HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Strategi Pengelolaan Keuangan UMKM Di Era Saat Ini

Rivaldo  Roysen I Mahasiswa Semester 6 Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Lentera24.com - Perencanaan ke...

Rivaldo
 Roysen I Mahasiswa Semester 6
Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Lentera24.com - Perencanaan keuangan untuk pelaku usaha adalah hal yang penting, bagaimana dalam menjalankan usaha diperlukan adanya menjalankan fungsi ppperusahaan yang baik. Dalam sebuah perusahaan, manajemen merupakan komponen penting yang harus dimiliki perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai, salah satunya yaitu manajemen keuangan dalam perusahaan. Para pelaku usaha, dalam hal ini fokusnya pada umkm, dimana saat ini memiliki tantangan baru, tantangan baru ini muncul tentunya setelah adanya pandemi. 

Dengan adanya pandemi banyak sekali usaha bahkan pelaku usaha “mengikat kepala” memutar cara dan terus bertahan bagaimanapun supaya bisnisnya bisa tetap ada, karna tidak sedikit umkm bahkan usaha – usaha. Berbagai macam inovasi dan kreasi terus ditingkatkan supaya tetap bisa eksis dalam keadaan sesulit apapun. Berbagai analisa dan juga perencanaan strategis tentunya harus dibuat sedemikian rupa dan juga tidak lupa harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. 

Sebagai pelaku usaha tentunya dalam menjalankan fungsi pokok perusahaan yang salah satunya adalah keuangan, harus mampu melaksanakannya dengan baik. Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, saat ini pelaku UMKM di Tanah Air mencapai angka 60 juta. Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi dan potensi sumber daya manusia yang semakin berkembang.

Apa Itu UMKM ?
Sebelum kita membahas lebih lanjut ada baiknya kita membahas apa itu UMKM dan klasifikasinya.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah, UMKM bisa dibedakan berdasarkan jumlah aset dan total omzet penjualannya. Untuk lebih memahaminya lebih lanjut, bisa lihat penjelasannya di bawah ini:

Kategori Usaha Mikro
Klasifikasi ini merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan dan/atau badan usaha perorangan, dengan karyawan kurang dari 4 orang, aset hingga Rp50 juta, dan omzet penjualan tahunan mencapai Rp300 juta.

Kategori Usaha Kecil
Ciri-ciri UMKM yang termasuk kategori usaha kecil adalah memiliki karyawan berkisar 5-19 orang, kekayaan bersih kisaran Rp50 juta-Rp500 juta, dan omzet per tahun berkisar Rp300 juta-Rp2,5 miliar.

Kategori Usaha Menengah
Cakupan UMKM usaha menengah semakin lebih besar, dengan karyawan berjumlah antara 20-99 orang, aset antara Rp500 juta-Rp10 miliar, dan omzet penjualan antara Rp2,5-50 miliar.

Kategori Usaha Besar
Usaha ekonomi produktif ini memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang dengan aset lebih dari Rp10 miliar dan omzet tahunan lebih dari Rp50 miliar.
Lalu Bagaimana Cara Pengelolaan Keuangan UMKM Di Era saat ini agar lebih Efisien?

Kesuksesan sebuah usaha atau bisnis sangat ditentukan oleh cara Anda mengelolanya. Jika dikelola dengan baik, bisnis berjalan dengan lancar. Sebaliknya, bisnis akan kacau jika pengelolaannya buruk. Sebelum Anda terjun langsung, ada baiknya jika Anda memperkuat pemahaman akan teori berbisnis, terutama tentang cara mengelola keuangan.

Mengedukasi Diri Sendiri
Edukasi diri menjadi hal pertama yang Anda lakukan ketika mengelola keuangan usaha. Cara untuk mengedukasi diri bisa dengan mempelajari cara membaca laporan keuangan. Untuk Anda yang belum tau, pada dasarnya laporan keuangan memiliki 4 bagian, yaitu:
Laporan arus kas
Laporan penghasilan
Laporan neraca
Laporan modal

Dengan mempelajari membaca laporan keuangan setidaknya Anda bisa menyimpulkan langkah yang akan diambil untuk perkembangan usaha Anda.

Melakukan Perencanaan
Perencanaan secara umum atau general perlu dilakukan sebelum Anda memulai sebuah usaha. Siapkan gambaran besar dan langkah awal yang akan Anda lakukan dalam merintis UMKM. Setelah rencana besar dibuat, bagilah ke dalam beberapa bagian. Misalnya rencana harian, mingguan dan bulanan. Dengan cara ini, perkembangan usaha menjadi lebih terstruktur. Anda juga harus detail dalam membuat perencanaan. Mulai dari hal-hal apa saja yang akan dilakukan, kebutuhan yang diperlukan, serta modal yang harus disiapkan.

Membuat Buku Catatan Keuangan
Keuangan dalam bisnis harus selalu dicatat. Tujuannya yaitu mengawasi segala transaksi yang keluar dan masuk. 

Pencatatan juga mengurangi risiko adanya pengeluaran yang tidak wajar. Sekecil apa pun skala dari sebuah usaha yang Anda jalankan, setidaknya sediakan sebuah buku kas. Buku kas ini digunakan untuk mencatat uang yang keluar dan masuk yang disertai dengan bukti. Catatan keuangan tak hanya terbatas pada kas masuk dan keluar. Utang dan piutang pun tak boleh Anda abaikan. Sebab hal ini menyangkut aset atau harta perusahaan yang Anda rintis. Catatan di dalam buku catatan keuangan harus dibuat secara rinci dan teratur supaya lebih mudah dibaca dan dipahami. Urutkan berdasarkan tanggal dan waktu transaksi. Buku catatan keuangan dapat dibuat dengan cara manual. Namun sistem ini dinilai kurang efektif. Selain itu, kemungkinan adanya kesalahan perhitungan pun lebih besar jika pencatatan dilakukan secara manual.

Buat Anggaran Secara Rutin
Tidak hanya mencatat keuangan, membuat anggaran atau budgeting juga penting dalam sebuah bisnis. Budgeting bertujuan untuk membatasi pengeluaran agar tidak membengkak. Sebaiknya, Anda membuat anggaran secara teratur misalnya setiap bulan atau setiap minggu. Pisahkan pengeluaran berdasarkan kelompoknya. Pastikan seluruh kebutuhan dalam bisnis dapat dipenuhi. Membuat anggaran secara teratur juga dapat meningkatkan efisiensi dalam sebuah usaha. Hal ini akan memberikan dampak baik dalam jangka panjang. Dalam menentukan anggaran, sebaiknya Anda juga mempertimbangkan catatan pada buku kas. Jadi, Anda bisa mengetahui anggaran mana yang harus ditambah atau dikurangi. Sebab pembuatan anggaran ini tidak bisa terpisah antara satu periode dengan periode berikutnya atau sebelumnya. Semuanya harus berkesinambungan agar usaha dapat berjalan dengan lancar.

Mengawasi Arus Kas Keuangan
Tips mengelola keuangan usaha kecil yang selanjutnya yaitu selalu mengawasi arus kas keuangan. Tujuan pengawasan ini yaitu mencegah adanya kebocoran kas. Memang tidak mudah untuk memantau arus kas karena diperlukan ketelitian yang tinggi. Diperlukan dasar ilmu akuntansi juga agar Anda bisa memahami kas keuangan yang baik.

Putar Arus Kas Lebih Cepat
Pengelolaan keuangan usaha yang baik juga tercermin bagaimana Anda mengelola utang piutang dengan baik. Putar arus kas Anda, banyak pengusaha yang kesulitan memutar arus kas mereka, kenapa pengelolaan utang piutang berhubungan dengan perputaran arus kas? Putaran arus kas akan melambat juga jika termin penjualan kredit lebih lama dibandingkan dengan pembelian kredit. Oleh karena itu menyeimbangkan keduanya sangat diperlukan.

Menggunakan Laba Untuk Mengembangkan Usaha
Sebuah usaha dikatakan berhasil apabila Anda mendapatkan laba yang besar. Alih-alih hanya membelanjakannya untuk keperluan pribadi, sebaiknya Anda sisihkan laba tersebut untuk mengembangkan bisnis. Dari setiap keuntungan yang didapat selama satu bulan, sisihkan minimal 10% untuk ditambahkan ke modal usaha. 
Dengan cara ini, bisnis yang Anda rintis dapat terus berkembang. Misalnya Anda memiliki usaha toko kelontong. Dalam setiap bulan, sisihkan keuntungan untuk membeli barang-barang yang lebih banyak dan beragam.

Pisahkan Uang Pribadi Dan Uang Usaha
Sekecil apa pun bisnis yang Anda jalankan, sebaiknya pisahkan uang yang dipakai untuk usaha dengan uang pribadi. Tujuan dari pemisahan ini untuk menghindari modal bisnis terpakai untuk keperluan pribadi. Hal terburuk ketika Anda tetap menggabungkan antara uang usaha dengan uang pribadi yaitu modal habis tanpa terasa. Keadaan ini akan membuat usaha Anda terpaksa gulung tikar. Gunakan tempat yang berbeda antara uang pribadi dan kas usaha. Anda bisa memisahkannya di dua dompet berbeda. Sebaiknya Anda juga membuat rekening yang terpisah khusus untuk bisnis. Anda juga harus berkomitmen untuk tidak menggunakan kas usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan pribadi.

Siapkan Dana Darurat
Kita tidak akan pernah tahu bagaimana nasib bisnis kita di masa depan. Hal-hal terburuk bisa saja terjadi. Contohnya bencana alam atau pendapatan terus menurun karena munculnya pesaing. Hal-hal seperti ini dapat membuat bisnis Anda dalam posisi yang tidak aman. Anda perlu menyiapkan dana cadangan atau darurat untuk mengantisipasi masa-masa sulit. Dana darurat ini sebaiknya disiapkan sejak awal sebelum Anda memulai usaha. Anda juga harus menggunakan dana ini dengan bijak. Jangan menggunakannya di situasi yang masih dapat dikendalikan. Jika Anda mengalami kerugian, barulah dana ini dapat digunakan.bSedangkan di keadaan normal dan stabil, Anda bisa menganggap bahwa dana darurat ini merupakan keuntungan yang Anda dapatkan dari bisnis.

Awasi Harta, Utang, Dan Modal
Setiap harta, utang piutang, dan modal harus dicatat dengan terstruktur. Sebab semua itu dapat memengaruhi keberlangsungan bisnis yang Anda jalankan. Piutang merupakan harta perusahaan dan Anda wajib mencatatnya dengan baik. Jika tidak, Anda mungkin dapat kehilangan harta perusahaan tanpa disadari. Utang yang Anda miliki kepada mitra juga harus dicatat meskipun pemberi utang juga memiliki catatan sendiri. Hal ini mencegah terjadinya pembayaran ganda atau klaim secara sepihak oleh pihak pemberi utang. Seluruh barang yang dimiliki oleh perusahaan juga harus dicatat dalam buku catatan inventaris. Lakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan barang tersebut tidak hilang.
Menggunakan Tenaga Profesional
Cara ini bisa jadi opsi untuk Anda yang tidak mampu menghandle pengelolaan keuangan usaha. Anda bisa hire tenaga profesional untuk mengelola keuangan usaha Anda. Usahakan yang memiliki pengalaman dalam bidang ini, karena pengelolaan keuangan yang baik akan berdampak pada keputusan yang diambil dalam pengembangan usaha.

Memisahkan Akunting dan Kasir
Memberikan jobdesk kasir yang merangkap jadi akunting merupakan kesalahan besar. Kasir yang merangkap jabatan sebagai akunting besar kemungkinan bisa memanipulasi laporan keuangan. Tentunya hal tersebut akan mempengaruhi kondisi keuangan usaha Anda. Oleh karena itu hire akunting dan kasir secara terpisah.
Memperhatikan Kontrak Pihak Ketiga
Partner dalam mengelola usaha juga sangat penting. Banyak orang yang menjadikan orang terdekat sebagai partner bisnis. Hal ini sangat rawan pada kelangsungan bisnis Anda, usahakan sebelum bekerja sama, perhatikan kontrak Anda, usahakan ada hitam di atas putih. Jadi apabila sewaktu-waktu terjadi penyelewengan kewajiban kontrak tersebut bisa jadi bukti untuk Anda.

Mencatat dan mengawasi seluruh harta, utang, piutang, dan modal harus dilakukan secara berkala demi kelancaran berbisnis. Tekad yang bulat saja tak cukup untuk mencapai kesuksesan dalam sebuah usaha. Sebuah bisnis akan berhasil jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Anda juga harus berusaha untuk membangun bisnis yang baik dengan mempraktikkan tips mengelola keuangan usaha kecil di atas. ***