam pelatihan-pelatihan atau seminar sesuai profesi, memperbaiki cara komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dengan pasien, memenuhi sarana pelayanan yang belum sesuai dengan harapan pasien, terutama tentang kebersihan dan kerapian ruangan rawat inap, petugas kesehatan sebaiknya bekerja dengan perhatian khusus kepada pasien, perhatian, rasa peduli, dan memahami keluhan atau kebutuhan pasien (Juwita et al., 2017).
Jadi di bidang kesehatan ini, kesalahan diagnostik adalah masalah besar yang dapat membahayakan keselamatan pasien. Dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien, misdiagnosis merupakan salah satu batasan utama. Pendidikan dan kompetensi, keterampilan klinis dan teknis, keterampilan komunikasi dan interpersonal, etika professional, keselamatan pasien, dan kolaborasi tim adalah indikator kualitas tenaga medis yang baik di bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan secara keseluruhan sangat bergantung pada kualitas tenaga medis. Pelayanan pasien lebih baik diberikan oleh tenaga medis yang lebih berkualitas. Dalam industri perawatan kesehatan, keandalan tenaga medis sangat penting karena berdampak pada keselamatan pasien, tingkat kepercayaan pasien, dan efisiensi biaya rumah sakit. Untuk meningkatkan keandalan tenaga medis, mereka dapat memenuhi harapan pasien, berkomunikasi lebih baik dengan pasien, dan mendapatkan pelatihan dan pengembangan kompetensi. ***