HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Implementasi dan Tantangan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Industri Kimia

Desy Adelya Semester 2 Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Lentera24.com - Artificial Intelligence (AI) atau y...

Desy Adelya Semester 2 Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga


Lentera24.com - Artificial Intelligence (AI) atau yang umumnya dikenal sebagai kecerdasan buatan merupakan alat penggerak yang lahir dari revolusi industri 4.0. AI mampu memberikan suatu kemudahan bagi berbagai sektor, terutama sektor industri, pemerintah, dan masyarakat secara luas. Berbagai kemudahan tersebut menjadikan AI dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang. Internet of Things (IoT) dan big data merupakan salah satu contoh pengimplementasian dari AI ini. 

Pada dasarnya, AI dan IoT memiliki hubungan yang sapat saling melengkapi. Sebagai teknologi yang telah banyak diadopsi di era industri 4.0, AI memiliki kemampuan untuk menghubungkan dan mengotomatisasi berbagai macam perangkat tanpa harus ada manusia secara fisik di lokasi. Selain itu, AI juga dapat membantu mesin-mesin yang bertugas dalam menginterpretasi suatu kondisi atau kejadian. 

Salah satu bentuk kemudahan yang diberikan AI yaitu adanya penggunaan AI di industri kimia, di mana penerapannya merupakan suatu urgensi, mengingat sektor kimia dan farmasi menjadi salah satu bidang yang terdepan dalam pemanfaatan teknologi. 

Di Indonesia sendiri, industri kimia termasuk ke dalam salah satu sektor ekonomi terbesar. Hal ini dikarenakan proses pembuatan sebagian besar produk manufaktur membutuhkan bahan kimia, sehingga sektor ini memiliki kontribusi yang besar terhadap output ekonomi negara dan dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi banyak pekerja. Maka dari itu, industri ini harus terus dikembangkan dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi AI. 

Di dalam sektor industri kimia, AI tidak hanya berperan dalam proses riset dan pengembangan suatu produk saja, tetapi juga menjawab tantangan sebagai pemegang peran dalam bidang produksi, pemasaran, hingga distribusi. Pemanfaatan AI ini jelas akan sangat membantu pelaku usah industri kimia, terutama dalam mengoperasi dan menjalankan usahanya, sehingga dapat lebih efektif, efisien, dan mampu menjadikan suatu peluang bisnis dalam menghadapi era disrupsi. Faktanya, dalam hal pemanfaatan teknologi, industri kimia merupakan sektor yang terdepan dalam pengimplementasiannya. Hal ini dikarenakan sektor industri kimia memiliki sifat kompetitif, sehingga menuntut untuk harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang sangat dinamis. 

Bahan-bahan kimia maupun produk hasil dari sektor yang berkaitan juga menjadi salah satu faktor mengapa sektor industri kimia sangat bergantung pada riset dan pengembangan produk. Maka dari itu, peran AI sangat dibutuhkan dalam menjawab berbagai tantangan di lingkungan industri manufaktur kimia. 

Salah satu contoh penerapan AI dalam industri di bidang kimia adalah untuk memprediksi product grade. Istilah product grade ini digunakan untuk menggambarkan kualitas atau tingkatan suatu produk berdasarkan spesifikasi tertentu. Proses pemeriksaan kualitas suatu produk dilakukan secara manual oleh anggota staf dengan cara membandingkan data-data produksi yang tersedia. Hal ini dinilai tidak efektif dan efisien, karena terdapat kemungkinan adanya kesalahan yang terjadi ketika proses pengecekan. Oleh karena itu, AI hadir untuk mengatasi hal tersebut. 

Dengan menggunakan algoritme deep learning, AI dapat menganalisis berbagai data input dan faktor produksi yang sedang berjalan, sehingga masalah yang terjadi dapat segera ditemukan lebih awal. Deep learning sebagai salah satu jenis dari machine learning menggunakan model komputasi yang terinspirasi dari struktur saraf otak. Bahkan, saat ini deep learning telah banyak diadopsi oleh banyak perusahaan besar di berbagai bidang, salah satunya di bidang industri kimia. Beberapa fungsi lain dari AI di bidnag industri yakni untuk mengoptimalkan hasil produksi di bidang farmasi atai kimia, implementasi predictive maintenance, membuat prediksi yang lebih akurat, serta meningkatkan health & safety complience.

Saat ini, tak sedikit perusahaan mulai memikirkan bagaimana mereka mencari cara dalam mengadopsi AI sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, maupun inovasi dalam proses bisnisnya. Penggabungan AI dapat dimulai dari proses akuisisi data dan desain struktur, sehingga nantinya perusahaan industri manufaktur dapat dengan mudah menentukan metode atau algoritma yang tepat dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang bersifat kompleks sekalipun di dalam proses produksi. Namun, AI ternyata masih terlalu kompleks untuk diterapkan. Hal ini disebabkan mekanisme algoritma yang dititikberatkan pada aspek engineering maupun science, yang mana kedua aspek tersebut harus dikuasai.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya peran dari berbagai pihak, seperti pemerintah dan swasta dalam merealisasikan maupun mengelaborasikan Industri 4.0, sehingga nantinya, AI dapat menjadi perantara dalam mendorong Indonesia menjadi negara yang memiliki daya saing dengan negara maju lainnya. Selain itu, dengan adanya AI ini diharapkan Indonesia memiliki keunggulan yang dapat dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.***