HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kebijakan Berangkat Sekolah Jam 5 Pagi, Efektifkah?

Khayla Azka Kurnia Sawitri Mahasiswi Semester 2 Fakultas Kedokteran Gigi Jurusan kedokteran Gigi Universitas Airlangga Lentera24.com - Pend...

Khayla Azka Kurnia Sawitri Mahasiswi Semester 2 Fakultas Kedokteran Gigi Jurusan kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Lentera24.com - Pendidikan merupakan salah satu indikator penting bagi kemajuan sebuah negara. Hal ini mendorong pemerintah seringkali memperbarui kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu kebijakan terbaru yang tengah ramai diperbincangkan adalah kebijakan berangkat sekolah jam 5 pagi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kebijakan ini dirancang untuk mengakomodasi kondisi geografis dan infrastruktur transportasi di wilayah tersebut.  

Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu wilayah yang terdiri atas pulau-pulau kecil, jarak tempuh antara rumah dan sekolah sangat jauh, dan infrastruktur transportasi belum sepenuhnya ada. Kebijakan berangkat lebih awal mendorong siswa dapat tiba di sekolah pada waktu yang tepat. Selain itu, dengan berangkat lebih awal, siswa juga dapat menghindari kemacetan di jalan yang dapat menyebabkan keterlambatan. Namun, kebijakan ini juga memiliki beberapa dampak negatif, seperti terganggunya jam tidur siswa karena harus bangun lebih awal untuk berangkat ke sekolah. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja belajar siswa di sekolah. Selain itu, kebijakan ini juga bisa membahayakan keselamatan siswa karena pada jam 5 pagi masih gelap dan jalan belum sepenuhnya terang. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan kebijakan ini, perlu dipertimbangkan antara kebutuhan transportasi siswa dan tingkat safety, serta kesehatan fisik dan psikologis.  

Pemerintah daerah dapat mencari solusi alternatif seperti menyiapkan transportasi khusus untuk siswa, memperbaiki infrastruktur transportasi, atau memindahkan jam pelajaran ke waktu yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Kebijakan berangkat sekolah jam 5 pagi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial dan emosional siswa. Beberapa hal yang mungkin terjadi antara lain: 
  
Kondisi Fisik yang Kurang Baik 

Jam berangkat sekolah yang sangat pagi dapat membuat siswa kurang tidur dan kelelahan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik siswa dan membuat mereka sulit berkonsentrasi di sekolah. Jika kondisi fisik siswa terusmenerus tidak optimal, maka dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka. 

Kurangnya Waktu Untuk Berinteraksi Dengan Orang Tua dan Keluarga 

Siswa yang harus berangkat sekolah pada jam yang sangat pagi akan kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan orang tua dan keluarga. Interaksi dengan orang tua dan keluarga dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional siswa, karena memberikan dukungan emosional dan membantu mereka belajar keterampilan sosial. 

Kurangnya Waktu Untuk Bermain dan Bersosialisasi Dengan Teman Sebaya 

Kebijakan ini dapat mempengaruhi waktu yang tersedia bagi siswa untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya mereka. Kurangnya waktu untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional siswa, karena interaksi dengan teman sebaya penting untuk membangun keterampilan sosial dan emosi. 

Stres Akademik Yang Lebih Besar 

Ketika siswa kelelahan dan kurang tidur karena harus berangkat sekolah pada jam yang sangat pagi, mereka mungkin lebih cenderung mengalami stres akademik. Stres akademik dapat mempengaruhi perkembangan emosional siswa dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dengan efektif. 

Maka dari itu, pemerintah daerah harus melakukan analisis yang cermat untuk mempertimbangkan dampak kebijakan berangkat sekolah jam 5 pagi di Nusa Tenggara Timur (NTT) terhadap perkembangan sosial dan emosional siswa. Kebijakan harus ditinjau kembali dampak positif dan negatif yang ditimbulkan. ***